29

1.4K 212 73
                                    

SeKai / HunKai FanFiction

Warn! Boys love - ide pasaran - typo(s)

.
.
.

Dahi pria pucat itu mengkerut, matanya perlahan terbuka dan mengerjap-ngerjap saat merasakan jari-jari jahil mencubit-cubit hidung dan pipinya.

Sehun membuka mata dan langsung disambut suara tawa dari Jongin yang merasa senang karena sudah berhasil menjahili suaminya. Semalam Sehun memang tidur di ranjang yang sama dengan Jongin. Meskipun sempit, tapi tidak apa-apa, karena dia tidak bisa tidur jika tidak sambil memeluk istrinya.

"Selamat pagi, Hunhun." Sambut Jongin sambil kembali memainkan jarinya di pipi Sehun. "Selamat pagi, Nini." Jongin agak marah karena Sehun ikut-ikutan memanggilnya dengan nama panggilan seperti itu.

"Kau sudah sadar?" Jongin mengangguk semangat untuk menjawabnya.

"Mau aku panggilkan dokter?"

"Nanti saja."

Sehun pun mengangguk. Kini ia memperhatikan wajah Jongin dengan lekat, perasaan bersalahnya semakin melambung saat Jongin sama sekali tidak melemparkan amarah padanya. Pemuda tan itu tetap ceria seperti tidak terjadi sesuatu padanya.

"Sakit ya?" Sehun menyentuh dahi Jongin yang masih di perban.

"Sakiiiit." Jongin merengek dan langsung menyandarkan kepalanya di dada Sehun. "Kaki aku kenapa jadi seperti ini?"

"Jangan banyak bergerak dulu, tulangmu ada yang bergeser jadi tidak boleh digerakin dulu."

Sebenarnya Jongin tidak terlalu merasa sakit pada kakinya, tapi mendengar penjelasan Sehun justru membuatnya merasa ngilu dan sakit. Dia semakin merengek sambil memeluk Sehun.

"Adik bayi baik-baik saja kan?"

"Baik. Dia hebat sekali, sama sepertimu."

Jongin memang merasa bahwa saat tubuhnya tergelincir, ia berusaha melindungi perutnya agar tidak terkena benturan kuat. Namun hasilnya justru beribas pada kepalanya yang terbentur kuat. Untung saja tidak mengakibatkan penyakit yang serius.

"Sehun?" Jongin merasa aneh saat Sehun memeluk tubuhnya dengan erat. Sangat erat.

"Maafkan aku ya..."

"Kenapa minta maaf, huh?"

"Maaf karena aku tidak bisa menjagamu."

"Tidak, tidak. Ini semua murni kesalahanku karena aku tidak berhati-hati. Ini sama sekali bukan salahmu."

Sehun menggelengkan kepala untuk menegaskan bahwa itu semua adalah salahnya. Ia patut untuk disalahkan.

"Jongin, boleh aku minta tolong?"

"Tentu."

"Tolong percaya padaku. Kau harus percaya padaku lebih dari siapapun. Untuk sementara waktu saja, aku ingin kau menjadikanku sebagai orang yang paling kau percaya." Sehun menangkup pipi Jongin dan menatap matanya lekat.

Jongin melihat keseriusan di mata Sehun. Keyakinan yang Sehun berikan membuat Jongin mengangguk. "Aku akan selalu percaya padamu."

"Terima kasih, sayang."

Tatapan lembut yang Jongin tunjukkan seketika berubah. Dia mengernyit. "Kau kenapa sih. Aneh sekali." Dengusnya dengan kesal. Kesal karena dia merasa bahwa ada yang disembunyikan oleh suaminya itu.

Sehun pun hanya tertawa kecil mendengar keluhan dari Jongin.

Tiba-tiba Jongin memegang perutnya. "Kau kenapa?" Sehun panik. Dia ikut menyentuh perut Jongin, merasa khawatir tentang bayinya.

Lovenemies [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang