Makan malam

2.2K 381 57
                                    

SESUAI JANJI YA GUYSS!

GA NYANGKA BAKAL SECEPET INI TEMBUSNYA, HUHU SENENG BANGET.

UDAH SIAP BACA?

OKE, JANGAN SKIP!



40|Makan malam

Tok tok

"Andin."

Andin yang sedang terduduk lemas di kasur menatap pintu yang diketuk oleh mamanya itu.

Lagi, air matanya kembali menetes saat mengingat salah satu wajah orang yang duduk di kursi makan tadi. Terlihat raut kecewa masih melekat di wajah lelaki yang sudah berhasil mengisi kekosongan hatinya selama ini.

"Iya ma."

"Ganti baju, ada calon mertua kamu itu," ucap Maya diluar sana. Andin tersenyum kecut, Calon mertua? Mantan kali.

"Iya ma, 10 menit lagi Andin turun."

"Oke mama tunggu dibawah."

Andin menghela nafasnya, baru ingat kalau mamanya itu pernah bilang akan mengundang keluarga Hartawan untuk makan malam disini, dan kenapa makan malamnya diadakan diwaktu yang sangat tidak pas? Yaitu saat dirinya dan Al baru saja putus beberapa jam yang lalu.

Berjalan menuju kamar mandi Andin menganti pakaiannya, setelah selesai ia sedikit mengoleskan make up tipis agar wajahnya tidak terlihat begitu menyedihkan.

Tak lupa ia juga menyiapkan senyuman terbaiknya, tentu saja hanya senyum pura-pura.

Dirasa sudah siap, Andin turun menuju ruang makan dan langsung disambut dengan pelukan hangat dari tante Rossa.

"Maaf tante, tadi Andin baru bangun tidur," ucap Andin malu.

"Iya gapapa, santai aja," ucap Rossa.

"Malam, om," Andin menyapa kemudian mencium tangan Hartawan.

"Malam Ndin, lagi sakit?" tanya Hartawan seraya mengamati wajah Andin.

Andin mengigit bibir dalamnya, otaknya berpikir menyiapkan jawaban yang tepat, "Sedikit pusing om."

Andin tidak bohong, karena dirinya memang sedikit pusing. Mungkin efek dari menangis.

Hartawan mengangguk seraya tersenyum.

Sekarang tinggal dua orang yang belum ia sapa, yaitu mantan pacarnya dan juga Adnan. Oke, ia memilih untuk menyapa Adnan terlebih dahulu.

"Malam Nan," sapa Andin.

"Malam mba, btw baju tidur lo bagus," ucap Adnan menggoda Andin.

"Ish Nan, diem deh," ucap Andin malu.

Melihat wajah Andin yang sedikit memerah karena malu membuat Adnan dan yang lain kecuali Al tertawa.

"Sini duduk mba, deketan sama mas pacar," goda Adnan lagi.

Andin tersenyum tipis sambil melirik semuanya. Sial, kursinya sudah penuh.

Dengan terpaksa Andin duduk di kursi itu, dimana sekarang posisinya berada ditengah-tengah kakak beradik itu.

"Malam mas," sapa Andin pada Al, ia berusaha menampilkan senyum terbaiknya.

Al menoleh, "Malam."

Sungguh, hati Andin terasa nyeri ketika melihat sikap Al yang berubah menjadi dingin seperti ini.

MYSWEET LECTURER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang