12

1.7K 259 96
                                    

sekai / hunkai fanfiction

warn! boys love - ide pasaran - typo(s)

.
.
.

Tampaknya semesta masih belum mengizinkan Jongin dan Sehun untuk saling melebarkan bendera damai di antara mereka. Setelah obrolan akrab mereka di telpon dua hari yang lalu nyatanya tidak membawa perubahan setelah Sehun kembali dari Jepang. Selalu ada saja pertikaian yang terjadi meski alasannya hanya sekecil ujung kuku.

Kali ini Jongin yang memulai. Dia menjulurkan tangan untuk menerima apa buah tangan yang Sehun berikan untuknya. Pemuda tan itu protes saat Sehun hanya memberikan dua box cokelat khas Jepang. "Apa-apaan ini?"

"Untukmu."

"Cuma ini?"

"Kemarin aku tanya mau apa kau jawabnya terserah."

"Tapi gak ini juga! Cokelat seperti ini di supermarket juga ada." Jongin mendecak sebal.

"Enak saja! Itu cokelat khas Jepang, harganya juga lumayan." Mana mungkin Sehun mau melukai harga dirinya dengan membeli coklat murahan.

"Semahal apapun coklat tetap saja rasanya sama." Jongin masih terus protes meski kini mulutnya sedang menguyah cokelat tersebut.

"Bilang tidak mau tapi tetap dimakan juga."

"Berisik! Sini, mana uang lima juta won untukku!" Jongin mengulurkan tangan. Mulutnya yang kini sudah cemong oleh cokelat masih sibuk mengunyah cokelatnya dengan semangat.

Kemarin saat di telpon Sehun kalah dalam permainan tebak-tebakan. Jongin ingin meminta hadiahnya.

"Kau lupa kala kartuku sudah kembali menginap dompetmu?"

"Ah benar juga.... tahu begitu aku kasih hukuman yang lebih berat untukmu." Si tan itu menyesal. Kemudian dia diam, kini perhatiannya teralih pada ponsel. Dia berselancar di sosial media sambil terus memakan cokelatnya yang sudah habis seperempat.

Baru saja rumah mereka terasa damai dan tentram, kini suara keributan mulai lagi. Kali ini suara Sehun menggema dari ruang tengah. "Apa-apaan ini, Kim Jongin?!" Teriaknya pada Jongin yang masih di meja makan.

"APA?" balas Jongin dengan riuh.

"Kemari!" Huft, dengan malas Jongin mengangkat bokongnya dan menghampiri Sehun yang tengah berdecak pinggang di depan tenda.

"Kau pikir rumahku ini tempat camping?" Tangan Sehun menunjuk plastik-plastik cemilan yang berserak di sekitar tenda.

"Tidak usah berlebihan."

"Bagaimana aku tidak berlebihan saat melihat rumahku kau ubah jadi kapal pecah seperti ini."

Jongin memperhatikan kekacauannya yang dibuatnya. Ia juga sedikit terkejut bahwa ternyata banyak sekali sampah dan barang yang berserakan di sekitar tenda yang dibangun di ruang tengah. Ada banyak sampah bungkus snack, ada sampah bekas mie instan, remahan snack berceceran dimana-mana, dan bahkan ada tumpahan kopi yang tadi tidak sengaja Jongin senggol.

Selama ini Jongin membersihkan rumah kalau Sehun sudah menyuruhnya. Kalau Sehun diam, ya dia juga akan diam dan bersantai. "Ini semua salahmu!" Jongin menyalahkan Sehun yang masih teroihat pening melihat keadaan rumahnya.

"Salahku?"

"Iya, ini salahmu. Mengapa kau tidak mengingatkan ku untuk bersih-bersih. Aku kan jadi lupa." Sahut Jongin dengan santai.

Sehun mengalah. Dia sudah lelah dan malas untuk memperpanjang keributan sepele ini.

"Aku akan pergi ke kantor. Setelah aku kembali keadaan rumah harus bersih tanpa sampah." Perintah Sehun. Sebenarnya ia ingin istirahat karena lelah, tapi hari ini dia ada pekerjaan penting. Semua ini salah Mina karena memaksanya untuk berada di Jepang lebih lama. Padahal seharusnya Sehun kembali ke Korea hari Minggu kemarin.

Lovenemies [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang