8

1.7K 240 79
                                    

a sekai/hunkai fanfiction

warn! boys love - ide pasaran - typo(s)

.
.
.

Sehun sudah tiba di depan gedung kantornya. Dia memarkirkan mobil dengan sembarangan, dia bahkan langsung pergi begitu saja meninggalkan mobilnya yang masih dalam keadaan menyala dan tidak tertutup.

Para keamanaan yang bertugas malam itu merasa bingung melihat pimpinan mereka datang ke kantor malam-malam seperti itu. Jika ada barang yang tertinggal, sebagai seorang bos seperti Sehun pasti akan memilih untuk menyuruh anak buahnya, tidak perlu repot-repot datang dengan tergesa seperti itu.

Ketiga pria itu menunduk saat melihat Sehun menuju ke arah pintu masuk, tempat di mana mereka sedang berdiri menjaga. Ketiganya hendak menyapa Sehun, namun CEO muda itu melewati mereka begitu saja dan menerobos pintu masuk tanpa mempedulikan pertanyaan mereka yang menanyakan maksud tujuan Sehun datang.

Gedung kantor sudah dalam keadaan gelap, hanya ada beberapa lampu yang masih dibiarkan menyala. Sehun menuju lift, menekan tombol ke atas namun tombol itu tidak mengeluarkan warna merah seperti semestinya. "Akhh, sial!" Dia menggerutu.

"Maaf, Tuan... seluruh lift sudah dimatikan. Jika anda ada kepentingan untuk ke atas kami bisa bantu, tapi memerlukan waktuㅡ"

Belum sempat pria yang bertugas sebagai keamanan itu menyelesaikan ucapannya Sehun sudah langsung pergi bergegas begitu saja.

Tidak ada pilihan lain, Sehun akan menggunakan tangga darurat untuk menuju ke ruangannya yang berada di lantai dua puluh. Sudah tidak ada waktu untuk menunggu, Sehun harus segera menjemput Jongin.

Sepanjang perjalanannya menuju lantai atas Sehun tidak henti merutuki kebodohannya. Bagaimana ia bisa meninggalkan Jongin begitu saja di ruang kerjanya yang memang memiliki pintu dengan keamanan yang hebat. Pintunya akan terkunci secara otomatis saat di tutup dan hanya bisa dibuka dengan kode sandi atau sidik jari. Terlebih lagi Jongin sedang tidak membawa ponsel, ia tidak bisa meminta tolong pada siapapun.

Sehun terus menjajaki tangga dengan langkah panjang. Dia melirik tulisan di pintu tangga darurat yang tertuliskan angka dua belas. Dia semakin mempercepat langkahnya saat mengetahui lantai yang di tujunya sudah tidak jauh lagi.

Di sisi lain, Junmyeon baru tiba di depan gedung kantor Sehun bersama dengan Jongdae. Mereka benar-benar kesal saat mendengar bahwa Sehun meninggalkan Jongin begitu saja di kantornya.

"Ini mobil Sehun, 'kan?" Junmyeon bertanya.

Jongdae mengangguk, dia mematikan mobil Sehun lalu menutup pintunya. "Anak itu teledor sekali."

Lalu mereka segera masuk dan menuju lift. "Liftnya mati?"

"Maaf, apa tuan-tuan ada keperluan?" Seorang keamanan menghampiri mereka berdua.

"Ya, kami harus ke ruangan Oh Sehun."

"Mohon tunggu beberapa saat, kami akan nyalakan dulu liftnya."

"Ngomong-ngomong Sehun dimana? Kami melihat mobilnya di depan."

"Tuan Oh sudah ke atas lebih dulu, Tuan. Kami belum sempat menyalakan liftnya tetapi Tuan Oh langsung pergi ke atas begitu saja melewati tangga darurat."

Wow. Jika saja kedua orang itu tidak sedang memendam marah yang besar pada Sehun pasti saat ini mereka akan memuji Sehun mati-matian.

Sedangkan di atas sana Sehun sudah berhasil mencapai lantai dua puluh. Keningnya penuh peluh, berlari melewati tangga darurat benar-benar menguras seluruh tenaga. Rasanya seperti naik bukit.

Lovenemies [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang