"Bagaimana bisa dia memberi batas waktu pengumpulan semepet itu, sedangkan ada enam puluh soal yang harus di selesaikan. Tidak waras." Yoonbin menggerutu, membanting tasnya ke atas meja kantin.
Junghwan yang juga emosi membuang sembarang sedotannya, dan dengan mudahnya langsung membuka kemasan kotak susu itu, sebelum meneguknya dengan rakus.
Hanya Doyoung saja yang terlihat masih tetap terjaga kesabarannya, pemuda itu kini tengah memakan beberapa buah yang dia ambil dari showcase buah-buahan.
Ini sudah pukul sembilan malam, dan kelas tambahan yang wajib mereka ikuti baru saja usai. Maklum, kelas akhir.
"Aku bersekolah untuk menuntut ilmu, bukannya berlomba-lomba menyelesaikan soal latihan, dia pikir ini sebuah olimpiade." Omelan Yoonbin masih tetap berlanjut.
Kondisi mereka benar-benar kacau, dengan rambut kering yang acakan, lalu wajah yang pucat pasi. Sekolah benar-benar membunuh mental bahkan fisik kalau begini jadinya.
Sudah dua bulan berlalu, ujian kelulusan semakin dekat. Mereka tidak bisa lagi membuang-buang waktu seperti sebelumnya.
Siapa yang tidak mau lulus dengan nilai yang bagus.
Hanbin
Markas ayah di serang.
21.28Melihat chatroom itu Junghwan segera menarik tasnya seketika mengabaikan makanannya, "Aku duluan." Pamitnya langsung berlari pergi.
Kedua temannya hanya memandang malas, tidak peduli lagi dengan kepergian Junghwan; mereka kelaparan.
×××
Beberapa mobil truk besar berwarna hitam, terparkir sembarang tepat di depan pintu masuk menuju terowongan bawah tanah.
Junghwan mengedarkan pandangannya ke sekeliling yang sudah terlihat kacau dari pantulan remang-remang cahaya lampu jalanan dan lampu mobil yang menyala, beberapa petugas medis pribadi milik organisasi ayahnya sibuk berlalu lalang mengangkat banyaknya korban.
Dari kejauhan dia dapat melihat kakaknya melambai ke arahnya. Membuat pemuda itu segera mempercepat langkahnya menuju yang lebih tua.
"Bagaimana bisa markas ayah di temukan?" Junghwan langsung melontarkan pertanyaan.
Hanbin menyandar pada mobil hummer hitam kebanggaannya. "Sepertinya ada orang dalam."
Junghwan terdiam dengan tatapan menerawang.
"Kau tidak penasaran dengan kondisi kekasihmu?" Sang kakak menaikan alisnya.
Junghwan memandang Hanbin dengan tatapan yang sulit di artikan, "Dia ada di markas saat di serang?"
Hanbin mendecih, "Anak itu setiap hari berada di markas, bagaimana bisa kau tidak tahu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You, say... [ Yoshwan, Hwanshi ]✔
Action[ END ] Apa dia akan mengatakannya, pengakuan itu? Apa dia mencintaiku? Tidak mungkin, aku bahkan, sangat tidak pantas untuknya.... -Yoshi Hebat yang baca buku ini sampe habis. Alur cerita ini rumit, jadi harus fokus! 🏅#1 kriminal b×b 🐮dom 🐯sub