22

1.8K 236 90
                                    

SeKai / HunKai FanFiction

Warn! Boys love - ide pasaran - typo (s)

.
.
.

Malam ini Sehun dan Jongin berkunjung ke rumah orang tua Sehun. Mereka mengadakan acara kecil sekeluarga untuk menyambut nyonya Oh yang baru saja keluar dari rumah sakit. Kondisinya sedikit membaik meskipun penyakitnya belum juga dikatakan sembuh.

"Jongin..." Yoona membuka tangan untuk menyambut Jongin dalam pelukannya. Dia sangat menyayangi menantunya itu, hingga Sehun merasa sedikit cemburu.

Sehun cemburu karena ia tidak bisa bersikap akrab dan santai seperti yang Jongin lakukan.

"Bagaimana keadaanmu, Mom?" Sehun mencium pipi ibunya yang saat ini sedang sibuk merapihkan rambut Jongin yang acak-acakan karena ulahnya.

"Baik, nak. Bagaimana keadaan kalian?"

"Baik. Jongin tidak membakar dapur seperti yang selama ini aku khawatirkan."

Jongin tidak terima. Dia menyikut perut Sehun. "Enak saja! Sekarang ini dapur sudah menjadi tempatku. Aku sudah ahli di dapur."

"Ah iya, Jongin bawakan makanan untuk Mom. Ini special hanya untuk Mommy, yang lain tidak boleh." Jongin berbisik pada Yoona padahal Sehun dan ayahnya masih bisa mendengar suaranya dengan jelas.

"Daddy tidak boleh?" Donghae sengaja bertanya.

"Ummh... boleh, tapi dikiiit saja. Perut Daddy sudah gendut."

Sehun dan Yoona terkejut mendengarnya, tapi mereka juga merasa lucu. Tuan Oh itu irit bicara dan tidak suka bercanda. Tidak ada yang berani mengajaknya bercanda karena dia terlalu serius. Tapi kini Jongin dengan santainya menyebut dia gendut.

Tuan Oh tidak menyangka pada balasan Jongin. Tapi dia tidak marah, justru jawaban Jongin itu sangat menghibur baginya. Selama ini tidak ada yang pernah menyebutnya gendut meski dia sendiripun menyadari bahwa bobot tubuhnya semakin menaik drastis.

"Dia benar-benar persis seperti Yuri." Ucap Donghae pada istrinya. Yoona pun setuju. Yuri saat dimasa muda sangat persis seperti Jongin. Mereka selalu bersikap ceria, santai, cerewet, mudah marah, tapi selalu membuat orang-orang di sekitarnya merasa nyaman dengan mudah.

"Tidak, aku seperti Ayah. Aku paling tinggi di antara Junmyeon hyung dan Jongdae hyung." Sahut Jongin, tidak nyambung.

"Ah iya, mengapa Ibu dan Ayahmu tidak ikut datang hari ini?"

"Mereka lagi pergi ke Bali. Bulan madu untuk keseratus kalinya." Jongin mendengus kesal saat mengingatnya. Ia kesal karena kedua orang tuanya itu tidak mengajaknya. Jongin sudah merengek minta ikut, tapi malah dimarahin sama Sehun.

"Mereka rajin sekali bulan madu." Yoona menyahuti. Dia sudah sering sekali mendengar Yuri mengatakan tentang cerita bulan madunya bersama suami yang entah sudah berapa kali.

"Iya, menyebalkan sekali. Awas saja kalau aku sampai punya adik lagi!" Protes Jongin. Sampai kapanpun ia tidak akan mau untuk melepas predikat bontot kesayangan yang tersemat padanya sejak lahir. Lagi pula tidak lucu sekali jika punya adik di usia 26 tahun.

Di usia 26 tahun itu sudah tidak cocok untuk punya adik. Cocoknya punya anak. Iya, 'kan?

"Kalau kalian kapan akan pergi bulan madu?"

Pertanyaan itu menyadarkan Sehun dan Jongin bahwa mereka belum pernah pergi bulan madu. Padahal usia pernikahan mereka sudah hampir menginjak dua bulan.

Lovenemies [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang