Pukul 8 malam di taman yang masih berdekatan dengan sekolah kara yaitu SMA bakti jaya.semenjak kejadian siang tadi kara sama sekali tidak berniat untuk pulang, handphone nya pun sengaja ia matikan karena sedari tadi kekasihnya menelfonnya berkali-kali.kara masih belum mau untuk bertemu dengan laki-laki itu,rasanya sangat menyakitkan apalagi bayang-bayang Raka berjalan berdua, mengobrol,dan makan berdua dengan dokter wanita muda itu semakin membuat kara membencinya.
Yang kara lakukan sedari tadi hanya duduk didepan tembok tinggi dan besar yang sudah tergambar mural-mural dari beberapa komunitas gravity.
Kepalanya sangat berat sekali rasanya,menangis sudah ia lakukan sedari tadi,ditambah ia memikirkan banyu yang sekarang sangat memusuhinya sekali.
Kara menunduk ia menaruh kepalanya di atas lutut nya dan memeluk kakinya sambil menangis lagi,bahunya bergetar rasanya semua masalah datang bertubi-tubi ke kara.
***
Banyu, laki-laki dengan pakaian remaja yang ingin bermalam mingguan itu kini berdiri di belakang gadis cantik yang tertunduk lesu dengan bahu yang bergetar.Banyu berjalan hingga sampai di tubuh kara yang masih menunduk dan menyembunyikan kepalanya diantara kedua kakinya.
"Gak cape nangis terus?"suara bariton banyu menyadarkan kara.kara mengangkat kepalanya ia melihat ke atas,banyu laki-laki yang sangat tinggi jika ia lihat-lihat dengan posisi duduk.
Banyu kemudian ikut duduk disamping kara, tangannya menyodorkan satu bungkus tissue dan air putih yang ia beli tadi.
"Ambil biar gak dehidrasi"ujar banyu kemudian kara menerimanya,ia membuka tissue dan mengambil 2 helai kemudian ia menghapus jejak air matanya tak lupa ia meminum air putih yang diberikan oleh banyu.
"Makasih banyu"ujar kara dan hanya dibalas anggukan kepala dari banyu.
"Tahun lalu ada yang bilang sama gw disini,pas banget di sini,katanya kalo lagi sendirian trus duduk liatin mural dan gak lama nangis sampe nunduk melukin kaki itu berarti orang itu lagi berada di titik sedihnya,di titik yang benar-benar bikin kepalanya mau pecah"ujar banyu dengan pandangan ke depan melihat mural-mural indah.
Kara yang merasa tersindir hanya menundukkan lagi.
"Lagi kenapa?"tanya banyu yang menengok ke arah kara dan kara mengangkat kepalanya ia juga menatap ke arah banyu.
"Kepala nya lagi berisik ya?"tanya banyu sekali lagi dengan lembut.
Kara yang ditanya seperti itu malah menangis lagi namun kali ini ia tidak menundukkan kepalanya namun ia tetap stay menatap banyu.
"Masalah yang lain belum selesai tapi udah ada yang datang lagi hiks hiks"ujar kara dengan suara yang serak.
Banyu tidak membalas apa-apa,ia hanya diam karena ia tau kara akan melanjutkan lagi ceritanya meskin harus terbata-bata karena sesekali menangis.
"Gw kangen mamih,gw kangen papah,gw kangen Dio,kangen sama suasana rumah gw dulu"
"Gw juga baru aja musuhan sama sahabat gw sendiri kemarin-kemarin,dan tadi gw liat hal yang bikin hati gw sakit,gw bawain makan siang buat dia tapi dia nya malah makan sama cewek lain berduaan"
"Gw males pulang kerumah,gw males ketemu mamih tiri gw,papah juga marah terus ke gw, muak banget rasanya sama kehidupan yang sekarang,tuhan kasih gw sakit kanker yang bikin gw rasanya mau nyerah aja,dengan sakit ini gw punya jalan buat sama mamih gw,tapi Tuhan seperti nya mau gw berlama-lama di dunia yang penuh Dengan tipu"
"Papah yang tadinya kehilangan penopang nya sekarang sudah ia temukan dan gw sebagai anak perempuan nya harus bertopang dengan siapa hiks hiks,untuk berdiri aja rasanya berat"kara menutup wajahnya dengan kedua tangannya lalu menangis tersedu-sedu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor vs Bad girl
Teen Fictionseorang dokter tampan nan cool ini harus berhadapan dengan gadis SMA dengan sifat tengil,songong, cerewet, dan dengan sifat lainnya yang membuat nya frustasi.