Tolong!

2.8K 293 21
                                        

Hay guys jumpa lagi ni sama aku 😭

Aku dah up nih❤

Happy reading All
.
.
.
.
.
Hari ini jam terakhir di kelas Andin diisi oleh Aldebaran. Andin terlihat tidak semangat mengikuti pelajaran sejak pagi tadi, moodnya naik turun mungkin efek dari tamu bulanan.

"Eh Ndin, tumben lo diem aja?" tanya Rendra.

"Iya Ndin, ga kaya biasanya lo, biasanya ngoceh mulu kayak burung," timpal Farhan.

"Ouh gue tau, biasanya tuh kalo cewek tiba-tiba berubah jadi pendiem itu tandanya dia lagi patah hati bro," ucap Gery sok tau.

"Bisa juga sih, tapi Andin patah hati sama siapa, cowok aja dia ga punya, iya kan? " balas Rendra.

Andin yang kesal karena mendengar percakapan unfaedah dari temannya itu pun langsung menyambar mereka,
"Bisa diem ga lu pada, bawel banget," ucap Andin dengan mata melotot.

"Astaga Andin, lo udah berubah jadi singa betina ternyata," ucap Gery ketakutan.

"Bacot lo," jawab Andin kesal.

"Yaelah sensi amat sih Ndin, cuma bercanda juga,"

"Satu kali lagi kalian ngomong, gue gampar tuh mulut pake sendal," ancam Andin.

Gery dan teman-temannya langsung terdiam, takut kalau Andin benar-benar mengampar mulut mereka dengan sendal.

"Maap ya temen-temen, Andin lagi PMS, kalian pasti tau sendiri kan cewek kalo lagi PMS gimana," jelas Ira kepada teman cowoknya tersebut.

Gerry, Farhan, dan Rendra mengangguk paham.

"Santuylah, kita paham banget kok Ir," jawab Rendra sambil tersenyum.

🐣🐣🐣

"Baik Saya cukupkan pertemuan kita pada hari ini, terimakasih, selamat siang semua," ucap Al mengakhiri pembelajarannya.

"Siang Pak," jawab mahasiswanya berbarengan.

"Huh akhirnya selesai juga," ucap Andin sambil merengangkan otot tubuhnya karena pegal.

Semua mahasiswa berkemas untuk pulang. Satu per satu mereka keluar dari kelas. Tinggalah Andin dan Ira, juga Aldebaran.

"Yok Ndin pulang," ajak Ira pada Andin.

Andin sangat malas beranjak dari tempat duduknya, dia benar-benar sudah mager tingkat dewa.

"Andin ayok berdiri," Ira menggeret lengan Andin.

"Iya iya, gue berdiri nih," jawab Andin, lalu berdiri.

Saat Andin dan Ira akan keluar kelas, tiba-tiba Al memanggil Andin.

"Andin!"

Ya Allah,,, ngapain tuh dosen manggil gue sih, perasaan gue gaada buat masalah tadi

Bodo deh

Andin pura-pura tidak mendengar Al, ia memilih untuk tetap berjalan keluar kelas.

"Ndin dipanggil tuh sama Pak Al," Ira memberitahu Andin.

"Ga denger gue," jawab Andin.

"Tapi Ndi--,"

"Apa? Katanya tadi mau pulang, ayok," ajak Andin dengan mengandeng tangan Ira.

"Andini Deira Alatas, bisa denger saya?" panggil Al dengan suara cukup keras.

"Ehh Ndin kayaknya bokap gue udah nungguin gue deh di depan, gue duluan ya," Ira berlari pergi meninggalkan Andin sendirian.

Dasar temen laknat, tega banget ninggalin gue disituasi kek gini

Bentar, sejak kapan coba bokapnya jemput dia. Ishh awas aja ya Ir, gue ga akan kasih ampun lo

"Ehem," Al memberikan kode kepada Andin.

Andin membalikkan badannya dan berjalan mendekati Aldebaran.
"Ada apa Bapak Aldebaran Baihaqi Elzaki yang terhormat?" tanya Andin disertai senyuman manisnya.

Aldebaran tersenyum melihat tingkah Andin tersebut.

"Tolong bantu saya bawa buku ini ke perpus," pinta Al sambil memberikan setumpuk buku paket kepadanya, dengan spontan Andin langsung menerima buku tersebut.

Ya Allah berat banget nih buku

"Ini serius saya yang bawa semua Pak?" tanya Andin pada Al.

"Iya,"

"Ga saya ga mau, masa cuma saya yang bawa bukunya, ini berat tau Pak, kalo saya jadi pendek gimana, Bapak ga kasian apa sama saya?" protes Andin sambil meletakan buku yang ada di tangannya diatas meja Al.

"Perasaan kamu udah pendek Ndin," jawab Al sambil melipat kedua tangannya di dadanya.

"Ish Bapak body shaming itu namanya," Andin tak terima dengan ucapan Al.

"Lagi pula ga masalah kalo saya pendek, yang penting kan nyaman kalo dipeluk," ucap Andin dengan tersenyum bangga.

Al mendekatkan dirinya pada Andin,

"Bapak mau ngapain, gausah macem-macem ya Pak!" ucap Andin sedikit takut.

Aldebaran sedikit membungkukan tubuhnya agar kepalanya sejajar dengan kepala Andin. Al menatap lekat Andin.

Sekarang Adebaran berhasil membuat jantung Andin serasa akan lepas dari tempatnya. Tubuhnya lemas, sehingga tak ada tenaga lagi untuk berlari ataupun berjalan mundur.

Wajah mereka semakin dekat, sehingga kulit wajah Andin bisa merasakan deru nafas dari Aldebaran .

Plis jangan dicium

Andin memejamkan matanya, Al tersenyum melihat reaksi Andin, lalu........
.
.
.
.
.
Tbc

Hai sobatku jangan lupa vote dan komen ya😚
Kalau ada kritik dan saran dari temen temen silahkan bisa langsung sampaiin ke aku.
Mohon maaf ya kalau ceritanya gak seru, maklum lah aku kan cuma penulis jadi-jadian😬👻
Stay healthy temen temen❤

Salam sayang dari aku😚

MYSWEET LECTURER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang