11. DVNM | Sarapan yang sial

6.8K 256 0
                                    

Vania menyiapkan beberapa lembar roti tawar, kemudian mengoleskannya dengan selai kacang.

"Lo sarapannya dua porsi?" Devan menghampiri Vania. Ia bingung, ketika melihat porsi makan perempuan itu. Kecil-kecil ternyata makannya banyak juga.

Vania menautkan kedua alisnya. "Ya kali," Vania menyodorkan satu porsi roti kepada Devan. "Ini tuh buat kamu."

"Apa?" Devan menganga. "Gue gak suka sarapan."

"Lho, emangnya kenapa sih Van?"

"Gak suka aja. Gue kalo sarapan pagi ujung-ujungnya pasti berak!"

Vania mendengus sebal. "Lah terus ini buat siapa?"

"Kalo lo mau, ya buat lo aja!" Ucap Devan, acuh.

"Ih Devan, ini tuh kebanyakan tau gak?" Vania menghela napas gusar. "Lagian hargain kek, udah Nia bikinin sarapan. Malah gak dimakan!"

Devan berdecak. "Ya udah sini biar gue makan!"

Vania mencegah tangan Devan mengambil roti tersebut. "Gak usah!"

Sebelah alis Devan terangkat. "Ceritanya lo ngambek?"

"Gak!"

"Terus maunya apa hah?"

"Kamu bisa gak sih gak usah ngajak berantem pagi-pagi!" Nada bicara Vania mendadak meninggi.

Devan kembali terkejut. "Lah..." Sejenak ia terdiam. Kok secara tiba-tiba perempuan ini berubah jadi singa yang ngamuk. Oh mungkin ini kenapa ada pepatah yang mengatakan. Membuat wanita datang bulan marah itu, lebih bahaya dari pada masuk ke kandang singa.

Tanpa memperdulikan respon Vania, Devan mengambil paksa roti-roti tersebut dan dengan cepat memakannya.

🐬🐬🐬

Devan memberhentikan laju motornya di sebuah warung yang ada di dekat sekolah. Ia dan Vania sudah sepakat, bahwa mereka berdua akan merahasiakan pernikahan mereka berdua untuk saat ini.

Alasannya simple, kalaulah ketahuan oleh pihak sekolah. Tentu akan menjadi masalah tersendiri bagi mereka berdua.

Vania bergegas berjalan menuju gerbang.

"Vania," tapi dengan cepat Devan memanggilnya.

"Apaan?" Ah sepertinya datang bulan mampu merubah mood cewek itu. Buktinya saja ia menjawabnya ogah-ogahan.

Devan meraih sesuatu di sakunya. Rupanya itu adalah beberapa lembar uang pecahan lima puluh ribuan dan dengan cepat menyodorkan kepada Vania.

"Buat lo jajan,"

Vania terlihat ragu untuk mengambilnya. "Ta...tapi, Nia ada uang jajan kok." Sanggahnya.

"Gak apa-apa. Nih!"

Detik berikutnya Vania mengambil uang tersebut sambil tersenyum. "Makasih ya Van,"

Devan ikut tersenyum. "Makasih doang nih?"

Vania mengerutkan dahinya. "Maksudnya?"

Devan terkekeh. "Ya cium gua kek, atau-" belum sempat Lelaki itu menamatkan kalimatnya. Tiba-tiba...

Plaakkkkkkkkkkkkkkkkkk! Sebuah pukulan kembali mendarat ke tubuhnya.

Married with Devan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang