[ 15 ] You, say...

2.7K 333 3
                                    

Junghwan meletakan pulpennya, pemuda itu sedikit meringis sambil memperbaiki perban dikedua telapak tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Junghwan meletakan pulpennya, pemuda itu sedikit meringis sambil memperbaiki perban dikedua telapak tangannya.

Tak berselang lama pandangannya refleks beralih pada layar ponselnya yang menyala; tanda ada yang menelpon namun dalam mode hening.

Dob is calling....

"Hmm." Junghwan memindah benda canggih itu ke tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya kembali menulis.

"Apa yang kau lakukan pada Dani?" Decak pemuda itu langsung.

Demi tuhan, "Hanya memberinya sedikit gertakan." Akunya jujur dengan nada tanpa adanya rasa bersalah.

"Kenapa kau kasar sekali, dia itu seorang gadis, kau meninggalkannya sendiri? Untung aku kembali ke sekolah."

"Lalu apa peduliku? Dia mengusikku, dan aku berhak bertindak." Desis Junghwan tak suka.

Terdengar helaan nafas, "Kau ini benar-benar, apa perlu aku mengatakannya pada Dani, jika kau sudah memiliki kekasih. Percayalah, jika aku membongkarnya cepat atau lambat berita itu pasti akan menyebar, dan kau, ketahuan memiliki kekasih."

Junghwan refleks langsung menoleh ke arah kasur, menatap Yoshi yang kini tengah tertidur lelap dengan tenang.

"Dob, kau tahu, kau menelpon ku di saat yang tidak tepat." Tanpa persetujuan Junghwan langsung mengakhiri telepon itu, sengaja menghindar dari topik tersebut.

Junghwan meletakan kembali pulpennya, seketika mengusak rambutnya dengan kasar, "Dobby kau benar-benar merusak fokus ku." Gerutunya segera melangkah keluar.

×××

Pagi-pagi sekali Junghwan sudah di buat shock, tentu saja.

Yoshi datang ke kamarnya dengan kondisi menangis, dan langsung memeluk tubuhnya, bahkan sampai sekarang pemuda manis itu masih tidak mau melepaskannya.

"Yoshi, ada apa?" Tanyanya cukup khawatir.

Dirasanya pelukan itu malah semakin mengerat di lehernya, dan lagi-lagi Yoshi tidak menjawab, hanya suara isakan pelan.

"Ada apa? Kau menangis karena kejadian malam tadi? Yoshi aku tidak melakukannya sampai sana, aku bersumpah." Jelas Junghwan tidak mau sampai terjadi kesalahpahaman.

Dia dapat merasa Yoshi menggeleng, lalu selanjutnya barulah pemuda itu melepaskan pelukannya, dan langsung meraih kedua tangan Junghwan dengan hati-hati, menatap kedua telapak tangan yang terbalut dengan perban itu dengan mata sembab dan hidung yang semakin memerah.

"M-malam tadi aku dalam keadaan sadar, aku melihat segalanya─hikss kau di pukul. Pasti sakit, maafkan aku hikss." Tangis pria itu kembali pecah saat melihat tangan Junghwan lama, membayangkan saat-saat di mana Junghwan berkelahi dengan pria asing itu, Yoshi tidak tega, apa lagi itu semua terjadi karena menjaga dirinya.

You, say... [ Yoshwan, Hwanshi ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang