Jeongyeon melangkahkan kedua kakinya menuju ke unit apartmentnya. Didepan pintu unitnya telah berdiri seorang wanita dengan pakaian yang terlihat mahal.
Hal itu membuat Jeongyeon tidak yakin jika wanita itu memang mau menyewa kamar di apartmentnya.
"Nona Minatozaki Sana?" Tanya Jeongyeon.
"Nona Yoo?" Tanyanya balik.
"Ne, saya Yoo Jeongyeon." Jeongyeon pun menjabat tangan wanita di depannya.
"Mari masuk, anda pasti sudah lama menunggu." Jeongyeon memasukan password ke pintu unitnya, setelah itu membukanya.
"Terima kasih." Ucap Sana.
"Mari saya bantu bawa kopernya." Ucap Jeongyeon sambil membantu Sana.
Keduanya pun masuk ke dalam unit Jeongyeon.
"Kamar anda disini." Jeongyeon membuka kamar yang akan di tempati Sana.
"Wah ini terlihat jauh lebih besar dari yang di foto." Komentar Sana sambil melihat ke sekeliling kamar.
"Disini ada lemari baju dan meja yang bisa anda pakai, dan seperti yang di perjanjian, untuk kebersihan unit ini akan menjadi tanggung jawab bersama. Saya biasanya membersihkan apartment setiap seminggu sekali di hari minggu. Untuk sarapan setiap pagi saya yang akan menyediakan, tapi untuk makan siang dan makan malam, saya tidak bisa karena saya harus bekerja hinga larut. Bila ada sesuatu yang anda butuhkan atau ingin anda tanyakan, silakan saja, jangan ragu ragu. Oh iya, untuk kamar mandinya hanya ada 1, jadi kita menggunakannya secara bergantian." Ucap Jeongyeon.
"Ne, terima kasih banyak." Sana tersenyum manis.
"Kalau begitu selamat beristirahat, nona Minatozaki." Jeongyeon tersenyum.
Setelah Jeongyeon pergi, Sana pun menutup pintu kamarnya dan duduk diatas kasur.
"Wah.. Aku tidak menyangka roommateku sangat good looking." Ucap Sana sambil tersenyum.
"Kelihatannya dia sangat baik dan tertata. Ruangan ini jarang dipakai tapi tetap bersih. Dia pasti sangat rajin membersihkan rumah." Gumam Sana.
"Huft.." Sana merebahkan dirinya diatas kasur.
"Dia juga mengganti spreinya." Sana memeluk salah satu bantal.
"Senangnya punya roommate yang begitu perhatian." Pikirnya sambil meraih ponsel di kantungnya.
Dilain tempat, Jeongyeon sedang membasuh tubuhnya dengan air hangat. Ia membiarkan air dari shower membasahi seluruh tubuhnya. Jeongyeon begitu lelah. Menjalankan 3 pekerjaan sekaligus setiap hari membuatnya begitu lelah. Terlebih lagi ia harus berjalan kaki kemanapun ia pergi.
*Tok tok tok.
Suara ketukan pintu membuat Jeongyeon kembali tersadar.
"Jeongyeon? Kau di dalam ya?" Tanya Sana dari luar.
"Ne, tolong tunggu sebentar. Aku akan sudah selesai." Jeongyeon pun mematikan shower dan mengeringkan tubuhnya dengan handuk.
Setelah selesai memakai pakaiannya, Jeongyeon pun keluar sambil mengeringkan rambutnya.
"Silakan." Ucap Jeongyeon.
"Eoh? Ne." Angguk Sana yang terfokus pada Jeongyeon yang sudah berjalan memasuki kamarnya.
.
.
."Selamat pagi Sana-ssi, ini sarapan untuk pagi ini. Selamat menikmati, semoga harimu indah." Jeongyeon meninggalkan sepucuk surat di atas tutup saji.
"Manis sekali." Sana tersenyum menatap surat itu.
Dilain tempat, Jeongyeon sedang dalam perjalanan menuju tempat kerjanya. Disana ia bertemu dengan seorang pria yang kempes bannya. Jeongyeon melirik jam tangannya dan melihat masih ada waktu sebelum jam kerjanya.
"Paman? Apa yang terjadi?" Jeongyeon menghampiri pria itu.
"Sepertinya tertancap paku." Jawabnya
"Apakah anda sudah menelpon pihak asuransi anda?" Tanya Jeongyeon.
"Yeah, tapi mereka bilang akan datang dalam 2 jam, karena ini masih terlalu pagi." Jawab pria itu.
"Apakah anda sedang buru buru?" Tanya Jeongyeon.
"Ne, saya harus segera pergi." Jawabnya.
"Baiklah kalau begitu mari saya bantu anda mengganti bannya." Tawar Jeongyeon.
"Ne, terima kasih banyak." Ucapnya sambil berjalan ke arah bagasi, diikuti oleh Jeongyeon.
Jeongyeon pun membantu pria itu mengganti bannya. Setelah selesai, baju seragamnya sudah begitu basah kuyup karena keringatnya. Kedua tangannya juga begitu kotor karena itu. Namunberkat bantuannya, pria itu bisa mengganti ban nya dengan lebih cepat.
"Ini, tolong terimalah." Pria itu memberikan uang kepada Jeongyeon.
"Anieyo, tidak perlu." Tolak Jeongyeon.
"Terimalah, ini karena kau telah membantuku." Ucap pria itu.
"Tidak perlu paman, aku tulus membantu paman. Karena sudah selesai, aku pamit duluan ya paman, aku harus segera ke tempat kerja. Sampai jumpa, paman." Jeongyeon membungkuk dan segera berlari pergi.
"Aigoo, anak itu baik sekali." Ucap pria itu sambil memandang kepergian Jeongyeon.
Pria itu pun kembali memasuki mobilnya.
"Maaf agak lama nyonya, Mina." Ucap Pria itu.
"Tidak masalah." Balas Mina sambil memandang keluar jendela.
"Beruntung sekali ada yang berbaik hati membantu hehe." Pria itu pun kembali mengemudikan mobilnya.
"Menarik." Pikir Mina.
.
.
."Huuuftt hufffttt hufffttt... Akhirnya sampai.." Jeongyeon mengatur napasnya setelah sampai di depan gedung kantor.
Ia pun kembali melangkahkan kedua kakinya memasuki gedung. Saat sampai di pantry, ia bertemu dengan managernya.
"A-annyeonghaseyo." Jeongyeon membungkuk.
"Jam berapa ini, Yoo Jeongyeon?" Tanya managernya.
"Setengah 8, nyonya Park." Jawab Jeongyeon sambil menunduk.
"Kudengar kemarin kau menumpahkan gelas di depan direktur, dan sekarang kau telat 30 menit." Ucapnya sambil melipat kedua tangan di depan dada.
"Maafkan saya, nyonya." Sesal Jeongyeon.
"Lupakanlah Jeongyeon." Ucap nyonya Park.
"Hari ini kau lembur, dan bersihkanlah gudang, dan besok, kau tak perlu masuk lagi." Ucap managernya.
"Ne??" Kaget Jeongyeon.
"Hari ini hari terakhirmu disini. Itu keputusanku, jangan membantah." Ucap nyonya Park sambil berjalan keluar dari pantry.
Tubuh Jeongyeon melemas, nafasnya memberat. Ia mengacak geram rambutnya, dan merasa begitu kesal terhadap dirinya sendiri.
"Sial!" Umpatnya sambil mengusap kasar wajahnya.
Eyoo hi guys and girls!
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower
FanfictionFull Chapter Love is easy. I love you, you love me, then let's live happily.