Hot Damn!

838 136 11
                                    

Jeongyeon mengemudikan mobil maseratinya di jalanan kota Seoul. Ia sungguh tidak tau kalau sebenarnya brand brand yang ia hubungi adalah bagian dari perusahaan tempat ia bekerja sebagai office girl dulu. Selang 1 tahun dari hari dimana ia dipecat, hari ini ia kembali lagi ke tempat yang sama. Namun dengan keadaan yang sudah begitu berbeda jauh. Kali ini ia tidak pergi berjalan kaki, namun dengan mengendarai maserati. Tidak dengan seragam office girl, namun dengan kemeja putih yang begitu memancarkan pesonanya.

*Vrooomm

Ia memarkirkan mobilnya di lobby, sebelum akhirnya memberikan kunci mobil itu kepada petugas valey. Sejak saat turun dari mobilnya, seluruh mata pegawai kantor yang bekerja disitu sudah menatap kagum ke arah wanita bertattoo yang mengenakan kacamata hitam itu. Karena sudah pernah bekerja cukup lama di gedung itu, Jeongyeon sudah begitu paham kemana ia akan pergi. Karena ruangan meeting yang biasa petinggi kantor pakai hanya ada 1, di lantai paling atas.

"Anyeonghaseyo." Sapanya begitu memasuki ruangan itu.

"Maaf aku terlambat." Jeongyeon membungkuk sebelum berjalan dan duduk di kursi yang ada di samping managernya.

Jeongyeon melepas kacamata hitamnya sehingga Mina bisa melihat dengan begitu jelas wajah mantan kekasihnya itu. Jeongyeon banyak berubah sejak terakhir kali Mina bersamanya, dan hal itu membuat Mina tak henti hentinya mencuri pandang ke arah Jeongyeon. Mantan pacarnya sungguh sangat sexy sekarang, dan hal itu membuat Mina cukup menyesal dengan kebodohannya di masa lalu.

"Apa yang aku lewatkan?" Tanya Jeongyeon.

"Kami sudah bernegosiasi dan membicarakan mengenai kerja sama kita nantinya." Manager Jeongyeon memberikan selembar kertas yang berisi surat perjanjian.

"Ini bisa kau baca terlebih dahulu." Lanjut sang manager.

"Pembiayaan full?" Tanya Jeongyeon.

"Ne, kami bersedia membiayai debut anda hingga promosi berakhir, atau pada saat setelah masa kontrak berakhir." Jelas seorang staff Mina.

Jeongyeon pun mengangguk angguk.

"Sebagai gantinya kamu hanya perlu menjadi brand ambassador kami selama kurun waktu kontrak kita." Mina yang ingin berbicara dengan Jeongyeon pun mulai menjelaskan.

Alih alih merespon, Jeongyeon hanyan mengangguk angguk sambil fokus menatap kertas yang ia pegang. Melihat wajah datar Jeongyeon membuat Mina sebal dan semakin ingin direspon oleh wanita itu.

"Perusahaan kami memiliki 3 brand yang masing masing berpromosi di bidang kuliner, fashion, dan properti. Jadi selama kontrak berlangsung, kami akan menggunakanmu sebagai wajah brand brand kami." Jelas Mina.

"Baiklah, saya mengerti." Lagi lagi Jeongyeon tidak menatap Mina saat berbicara.

"Dimana saya bisa menandatangani kontrak kita?" Tanya Jeongyeon sambil menatap staff Mina.

"Apa dia benar benar serius?? Dia enggan menatapku tapi sejak tadi selalu bertatapan dengan staff staffku!" Kesal Mina dalam hati.

Jeongyeon pun mengambil pulpen dan menandatangani kontrak bersama perusahaan Mina. Namun saat surat kontrak di oper kepada Mina untuk ditandatangani, Mina pun terdiam.

"Apa yang membuatku bisa yakin bahwa kau mampu membesarkan brand brand perusahaanku?" Tanya Mina yang membuat team Jeongyeon bingung.

"A-ahh nyonya Myoi, bukankah kita sudah setuju dengan hal ini?" Tanya manager Jeongyeon.

"Entahlah, hanya saja aku sedikit tidak yakin. Mengetahui Jeongyeon belum seterkenal itu. Bagaimana kalau ternyata debut ini gagal?" Tanya Mina yang membuat semua orang terdiam.

Disaat satu ruangan hening, Jeongyeon yang sedari tadi hanya menatap lurus kedepan pun terkekeh. Melihat itu, Mina pun mengerutkan dahinya.

"Apa yang sebenarnya anda ingin bicarakan sekarang, nyonya Myoi?" Tanya Jeongyeon yang sekarang menatap kedua mata Mina.

"Tidak."

"Bukan ini tatapan yang ingin aku dapatkan darinya." Pikir Mina.

"Aku menginginkan tatapan hangat yang dulu.. Tatapan yang selalu aku dapatkan saat terbangun di pelukannya." Pikirnya.

"Saya hanya ingin meyakinkan diri saya sendiri." Jawab Mina dengan masih tetap menjaga wajah elegannya.

"Bukankah sejak awal anda yang menerima ajuan kerja sama dari team kami?" Tanya Jeongyeon.

"Kalian juga sudah saling berbicara sebelum aku datang. Tentu seharusnya semua sudah jelas dan meyakinkan, bukan?" Lanjutnya.

"Karena aku takkan melakukan debut solo jika aku tau diriku tidak berpotensi." Ucap Jeongyeon.

"Aku hanya ragu dengan apa yang akan kau bawakan sebagai lagu debut. Kau taukan kalau lagu debut itu menentukan awal karirmu?" Tanya Mina sambil tersenyum menantang.

"Baiklah Yoo Jeongyeon... Jika kau mau berdebat, mari kita berdebat." Pikir Mina.

Jeongyeon pun tidak habis pikir. Ia yakin Mina sengaja melakukan ini dengan alasan personal mereka dulu.

"Baiklah kalau begitu." Jeongyeon mengangguk angguk.

"Manager-nim, tolong ambilkan gitarku di mobil. Kuncinya ada di bawah, minta saja pada petugas valley." Pinta Jeongyeon.

"Jika anda ingin mendengarnya lebih dulu, tidak masalah." Ucap Jeongyeon sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi yang ia duduki.

Mina pun menjadi semakin tertarik untuk 'mengganggu' Jeongyeon.

"Ini tidak buruk juga." Pikir Mina.

Setelah beberapa menit kemudian, setelah gitar Jeongyeon sudah datang, wanita itu pun memundurkan duduknya hingga ke tembok. Ia bersiap dengan gitarnya sebelum perlahan memainkannya.

"I'm pass seeing you
Picturing where we'd end up to
I'm broke, and hopeless too
Wishin' I could get back to you
I can't keep goin' on like this
Pretending that you're gone
But I don't know, 'cause all I know"

"I'll be here waiting you to come

And bring me right back home
I'm caught up with these memories
Just by sitting here alone
If only I could see where it all started, we'll be fine
It's clear where this is goin'
I'll keep missing you alone
If you could see me cryin' in my room.. "

Semua orang merasakan kesedihan mendalam saat Jeongyeon menyanyikan tiap tiap bait lagu itu. Lagu ballad yang dinyanyika dengan begitu lembut dan penuh perasaan. Sementara Mina, wanita itu merasakan sakit luar biasa di dadanya. Karena ia tau, untuk siapa lagu itu ditujukan.

"Hey, I missed you too
And just so you know, I still love you
And I don't even know if I'm alright
'Cause if I call, we'd only end up in a fight
And I don't wanna keep on getting home
Still holding to your favorite little shirt. "

"A-apa?" Mina terbelalak dan tanpa sengaja matanya bertatapan dengan mata sayu Jeongyeon yang sedang fokus bernyanyi.

"If you could see me cryin' my room." Setelah Jeongyeon selesai bernyanyi, tiba tiba terdengar sorakan dan tepuk tangan dari seluruh penjuru kantor.

Karena tanpa semua orang sadari, Jeongyeon meminta tolong kepada salah satu staff Mina untuk menyalakan mic yang menghubungkan ruang meeting dengan speaker yang tersebar ke seluruh penjuru gedung. Sehingga saat itu, semua orang mendengarkan lagu Jeongyeon.

"Aku belum menyanyikan semuanya. Anda bisa mendengarkan sisanya setelah saya debut nanti." Ucap Jeongyeon.



















































Asek...

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang