DBG 8

3.1K 213 6
                                        

Raka sudah sampai sekitar 1 jam yang lalu dan sekarang laki-laki dengan setelan kemeja biru dan celana hitam itu duduk di sofa yang berada di ruang rawat inap kara.menatap ke arah kara yang masih memejamkan matanya.

Wajah putih pucat itu terus ia tatap dengan tatapan khawatir,sudah ketiga kalinya kara drop dan masuk rumah sakit lagi.namun itu semua tidak membuat gadis kecil itu takut.

"Ngapain Lo ngeliatin gw!"ucap kara dan membuat Raka langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu.

"Saya liatin selang infusan kamu tuh dah mau habis"bela Raka pada dirinya.

"Kamu kenapa bisa masuk rumah sakit lagi?"tanya Raka dan kara hanya diam tanpa berniat menjawab pertanyaan tersebut.

"Kamu bisa gak nurut sama orang tua kamu buat jaga kesehatan kamu!kesian kamu dan mereka.mamih kamu dari Jakarta bawa mobil sendiri ,adik kamu juga ikut,mereka panik lihat kamu kara!"ujar Raka berdiri dari duduknya dan berjalan menuju kara yang masih memandangi jendela disampingnya.

"Gak usah bawa-bawa keluarga gw karena Lo gak tau apa-apa tentang kehidupan gw!"kara menatap tajam ke arah kara.

"Saya bisa lihat kalau orang tua kamu khawatir sama kamu kara!"balas Raka

"Orang tua?lo tau yang Lo sebut orang tua itu siapa hah?!"

"Orang yang Lo sebut orang tua itu adalah orang yang bikin gw gak pernah merasakan kebahagiaan, kebahagiaan yang seharusnya gw dapet selayaknya anak remaja lainnya.asal lo tau bokap gw aja gak peduli!dia gak ada disini!dia gak nanyain kabar gw!dan cuma wanita itu yang muncul.wanita yang udah merusak semuanya dikeluarga gw!"ucap kara dengan tegas bahkan matanya mulai berkaca-kaca.

"Nyokap gw meninggal saat melahirkan Dio!belum setahun nyokap gw pergi tapi bokap gw udah nikah sama wanita itu! setelah setahun nyokap gw pergi gw didiagnosa kanker darah!Lo tau gak sih itu sakit banget!hidup dibayang-bayangi oleh kematian sedangkan keluarga sendiri aja gak peduli gw sakit!"tangis kara pecah dengan memukul-mukul dada nya terasa sesak kala mengingat semuanya.

Raka langsung menarik kara ke dalam pelukannya dan memeluk dengan erat.mengusap punggung bergetar kara dengan sesekali berucap "kamu kuat kara".

"Mamih hiks hiks hiks"gumam kara disela-sela tangisannya.

"Mamih kamu pasti bangga sama anak perempuannya ini,kuat dan hebat menghadapi semuanya"ujar Raka

"Mau ketemu mamih hiks hiks hiks"

Kata-kata kara itu membuat Raka meneteskan air matanya,sakit rasanya mendengar kara berbicara seperti itu.ia masih mau berlama-lama dengan gadis ini.jika diminta sama tuhan,Raka lebih memilih dirinya yang mati dibandingkan gadis yang berada dipelukannya.

"Sakit banget kangen sama mamih tapi gak bisa berbuat apa-apa"ucap kara dengan suara terbata-bata.

"Mau dipeluk mamih"

"Mau dicium mamih"

"Mau ceritain semuanya sama mamih"

"Mau tidur bareng sama mamih"

Raka semakin mempererat pelukannya.hal yang langka bagi hidup Raka melihat kara menangis seperti ini.memanggil nama mamihnya tiada henti.raka mengusap air matanya.

"Sembuh ya,habis kamu sembuh saya ajak ke kamu ke Bali kita liburan,kita tenangin diri kita masing-masing,kesian mamih kamu kalau lihat kamu seperti ini.dia mau anaknya bahagia walaupun dia tidak bisa berada disamping kamu"ucap Raka sambil tangannya mengelap wajah cantik kara dengan tissue.

"Makasih Raka"ucap kara dengan melihat wajah tampan raka.raka yang mendengarnya pun langsung mengangguk dan tersenyum.

***

Doctor vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang