Cium pipi

2.7K 334 45
                                    

Hai guys!

********

Melihat Andin yang menatapnya datar membuat Al mau tak mau harus menuruti kemauan dari kakaknya yang sedang ngidam itu.

"Naik motor aja ya," ucap Al pada Andin. Mereka sedang berjalan keluar dari rumah Al.

Andin mengerutkan keningnya, "Kenapa ga naik mobil?"

"Biar cepet," tutur Al kemudian mengandeng tangan Andin.

Al memasangkan helm ke kepala Andin dengan hati-hati.

Andin terseyum lebar melihat Al yang tengah memasangkan helm dikepalanya, ah sungguh manis sekali pacarnya ini, pikir Andin.

"Gemes banget sih," ucap Al gemas seraya mencubit pipi tembem Andin.

"Ahh ah sakittt," Andin meringgis kesakitan.

Al menampakan deretan gigi putihnya, kemudian tangannya terulur mengusap lembut pipi Andin, "Hehe, maaf ya."

"Ini digigit boleh ga sih?" tanya Al dengan watadosnya.

Mata Andin mendelik tajam menatap Al.

"Gigit, gigit, dikira makanan apa," sungut Andin kesal.

Al terkekeh pelan, "Tadi yang saya cubit sini ya?" tangan Al memegang pipi kanan Andin.

Andin mengangguk dengan memanyunkan bibirnya.

"Sakit?" tanya Al.

"Iya lah, aku lagi sariawan ta-," ucapan Andin seketika terpotong saat tiba-tiba Al mencium pipi kanannya dengan gerakan cepat.

Cup!

"Biar sakitnya ilang," ucap Al cepat.

Entah mendapat dorongan dari mana Al dengan berani mencium pipi kanan Andin tanpa permisi.

SIALAN!

JANTUNG GUE!!

Ciuman singkat Al membuat Andin terdiam ditempatnya, jantungnya berdegup kencang tak karuan, pipinya juga memanas akibat ulah Al yang mencium pipinya tiba-tiba. Dan dapat dipastikan pipinya sudah memerah seperti kepiting rebus sekarang.

Keadaan Andin berbanding terbalik dengan Al, si tersangka yang sudah berhasil membuat Andin membeku ditempatnya itu terlihat sedang senyam-senyum sendiri tidak jelas.

Al menyengir, "Maaf," cicitnya pelan.

"Heh ngapain masih disitu?!" teriak Elra yang sedang berdiri di balkon lantai dua rumah Al.

Dengan cepat Al dan Andin menoleh kearah sumber suara itu, mereka membelalakan matanya terkejut ketika mendapati sosok Elra yang entah sejak kapan berdiri disana.

KAK ELRA.

MAMPUS!- batin Al.

Andin menggigit bibir dalamnya, harapannya kali ini tak lain adalah semoga kak Elra tidak melihat adegan ciuman tadi, begitupun dengan Al, ia mempunyai harapan yang sama dengan Andin.

"Sejak kapan disitu?" tanya Al teriak.

"Baru aja," jawab Elra malas.

Al menghembuskan nafasnya lega, semoga kakaknya itu tidak berbohong.

Al memakai helmnya, kemudian menaiki motoronya, "Ayo, naik," ucapnya seraya mengulurkan tangan kirinya.

Tangan Andin menerima uluran itu, kemudian naik ke atas motor Al.

"Kak, gue jalan dulu," teriak Al lalu melajukan motornya meninggalkan pelataran rumahnya.

****

MYSWEET LECTURER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang