[ 25 ] You, say...

1.9K 201 8
                                    

⚠️⚠️
Sekali lagi diingatkan! Cerita ini rumit! Ditiap part bakal ada potongan-potongan puzzle. Jadi bagi yang nggak baca sampe akhir, pasti bakal bingung sama susunan alurnya, terutama kenapa si ini bisa ketemu ini, kenapa ini blablabla.

Garis besarnya! Jangn langsung nyimpulin kalo cerita ini MEMBINGUNGKAN! Itu karena lo, belum baca semuanya!!

Sekali lagi diingatkan. Fokus! Biar lo paham!

 Fokus! Biar lo paham!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Flashback

"Masih bertahan?"

"Tentu saja." Junghwan hanya bisa setengah mendesis melihat tatapan mengesalkan itu.

Yang lebih tua lantas terkekeh, "Aku hanya bercanda."

Pemuda bermarga So itu memutar bola mata malas. "Kau sendiri. Lumayan. Masih tidak menyerah hingga saat ini."

"Tidak usah berbasa-basi, jujur saja kau merasa beruntung bekerja sama denganku, tidak ada yang rugi." Celetuk pria itu percaya diri, siapa lagi kalau bukan Kim Junkyu.

"Kau semakin tidak tahu diri."

Junkyu lagi-lagi terkekeh. "Oke, cukup. Aku punya berita penting." Raut wajah pemuda itu berubah serius.

"Hmm.." Junghwan menunggu.

"Ada organisasi lain yang akan menghancurkan markas ayah mu. Dan kemungkinan besar penyerangan akan terjadi besok."

Seketika saja Junghwan mengerutkan keningnya, pemuda itu menegakan tubuhnya dari posisi menyandar, terlihat tertarik dengan apa yang baru saja Junkyu katakan. "Kau yakin? Siapa mereka?"

Junkyu tersenyum misterius, lalu dia melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Sebentar lagi, dia akan datang."

Tidak lama dari Junkyu mengatakan itu, suara lonceng dari pintu kafe terdengar, disusul dengan seorang pria yang masuk, dan melangkah ke arah meja mereka.

Junghwan sedikit menyipitkan matanya, memperjelas penglihatan, sebelum tanpa sadar pemuda itu membelak heboh.

"Anak sialan, kemana saja kau!" Refleks pemuda itu menggebrak sedikit mejanya, hingga mengundang atensi dari para pelanggan.

Sedangkan yang diumpat malah tersenyum lebar seperti orang bodoh. "See? Aku masih hidup." Dia merentangkan tangannya sombong, merasa bangga sudah berhasil membuat lelaki tidak pedulian seperti Junghwan dibuat bereaksi seperti saat ini. Bisa khawatir juga ternyata.

"Jelaskan semuanya." Tegas Junghwan tidak mau berbasa-basi.

Jaehyuk mengambil duduk. "Kita hanya akan membahas tentang penyerangan markas ayahmu besok." Mutlak pemuda itu.

"Kau berhutang padaku." Junghwan menunjuk penuh penekanan, seakan mengancam Jaehyuk.

Pemuda Yoon itu hanya mengangguk mengalah, agaknya tidak sabar ingin membahas topik utamanya.

You, say... [ Yoshwan, Hwanshi ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang