25

1.8K 241 134
                                    

SeKai / HunKai FanFiction

Warn! Boys love - ide pasaran - typo(s)

.
.
.

Setelah beberapa menit berdiam diri di depan pintu kamar Jongin, akhirnya Sehun membukanya dengan perlahan. Perjalanannya untuk menuju Jongin tidak mudah, dia harus melewati seribu satu pertanyaan untuk bisa lolos ke lantai dua.

Jika Yuri tidak langsung mengizinkannya bertemu Jongin, pasti saat ini Sehun masih ditahan di bawah.

Sehun membuka pintu kamar, dia tersenyum ketika melihat Jongin tertidur dengan pulas. Dengan perlahan Sehun naik ke atas ranjang, dia memeluk Jongin sambil menciumi pipinya beberapa kali. "Maaf ya." Gumamnya pada Jongin yang masih tertidur pulas.

Sehun tidak sengaja menemukan sesuatu yang Jongin simpan di bawah bantal. "Pantas saja akhir-akhir ini kau selalu mudah terbawa emosi." Sehun tersenyum memperhatikan gambaran USG di tangannya. Memperhatikan bentuk kecil menggemaskan di sana.

"Ternyata karena kau akan punya adik ya." Sambung Sehun kemudian.

Sehun memang bodoh. Otaknya hanya pintar jika itu menyangkut tentang pekerjaan.

Pergerakkan Sehun di sebelahnya membuat Jongin terganggu. Dia menggeliat sebentar sebelum akhirnya terbangun.

"Sudah bangun?" Jongin terkejut saat Sehun menyapanya. Mata bulatnya yang masih mengerjap lucu sontak langsung membulat.

"Bagaimana kau bisa tahu aku disini?"

"Tempat pelarianmu terlalu mudah ditebak. Tidak seru." Sahut Sehun dengan santai. Namun selanjutnya dia kembali serius.

"Jongin, aku ingin minta maaf atas ucapanku kemarin. Aku tidak bermaksud untuk membentakmu."

Jongin mengangguk.

"Masih tidak mau bicara?" Tanya Sehun dengan sedikit penekanan.

"Iya, iya. Sudah aku maafkan. Jangan sebut aku bisu lagi." Pemuda tan itu memberenggut lucu. Dia masih sakit hati karena Sehun membentaknya, tapi Jongin juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Sehun. Dia yang bersalah.

"Apa aku menyebutmu seperti itu?"

"Iya."

"Astaga! Bagaimana ini? Bibirku sudah menyakitimu, kau harus memukulnya."

Sehun mengambil tangan Jongin untuk memukul bibirnya. Sehun memukul bibirnya berkali-kali menggunakan tangan Jongin, kemudian dia menciumi telapak tangan istri cantiknya. "Maaf ya, sayang." Sehun meminta maaf untuk yang kesekian kali.

"Aku bukan anak kecil, Sehun." Jongin protes karena Sehun memainkan pipinya yang semakin berisi.

"Aku tidak bisa melihatmu sebagai Jongin dewasa. Bagiku kau tetap Jongin kecil yang lucu, imut, dan man—"

"Kau mau menyebutku anak manja?" Alis pemuda tan itu turun, menandakan bahwa ia kembali bersedih dengan ucapan Sehun yang belum tuntas tersebut. Matanya sudah berkaca-kaca, siap untuk menangis.

"Tidak, tidak. Tolong jangan nangis disini. Kalau kau nangis nanti aku dihajar oleh singa-singa di luar." Sehun panik.

"Kau menyebut keluargaku singa?!!"

"Ya. Mereka singa, dan aku babi... Ayolah, kumohon jangan menangis."

Raut wajahnya langsung berubah. Jongin langsung tertawa. Dia memeluk Sehun yang masih terlihat panik.

Padahal baru beberapa hari ia tidak memeluk suaminya, tapi rasanya rindu sekali. Jongin merasa nyaman, sepertinya adik bayi dalam perutnya pun merasa nyaman, dia juga merindukan ayahnya.

Lovenemies [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang