[ 11 ] You, say...

2.5K 338 4
                                    

“Fokus, jangan tertipu dengan gerak bahunya, kau mengerti?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Fokus, jangan tertipu dengan gerak bahunya, kau mengerti?”

Junghwan mengangguk dengan nafas yang masih tersengal-sengal, ia kembali meludah darah dari dalam mulutnya ke dalam ember mini.

Suara lonceng kembali berbunyi, sang pelatih lantas memasukan kembali gamsil ke dalam mulut Junghwan.

Merasa siap, pemuda itu segera bangun sambil meregangkan otot-ototnya, melangkah ke tengah ring, hingga berikutnya pertarungan kembali berlanjut.

Kondisi musuhnya tidak kalah buruk, wajah mereka yang babak belur, bahkan salah satunya dengan tulang hidung yang patah.

Satu tangkisan sayangnya berhasil menepis pukulan Junghwan. Mereka kembali saling mengancang-ancang, sebelum musuh dari sudut merah secara gesit memberikan pukulan bertubi-tubi dengan brutal, membuat tubuh Junghwan mundur hingga punggungnya mengenai tali pembatas ring.

Bugh!

hantaman di perut, lalu pukulan hook yang sukses membuat mata kiri Junghwan seketika membengkak. Merasa perutnya sedikit nyeri, dengan pandangan yang seketika kabur, tanpa terkontrol lagi tubuh Junghwan jatuh.

Melihat itu sang musuh sudah menghentakkan kakinya puas, berteriak meraung bagaikan hulk penuh rasa mengejek ke arah pihak lawan dari sudut biru.

Tidak ada hitungan seperti peraturan biasanya; yang jika salah satunya gugur maka akan di beri kesempatan selama hitungan 5 detik, tapi kali ini Junghwan justru merasakan tubuhnya kembali di angkat, sebelum di banting.

Sudah di katakan bukan, ini bebas, pertarungan akan di katakan berakhir jika salah satunya tewas. Dan ini final, tentu akan semakin keras.

Petarung Amerika bukanlah petarung yang patut untuk di remehkan, mereka di takuti oleh seluruh organisasi boxing tingkat internasional, karena setiap tahunnya mendapatkan penghargaan, selalu membawa pulang emas.

Siapa sangka mereka akan mengirimnya juga ke fight ilegal, dan di sini lah dia, Junghwan mendapatkannya, pesaing yang tidak main-main.

Apa uang negara masih kurang? Dasar anak muda, penuh dengan keserakahan.

Perlu di ingatkan, berada di kelas 60 benar-benar bertaruh nyawa─

Bughhh!!!

Junghwan menonjok perut musuhnya yang berada di atasnya, sebelum pemuda berambut pirang itu kembali menghantam wajahnya untuk kelima kalinya yang sudah di penuhi dengan darah. Jika terus di biarkan Junghwan bisa mati.

Lengah sedikit, Junghwan mengambil kesempatan itu, setelah mendorong, lalu dia bangun mengambil alih posisi, menonjok wajah musuhnya sekali namum sialnya kemudian tubuh Junghwan terdorong ke belakang.

Sebelum musuhnya kembali benar-benar menghajarnya, pemuda itu segera bangun, dan lagi-lagi keduanya saling mengancang-ancang.

Seketika timbul sesuatu di benak Junghwan; dia tidak boleh mati di sini, dia masih punya tugas yang belum diselesaikan, dia masih punya tanggung jawab, dan dia masih punya banyak tujuan.

You, say... [ Yoshwan, Hwanshi ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang