34

1.7K 198 57
                                    

SeKai / HunKai FanFiction

Warn! Boys love - ide pasaran - typo(s)
.
.
.

Jongin duduk di pojok ruangan. Sejak tadi dia memperhatikan Mina yang duduk di atas sofa. Wanita itu terus menghisap rokoknya dan sesekali menegak alkohol dengan rakus. Dia terlihat mengerikan sekaligus menyedihkan, hal itu membuat Jongin yang semula hanya takut kini mulai bersimpati padanya. Jongin seperti bisa merasakan kehancuran yang dirasakan wanita itu.

"Jangan melihatku dengan tatapan seperti itu, Brengsek!" Mina tidak suka saat seseorang menatapnya tatapan menyedihkan seperti itu, ia tidak suka merasa dikasihani. Mina melempar botoh winenya ke arah Jongin. Beruntung Jongin dapat menghindar hingga akhirnya botol itu hancur membentur tembok.

"Mau minum?"

Jongin mengangguk pelan meski ia masih merasa takut. Sudah berjam-jam Mina menahannya, dia belum makan dan minum sedangkan dia butuh banyak asupan untuk bayinya.

Mina berjalan mendekat dengan botol air putih di tangannya. "Mau?" Tanyanya sekali lagi. Jongin mengangguk.

Tapi kemudian Mina justru menuangkan seluruh isi botolnya ke tubuh Jongin, membuat seluruh pakaiannya menjadi basah. Wanita itu tertawa senang, kemudian meraih remote pendingin ruangan, menyetelnya dengan suhu terendah lalu dengan sengaja ia mematikan penghangat ruangan. Tubuh Jongin pun langsung menggigil kedinginan.

Jongin memeluk tubuhnya sendiri untuk menghangatkan diri, tapi dia terkejut saat mendengar Mina tiba-tiba tertawa lagi. "Ahahaha. Akhirnya kau merasakan apa yang aku rasakan."

"Bagaimana rasanya memeluk dirimu sendiri, hm? Apa kau bisa mendapat kehangatan? Selama ini, itu yang selalu aku lakukan. Aku tidak memiliki siapapun yang bisa memelukku saat aku merasa kedinginan. Aku tidak memiliki siapapun."

Kata-kata itu membuat Jongin bisa merasakan kesendirian yang selama ini Mina jalani. Lagi dan lagi dia bersimpati.

"JANGAN MENATAPKU SEPERTI ITU, BRENGSEK!!"

Tapi satu hal yang Jongin sayangkan, Mina terlalu menutup diri pada seseorang yang bersimpati padanya. Dia selalu ingin terlihat kuat, padahal dia sangat butuh seseorang di sisinya.

Bertahun-tahun Jongin menjalani terapi dengan psikolog untuk menghilangkan traumanya, ia mendapat cukup banyak ilmu tentang psikologis seseorang. Bahkan dulu Jongin sempat berpikir untuk menjadi seorang psikolog, tapi sayangnya mentalnya sendiri pun tidak cukup baik. Ia masih terbayang-bayang oleh trauma masa kecilnya.

"Kau tidak pernah sendirian, Mina."

"Aku tidak butuh omong kosongmu."

Jongin hendak bangkit untuk mendekatinya, tapi Mina langsung mengangkat pistol di tangannya. "Duduk!"

"Apa yang kau rasakan itu semua hanya ketakutanmu saja. Kau trauma, sehingga kau menganggap bahwa semua orang akan meninggalkan—"

Praaang!!

Mina melempar botol lain di tangannya. Dia muak mendengar semua ucapan Jongin yang terdengar seperti omong kosong di telinganya.

"Anak manja sepertimu tau apa tentang kesepian, hah?!"

Akhirnya Jongin memilih untuk diam. Saat ini Mina sedang tidak sepenuhnya sadar, ia takut kalau wanita itu melakukan hal yang tidak waras.

•••••

"Dia tidak ada di apartemennya!" Sehun berkata melalui sambungan telepon yang terhubung ke teman-temannya yang lain serta kedua hyung Jongin.

Jongdae sudah menemukan rekaman CCTV yang memperlihatkan mobil hitam berisikan empat orang pria yang membawa Jongin pergi dari rumah mereka. Sejak tadi mereka berpencar untuk mencari mobil tersebut, tapi Sehun memilih untuk langsung menuju apartemen Mina.

Lovenemies [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang