Pintu besi dengan tekstur tebal yang menutupi akses keseluruhan─tempat satu-satunya masuk menuju terowongan bawah tanah itu kini sudah hancur berkeping-keping, setelah beberapa detik yang lalu dihantam oleh bom─yang sengaja ditempelkan pada permukaan penghalang.
Suara sirine peringatan keamanan yang otomatis langsung berbunyi di setiap penjuru area, cahaya kerlap-kerlip berwarna merah yang menjadi penerang di setiap lorong. Membuat seluruh penghuni yang ada di dalam sana sontak langsung bergerak siaga.
Membuat situasi mulai terlihat kacau, dan tidak terkendali.
Sepatu-sepatu tebal itu menginjak sembarang permukaan aspal yang sudah gosong. Segerombolan manusia bersenjata, dengan mengenakan jaket kulit tebal, melangkah masuk beriringan─penuh keyakinan.
Kabel putih handsfree earphone yang berada di leher hingga tersambung ke telinga, sesekali berbunyi, tanda jika tiap anggota telah terhubung dengan satu sama lain untuk mengatur pergerakan, serta melaporkan situasi.
Kamera cctv milik markas yang tengah dibobol bahkan sama sekali tidak dialihkan, video rekaman para penyusup yang masuk terpampang jelas dari layar keamanan, seakan mereka─para penyusup sengaja menyerang dengan sepengetahuan pemilik markas.
Sebut saja mereka menantang.
Sebab itu, tidak butuh waktu lama, segerombolan pria berjas datang dari ujung lorong arah berlawanan.
Dan pertempuran langsung terjadi.
Mereka menghajar satu sama lain tanpa ragu, menghabisi lawan tanpa belas kasihan.
Pukulan, sayatan, tulang yang dipatahkan, tembakan, semua hal yang menyangkut kekerasan terjadi di sana.
Bercak darah yang mulai berceceran, di lantai, maupun di dinding, bersamaan dengan beberapa mayat dari pihak yang terkalahkan.
Pria bersurai merah di antara banyaknya manusia yang tengah berkelahi itu memilih untuk masuk terlebih dahulu setelah berhasil melewati beberapa lawannya yang menghalangi.
Sesekali berusaha untuk menghindar dari sorot cctv, dan beberapa pria berjas yang berusaha melindungi markas.
Dia harus menyimpan tenaga, ini bahkan baru dimulai, dia tidak boleh gegabah. Musuh nya sangat lah kuat, dia tidak boleh sampai salah langkah.
Cepat-cepat pemuda itu menghimpit punggungnya ke tembok, menahan nafas sembari melirik ke arah beberapa pria yang berlari melewati lorong pertigaan.
Sial, tempat ini sangat besar, ada banyak lorong, dan ruangan. Cukup dibuat pusing, membuat siapa pun harus tetap waspada di setiap saat.
Setelah memastikan jika di kiri kanan lorong sudah kosong, pemuda itu kembali melanjutkan penelusurannya.
"Tetap pada kelom─"
KAMU SEDANG MEMBACA
You, say... [ Yoshwan, Hwanshi ]✔
Action[ END ] Apa dia akan mengatakannya, pengakuan itu? Apa dia mencintaiku? Tidak mungkin, aku bahkan, sangat tidak pantas untuknya.... -Yoshi Hebat yang baca buku ini sampe habis. Alur cerita ini rumit, jadi harus fokus! 🏅#1 kriminal b×b 🐮dom 🐯sub