Yoshi dan Junghwan seketika saling menatap satu sama lain; bingung harus menjawab seperti apa.
Lelaki itu, Mashiho sahabat Yoshi seakan mengerti, dia memilih untuk tidak menunggu jawaban dari pihak yang di tanya, “Masuk lah.”
Yoshi mengedarkan pandangannya ke sekeliling apartemen Mashiho, masih sama tidak ada yang berubah, apartemen ini sudah seperti rumah keduanya.
Bahkan jika di pikir-pikir lagi, lelaki Jepang itu lebih sering tidur dan makan di sini ketimbang di rumah besar keluarganya. Maklum, hubungannya dengan kedua orang tuanya tidak begitu dekat. Yoshi tidak begitu di perhatikan selama orang tuanya masih ada, mereka seperti sepasang gangster, pekerjaan mereka di setiap harinya hanyalah bersaing, hingga pada akhirnya merenggut nyawa.
Ibunya terlalu brandal untuk di anggap sebagai orang tua, tidak jarang kediaman keluarga Kanemoto selalu di penuhi oleh parah anggota kelompok ibu dan ayahnya. Berjudi, minum, sama persis seperti club. Itu alasan Yoshi sangat jarang pulang ke rumah, fakta terbaiknya orang tuanya tidak pernah lupa mengisi rekeningnya.
Seburuk apa pun mereka, jika itu sudah memiliki keturunan, mereka pasti akan tetap mengingatnya; jangan terlalu menyepelekan orang tua, seburuk apa pun mereka.
“Kau, sendiri?” Tanya Yoshi ketika melihat sahabatnya kembali dengan beberapa gelas minuman.
“Tidak. Bersama Junkyu.”
Baru saja namanya di sebut manusianya datang. “Sayang, siapa?”
Seketika Yoshi menatap pura-pura jijik Junkyu yang berstatus sebagai pacar dua tahun sahabatnya, “Menggelikan.”
Mendengar itu Junkyu mendengus. “Kukira kau sudah mati─”
“Junkyu!”
“Apa? Tck, suaramu terlalu keras.” Seru Junkyu tidak mau kalah; dasar nyolot.
Mashiho menatap kesal pacarnya itu, “Yoshi baru saja berduka, bisa-bisanya kau ini.” Gerutu Mashiho mengisyaratkan pada kedua tamunya untuk meminum apa yang sudah dia seduh.
“Memangnya kenapa?” Junkyu mengambil duduk, merangkul pundak pacarnya yang langsung di tepis oleh Mashiho dengan tatapan judes. “Yoshi juga tidak begitu memperdulikannya, bukan begitu Yoshi? Kita semua tahu bagaimana buruknya orang tuamu itu.”
Yoshi mengangkat bahu tak acuh, “Mereka bahkan tidak mengucapkan kata maaf sebelum pergi.” Gumamnya pelan yang masih dapat di dengar.
Sejujurnya, Junghwan sedikit bingung dengan reaksi Yoshi. Wajah pemuda itu tidak menampilkan kesedihan sedikit pun. Sebenarnya, serenggang apa hubungan anak dan orang tua itu.
Seketika Junkyu mendehem, melirik lelaki yang ada di samping Yoshi. “Kau? Ada hubungan apa dengan Yoshi?”
Tanpa sadar, lagi-lagi keduanya saling memandang satu sama lain. Mereka terjebak lagi dalam situasi yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
You, say... [ Yoshwan, Hwanshi ]✔
Action[ END ] Apa dia akan mengatakannya, pengakuan itu? Apa dia mencintaiku? Tidak mungkin, aku bahkan, sangat tidak pantas untuknya.... -Yoshi Hebat yang baca buku ini sampe habis. Alur cerita ini rumit, jadi harus fokus! 🏅#1 kriminal b×b 🐮dom 🐯sub