"Tidak ada?" Doyoung menatap tak percaya, "Coba periksa sekali lagi, siapa tau anda keliru." Pemuda itu bersikeras, malah semakin menempelkan tubuhnya di meja.
Seketika saja Yoonbin menoyor kepala sahabatnya itu, "Kau tidak melihat? Dia bahkan sampai memeriksa catatan minggu lalu. Di mana sopan santunmu."
"Kau tau sopan santun?" Timpal Doyoung malah dengan nada mengejek, hingga berakhir dengan mereka yang berdebat di depan meja informasi.
Di tengah kericuhan kedua sahabatnya, Junghwan tidak sengaja melihat keberadaan beberapa anak buah ayahnya, tentu dia kenal sebagian dari mereka, salah satunya adalah orang yang pernah meremehkannya di ruang latihan.
"Seharusnya kita tidak usah mempercayai ucapan Yoonbin, dia bukan peramal." Doyoung berkacak pinggang, berbalik memunggungi meja setelah benar-benar tidak mendapat informasi seperti apa yang mereka harapkan.
Junghwan menoleh; spontan mengalihkan pandangannya. "Apa nama Jaehyuk tidak ada?"
"Tidak. Omong kosong saja, dia tidak mungkin pergi keluar negri, bahasa inggrisnya payah." Doyoung melirik Yoonbin seakan menyindir.
"Junghwan aku tidak berbohong, bahkan kalian melihat sendiri, lokasi terakhirnya ada di bandara ini." Pemuda itu berusaha membela diri.
Tidak ada tanggapan.
"Heh! Kau kenapa?" Seru Doyoung bingung saat melihat Junghwan diam seperti orang bodoh.
"A-ah tidak, ayo kita butuh istirahat." Junghwan lantas melangkah terlebih dahulu, meninggalkan keduanya.
"Ada apa dengannya." Gumam Doyoung, sebelum Yoonbin merangkul pundak pemuda itu dan menariknya untuk segera menyusul Junghwan.
Derrtt!~ Derrtt!~ Derrttt!~
Refleks Junghwan menghentikan langkahnya sejenak, merogok saku celananya dan segera mengangkat panggilan dari nomor tidak dikenal.
"Halo?"
"─hikssss.. J-junghwan.."
Seketika saja Junghwan mebelalak, dengan jantungnya yang mendadak berdegup lebih cepat, perasaannya mulai tidak enak. "Yoshi? Apa itu kau?"
Kedua temannya sudah menatap bingung Junghwan, pemuda itu tidak biasanya semudah ini di buat panik.
"J-jemput aku─hkkk, hikss aku tidak mau di sini─"
"Tunggu aku," Junghwan berlari menuju parkiran, berpamitan pada kedua sahabatnya dengan gestur tubuh, sebelum masuk ke dalam mobil. "Kau di markas?"
Samar-samar Junghwan mendengar ucapan 'iya' dari sebrang telepon, suara sesenggukan nya membuat Junghwan semakin di buat khawatir.
"Kau sudah pergi?"
"Aku di jalan." Junghwan mempercepat laju mobilnya.
"Aku takut.. jangan matikan t-teleponnya.." Tangis pemuda itu perlahan mulai mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
You, say... [ Yoshwan, Hwanshi ]✔
Action[ END ] Apa dia akan mengatakannya, pengakuan itu? Apa dia mencintaiku? Tidak mungkin, aku bahkan, sangat tidak pantas untuknya.... -Yoshi Hebat yang baca buku ini sampe habis. Alur cerita ini rumit, jadi harus fokus! 🏅#1 kriminal b×b 🐮dom 🐯sub