MwD | Kacau

3.8K 163 10
                                    

"Yang udah malem. Tidur yuk." Ajak Devan. Sedari tadi Vania sangat sibuk mengerjakan latihan soal SBMPTN, dan mengabaikannya.

"Bentar ya Van. Nanggung. Kalau kamu udah ngantuk tidur duluan aja."

"Gimana aku mau bisa tidur tanpa pelukanmu."

Vania terkekeh. "Alay."

Devan beranjak dari tempat tidur, menghampiri Vania di meja belajar. Tanpa aba-aba Devan menggendong paksa Vania menuju tempat tidur.

"Ish bentar lagi kok Van. Ah kamu mah."

"Bentar-bentar. Sebentarnya kamu sama aja nungguin upin ipin lulus SMA."

Devan membawa Vania dalam dekapannya. Ia tidak peduli mau Vania marah atau tidak, yang terpenting ia bisa istirahat dengan tenang.

Beberapa menit kemudian...

"Yang kayak ada yang kurang?"

Vania mendengus kesal. "Apaan?"

"Night-kiss."

"Bodoamat!" Vania berbalik badan membelakangi Devan.

"Eh bentar-bentar Yang, kamu nyuci baju aku pakai pewangi yang baru ya? Kok baunya beda?"

Vania terkejut. Heran. "Gak kok. Pewangi yang kayak biasa."

"Kok baunya beda?"

"Masa sih? Sini aku coba cium." Vania mendekatkan kepalanya ke baju Devan. Tapi,

Cup!

Devan mencium kening Vania. Beberapa detik kemudian Devan tersenyum.

"Au ah. Nia kesel!" Nia ngambek, ia kembali berbalik badan.

"Kamu ngambek?" Udah tau nanya lu Van.

"Gak!"

"Yang?"

Vania hanya diam.

"Kalo gak ngambek, balik badan. Aku kedinginan nih. Butuh pelukan hangat."

"Gak! Nanti dicium lagi."

Devan terkekeh. "Enggak kok."

"Janji ya?"

"Iya aku janji gak bakal cium kamu lagi. Nanti kalo aku cium kamu, aku janji lagi."

.....

"Mulai detik ini gua mutusin buat jadi temen lo aja. Gak lebih Ta."

Netta mematung. Ia bingung terhadap Arfan. Sifatnya terlalu abu-abu. Tidak mudah ditebak.  Tapi, dari itu semua yang dominan adalah rasa sakit di dada Netta.

Jujur demi apapun, Netta menyesal menolak Arfan. Niatnya hanya bercanda. Tapi, Arfan malah menanggapinya dengan serius.

Lagi, Netta harus merelakan Arfan. Dan, kali ini rasanya benar-benar sakit.

"Tapi, detik berikutnya kita pacaran kan?" Tanya Arfan.

Netta melongo. Masih tidak bisa berkata-kata.

Arfan tertawa melihat Netta yang masih speechless. "Tadi aku bercanda Ta."

"Hey Ta?" Arfan menggerak-gerakan tangannya di hadapan wajah Netta.

"Tata..."

"Oh iya Fan." Netta sedikit tersentak.

"Kita pacarannya jadi kan?"

Blush! Wajah Netta memerah. Argghhhh. Situasi ini benar-benar awkward.

Sejurus kemudian Netta mengangguk. "Ya...Yaudah ki...kita paca...ran."

Arfan tersenyum. Tanpa diminta, tiba-tiba Arfan memeluk tubuh Netta. Beberapa detik Netta diam karena terkejut. Tapi detik berikutnya, tangan Netta beranjak. Membalas pelukan Arfan padanya.

"Ta?" Ucap Arfan. Masih dalam posisi dirinya memeluk erat tubuh Netta.

"Iya?"

"Hm...sekarangkan kita udah resmi, mulai sekarang panggilannya aku-kamu ya? Atau kamu mau request nama panggilan?"

Netta menggeleng. "Alay."

"Gimana kalau mulai sekarang panggilannya Ayah-Bunda?" tawar Arfan.

Netta menahan tawa mendengarnya. "Iya terserah Ayah aja."

"Makasih Bunda."

"Hm...Gak sabar liat adegan Ayah-Bunda bikin Debay." Arfan dan Netta melotot. Melirik ke arah Ajit yang sedang menatap lekat ke arah mereka berdua.

Spontan, Arfan dan Netta melepaskan pelukan mereka berdua.

Ajit benar-bebar mengakak, ketika melihat komuk Arfan dan Netta yang mendadak kayak maling ayam ketangkep.

"Selow aja. Lanjutin. Gua gak sabar lihat adegan ena-ena Ayah dan Bundah."

Wajah Netta memerah parah. "Apa-apaan sih lo Jit! Ngapain juga lo di sini Hah?"

"Lah ini taman Njir! Tempat umum. Ya lagi mau ena-enaan low bajet banget. Nyewa kamar ke."

"Ajit!" Netta mulai emosi.

"Udah-udah." Arfan coba menenangkan Netta.

"Jit, ini semua gak seperti yang lo pikir. Gua sama Netta cuma pelukan. Gak yang aneh-aneh."

Ajit menaikan sebelah alisnya. "Iya-iya.  Gue tau kok, ada lagunya juga.

Satu-satu Arfan meluk Netta,

Dua-Dua Netta meluk balik,

Tiga-tiga apa yang terjadi.  

  Satu-dua-tiga, Netta jualan pop es." Ajit malah nyanyi.

"Untung aja gua keburu ke sini, kalau enggak?" Ajit geleng-geleng.

"Sebentar lagi story WA nya Pentol Gledeknya ready ya Kak."

Jangan lupa Vote. Terimakasih.
Publish : 7 Oktober 2021










Married with Devan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang