[ 29 ] You, say...

1.6K 161 56
                                    

Riki meletakan dua cup latte, lalu mengambil duduk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Riki meletakan dua cup latte, lalu mengambil duduk.

Beberapa menit hanya ada keheningan, kedua nya sama-sama sibuk menyicipi minuman berkafein tersebut.

Lelaki bersurai hitam itu menatap ke sekeliling yang terlihat lumayan ramai. Bibirnya seketika kembali terangkat membentuk senyuman, saat melihat beberapa anak trainee tengah membuat vlog dengan kamera yang mereka bawa.

Andai dulu dia bisa seperti itu─lebih lama lagi. Sampai saat ini pun cita-citanya masih ingin menjadi seorang idol. Tapi semua itu sudah terlambat. Dia mengaku kalah akan kekecewaannya. Semuanya sudah sirna.

Dia memutuskan untuk tidak mau lagi sekedar mencoba. Biarkan dia menjadi seperti ini. Orang biasa, setidaknya dia tidak menjadi pengangguran, bukan?

Tidak semua yang ia inginkan bisa tercapai. Dia paham akan hal itu.

Pemuda itu hanya terlampau kecewa. Membuatnya mati rasa, dan tidak lagi tahu apa itu arti kesedihan?

Dan, apa itu rasa sakit?

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Suara Riki tiba-tiba saja mengalihkan ingatannya dari masa lalu. Pemuda itu, Kim Sunoo, dia lantas menoleh menatap lelaki Jepang itu.

"Hybe akan segera mengadakan reality show survival, kebetulan sekali kali ini aku yang menyutradarai. Kudengar kau juga akan terlibat." Jelas pemuda itu.

Seketika saja Riki mengerutkan keningnya bingung. "Kupikir aku hanya akan mengambil kelas dance saja."

"Iya itu benar, tapi kau juga akan tampil sebagai penilai di bangku juri bersama senior lainnya." Sambung Sunoo.

"Aku tidak sehebat itu." Elak Riki.

Mendengar itu, Sunoo tersenyum maklum. "Kau pikir kenapa kau di pindahkan ke Korea oleh pihak agensi, itu karena mereka percaya pada mu. Kau hebat Rik, tidak hanya sekali dua kali aku mendengar para senior memuji mu. Sebelum nya mereka sempat mengadakan pengambilan suara dengan para staf, dan mereka semua setuju akan melibatkan mu dalam survival kali ini."

Sunoo menjeda ucapannya sebentar, sedikit ragu untuk mengatakannya. "Agensi bahkan mengaku jujur, mereka sangat menyayangkan kau memutuskan untuk tidak ikut debut."

"Itu sudah delapan tahun yang lalu." Riki berucap tak acuh.

"Maafkan aku." Tiba-tiba saja nada bicara Sunoo berubah memelan, dia menunduk menatap cup minuman yang tengah ia genggam. Pemuda itu menggigit bibirnya gugup, merasa tak enak. Apa dia tidak salah bicara.

You, say... [ Yoshwan, Hwanshi ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang