Season 1 | Calon Suami Gilak!

8.6K 362 5
                                    

"APA?" Ucap Vania dan Devan secara bersamaan.

Mereka benar-benar terkejut. Terlebih lagi Vania. Bisa tidak dirinya menghilang saat ini juga? Atau Devan saja yang menghilang?. Hidupnya saja sudah terlalu terbebani oleh Devan, apalagi kalau Devan jadi suaminya?

Begitu juga Devan, mimpi apa dia semalam? Tapi, sebentar kalau dilihat-lihat Vania cantik juga. Gumamnya.

"Kalian saling kenal?" Hanum memastikan.

Vania mengangguk. Sedangkan Devan memilih untuk diam.

"Kalian satu sekolah juga?" Hanum bertanya lagi. Kini giliran Devan yang mengangguk.

"Oh syukur deh kalau begitu, jadi tidak usah panjang-panjang berkenalan lagi." Sambung Anya.

"Jadi, kalian setujukan perjodohan ini?"

Seulas senyuman jahil terlihat dari wajah Devan saat ia melihat air muka Vania yang nampaknya tidak mau perjodohan ini terjadi.

"Devan mau Bunda." Tegas Devan.

Vania melotot. Untuk apa lelaki itu menyetujuinya?

'Gue bakal ngerjain lo Van' gumamnya dalam hati.

Kini perhatian mereka beralih pada Vania. Sejujurnya perempuan itu ingin sekali menolak perjodohan ini. Tapi, semuanya benar-benar tidak bisa dilakukan.

Perlahan Vania mengangguk. "I...iya, Ni...Nia juga se...setuju."

"Alhamdulillah." Anya, Hanum, Tristan, dan Aditnya bersorak gembira.

"Baik, kalau begitu pernikahannya akan dilaksanakan 3 hari lagi ya?"

Vania hanya bisa mengangguk. Tatapannya sekilas beralih pada Devan yang tengah tersenyum kepadanya. Vania tau senyuman itu memiliki arti ledekan kepadanya. Oh Ya Tuhan, cobaan apalagi ini?

🌴🌴🌴

Di kamarnya,

Vania tidak bisa tidur sekarang. Pikirannya terus-menerus tidak bisa lepas dari perjodohannya dengan Devan.

Satu pesan masuk ke ponselnya, pengirim itu tidak bernama.

0812xxxxxxxxx
Besok gue jemput!

Kedua alis Vania saling bertaut.

Me: Ini siapa?

Tak butuh waktu lama, satu pesan kembali masuk.

0812xxxxxxxxxx
Gue Devan Baskara Mahendra. Calon suami lo!

Vania menghela napas panjang.

Me : Gak perlu,
Nia bisa berangkat sendiri.

0812xxxxxxx
Gue gak terima penolakan!

Me : Nia gak terima paksaan!

0812xxxxxxxx
Besok setengah tujuh gue udah standby di depan rumah lo.

Me : 😒


Sedangkan diseberang sana, Devan hanya tersenyum saat melihat balasan dari Vania. Ia antusias menerima perjodohan ini, berbeda dengan Vania.

Memang, tidak bisa dipungkiri Devan sama sekali tidak mencintai Vania, dipikirannya saat ini adalah hanya bagaimana caranya agar ia dapat terus-menerus dapat mengerjai perempuan itu.

"Lihat aja Van, apa yang gue akan lakuin ke lo nanti!" Ujarnya perlahan.

Paginya, Vania bangun lebih awal. Ia terburu-buru berangkat ke sekolah. Alasannya klise, ia tidak mau berangkat bersama Devan.

Married with Devan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang