[ 4 ] You, say...

3.1K 455 115
                                    

Bosan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bosan. Kata itu yang tepat untuk menggambarkan tentang suasana hati si harimau manis itu sekarang. Baru kali ini ia rasanya ingin sekali melompat dari atas balkon untuk kabur keluar mencari udara segar, tapi Yoshi masih cukup waras untuk mengingat bagaimana kondisi hidupnya sekarang; dia tidak mau semakin mempersulit.

Sejak insiden besar yang menimpa keluarganya, rasanya Yoshi benar-benar tidak memiliki tujuan hidup lagi. Ingin berkuliah, tapi bahkan sekarang dia sudah sama persis seperti tahanan rumah.

Yoshi bersyukur karena ada Junghwan, setidaknya beberapa hari ke depan ini hidupnya masih bisa di bilang aman. Tidak ada siksaan fisik, atau pun mental, karena memang Junghwan setegas itu, bahkan pembantu yang ada di mansion So tidak di perbolehkan masuk ke dalam kamarnya.

Dan untuk Yoshi, hanya Junghwan yang boleh merawatnya; terutama mengganti penutup luka si manis, atau sekedar mengambil makanan. Beberapa hari ini Junghwan juga tidak mengijinkan siapa pun bertemu dengan Yoshi; berlaku untuk anggota keluarganya yang bejat.

Bukan tanpa alasan, untuk sekarang pemuda itu hanya tidak percaya dengan siapa pun yang ada di rumahnya untuk melayani Yoshi yang kondisinya memang sedang tidak stabil. Jadi ia memutuskan untuk menjaga Yoshi sendiri─hanya untuk sekarang, tidak tahu kedepannya.

Entahlah, Junghwan hanya merasa memiliki tanggung jawab. Menurutnya, Yoshi tak sepantasnya mendapatkan perlakuan tidak berperikemanusiaan seperti itu. Ini masalah pribadi orang tuanya, kenapa harus di libatkan kepada anak-anak mereka juga.

Jika kalian mengira Junghwan tidak marah atas apa yang sudah keluarga Kanemoto lakukan kepada kakaknya, maka kalian salah. Faktanya Junghwan yang paling histeris ketika mendapati mayat kakaknya yang di temukan tak bernyawa dengan kepala yang pecah di bawah gedung dari ketinggian 13 lantai.

Tapi dia sudah cukup dewasa untuk memahami segalanya. Sakit yang ia rasakan begitu luar biasa ketika kehilangan saudaranya─lalu, Yoshi? Junghwan sadar, apa yang ia rasakan tidak sebanding dengan apa yang Yoshi rasakan; kehilangan kedua orang tuanya. Menurut Junghwan itu jauh lebih menyakitkan.

Mungkin saja, itu alasan Junghwan peduli pada Yoshi. Kasihan? Atau, merasa harus bertanggung jawab atas perbuatan kejam kedua orang tuanya. Masa bodoh Junghwan bukan orang yang egois─yang hanya memikirkan tentang penderitaannya, Yoshi lebih menderita!

“Ada apa denganmu? Kenapa belum makan.”

Yoshi refleks menoleh dari arah balkon, mendapati si pemilik kamar sudah kembali.

“Tidak lapar.” Dia masih setia memperhatikan Junghwan yang tengah memunggunginya dari dalam kamar.

“Lihat tubuhmu sudah semakin kurus, Kanemoto.”

Tanpa mempedulikan ucapan Junghwan, Yoshi melangkah masuk berniat membantu Junghwan untuk merapikan pakaian kotornya, tapi─

“Kenapa dengan wajahmu?” Tanya Yoshi langsung bukan main terkejut saat pemuda itu sudah berbalik. Ada beberapa memar, dan luka robek yang mengering.

You, say... [ Yoshwan, Hwanshi ]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang