DBG 13

2.6K 173 10
                                    

Tama melihat istrinya sedang duduk di halaman belakang rumah yang banyak sekali tanaman milih alm istrinya dulu.

Evelin duduk dengan tangannya memegang minuman jeruk,hari ini fikirannya sangat banyak dan membuat ia pusing dan penat.

Evelin memikirkan tentang perceraian yang diminta kara anak sambungnya.satu sisi Evelin sayang kepada Tama dan kedua anak Tama, walaupun mereka terlahir bukan dari rahimnya namun Evelin sangat menyayangi mereka berdua, sangat,sangat.

"Lagi mikirin apa sih istri aku?"tanya Tama dengan duduk dikursi yang ada didepan Evelin, bahkan kursi itu ia geser agar sedikit lebih maju ke arah Evelin.

"Kamu gak ke kantor?"Evelin malah menanyakan hal lain dibandung menjawab pertanyaan Tama tadi.

"Ini hari Sabtu sayang,hari dimana aku ada buat kamu dan anak-anak"ujar Tama dengan mencubit pipi Evelin.

"Maaf aku lupa, yaudah kamu kerumah sakit sana temani kara"ujar Evelin

"Sama kamu juga yuk"ajak Tama pada istrinya

"Aku nanti siangan aja mas"ujar Evelin

"Kenapa ko siang?"tanya Tama

"Oh ya mas ini ada surat buat mas"ujar Evelin memberika amplop coklat kepada Tama.

Tama membuka amplop itu dan membaca isi kertas putih itu,matanya membulat, tangannya meremas kertas itu hingga jadi kecil dan melemper itu didepan Evelin dengan wajah marahnya.

"SUDAH AKU BILANG KITA GAK AKAN CERAI EVELIN!"teriak tama dan membuat Evelin memejamkan matanya.

"Mas tapi kara gimana?"lirih Evelin

"Kamu tanya kara gimana?sekarang aku tanya ke kamu,gimana aku kalau kita cerai?gimana aku tanpa kamu?gimana aku hidup tanpa pegangan?gimana aku caranya merawat anak-anak aku sendirian sedangkan aku kerja buat mereka,aku butuh seseorang disamping aku Evelin,aku butuh sandaran dan pegangan Evelin"ujar Tama dengan nada lirihnya.

"Masalah kara biar aku yang urus,dia anak aku,aku tau harus gimana.jadi kamu gak usah fikirin hal itu lagi"ujar Tama dengan memegang kedua bahu Evelin.

"MAS!GIMANA AKU GAK MIKIRIN,AKU GAK DIANGGAP MAS! KARA YANG MINTA KITA CERAI! KARA MAS!KARA!"emosi Evelin sudah meledak, bagaimana bisa Tama bilang untuk tidak difikirkan, sedangkan hal itu sangat mengganjal di hati dan fikiran nya.

Tama memeluk Evelin dan Evelin menangis di pelukan suaminya.evelin terisak didekapan Tama.

"Aku capek mas!aku capek!aku selalu kasih yang terbaik buat kara tapi apa pernah kara lihat itu,aku selalu masak kesukaan nya tapi dia gak pernah sentuh itu,aku sudah mencoba untuk jadi mamih yang baik untuk dia tapi dia gak pernah anggap aku mas hiks hiks hiks"ucap Evelin yang masih berada didalam dekapan Tama.

"Maaf,maafin anak aku ya.aku bakalan bicara sama dia nanti"Tama mengecup puncak kepala Evelin.

***

BRAKK

"BERHENTI GANGGU HIDUP MAMIH KAMU LAGI!!"kara sangat kaget,sangat kaget melihat ayahnya datang dengan membentak nya dan melemparkan map berisi surat perceraian kepada kara.

Terlebih lagi saat ini kara sedang bersama Raka dan sahabat-sahabat nya Raka.

"Ayah kenapa?"tanya kara dengan wajah bingung nya.

"Jangan lagi kamu suruh ayah sama mamih untuk cerai!biarkan kami berdua hidup tanpa ada perceraian"ucap Tama dengan tegas kepada anak perempuannya itu.

"Ayah kemarin baik sama aku,tapi kenapa sekarang bentak aku"lirih kara

"Itu semua karena KAMU KARA,ANAK GAK TAU DIRI!!"bentak Tama kepada kara hingga kara menunduk dan menangis.

Doctor vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang