[ 14 ] You, say...

2.7K 327 31
                                    

Warn!!!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Warn!!!!!

Junghwan terkekeh, dia menunduk menatap Yoshi, menggoda lelaki itu yang sudah mengalihkan pandangannya.

"─Junghwan!" Yoshi memukul lengan pria itu, yang malah membuat tawa Junghwan pecah.

Wajah Yoshi semakin terlihat masam. "Kau tidak menjawab pertanyaanku dengan serius," si manis mendorong dada yang lebih muda, berusaha melepas dekapan itu. "Menjauh."

"Ehh, kau marah?" Seakan menambah kekesalan Yoshi, Junghwan malah mengeratkan pelukannya, hingga membuat tubuh lelaki Jepang itu kembali menempel.

"Junghwan, lepaskan." Yoshi masih berusaha memberontak dengan raut wajah kelewatan kesal.

"Kenapa kau marah?"

"Dasar So bodoh! Sudah kukatakan kau tidak menjawab pertanyaanku dengan benar." Amuk Yoshi memukul dada Junghwan.

"Heh, jangan memukulku, berhenti sebentar, akanku jelaskan." Seru pria itu sedikit kewalahan menahan rontaan Yoshi.

Yoshi lantas menghentikan rontaannya, lalu mendongak menunggu pemuda itu kembali berbicara.

"Aku menyayangimu apa itu terdengar bohong? Aku berucap serius." Ujarnya sungguh-sungguh, tidak ada sorot kebohongan di sana.

Yoshi mendadak bungkam.

"Aku menjagamu, peduli padamu sampai sejauh ini menurutmu karena apa? Karena aku menyayangimu."

Menyayangi, bukan menyukai, oke itu beda.

"K-kenapa?" Entah, kata itu keluar begitu saja dari mulut Yoshi.

Junghwan lantas menatap dalam-dalam manik pemuda itu. "Kau, selalu mengingatkanku dengan orang-orang yang menyayangiku."

×××

"Demi apa, aku meladeni bocah SMA sepertimu." Pria berjaket kulit hitam itu memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, setelah sebelumnya memberikan sebuah berkas kecokelatan pada seorang pemuda yang tengah duduk di depan mobil.

"Ini yang kau mau?" Junghwan mengangkat amplop tebal itu kehadapan si pria, namun belum sempat tangan pria itu meraihnya, Junghwan sudah terlebih dahulu menariknya kembali.

"Jika informasi yang kau dapat memuaskan maka akanku berikan." Ujarnya tersenyum miring, membuat pria itu menggeram tak suka.

"Aku mencatat semua lokasi-lokasi yang dikunjungi oleh anak buah ayahmu belakangan ini sampai orang-orang penting yang bekerja sama dengannya. Mereka di mana-mana, jaringan ayahmu begitu luas." Ujar si jaket kulit cukup mengagumi, sedikit bercerita apa yang dia tahu.

Junghwan mendehem. "Dia seperti iblis yang sedang berkuasa." Ucap pemuda itu tanpa mengalihkan pandangannya dari data di hadapannya, "Tapi akan ku pastikan itu tidak akan bertahan lama. Sudah cukup apa yang dia perbuat," Junghwan beralih menatap yang lebih tua, lalu memberi amplopnya, "Jangan mengabaikan panggilanku lagi, atau kau akan kehilangan pekerjaanmu."

You, say... [ Yoshwan, Hwanshi ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang