DBG 9

2.8K 207 10
                                    

kara dan banyu saat ini sudah berada di taman,banyu yang mengajaknya kesini.kara duduk menunggu banyu yang sedang membeli minum diwarung.

"Nih"banyu menyodorkan minuman soda kaleng kepada kara.

Kara pun menerimanya dan langsung meneguk minuman itu,ini sudah ketiga kalinya ia minum soda,kara melirik ke arah banyu yang sedang mematik api dan disudutkan ke rokok yang sudah ada dibibir nya.

"Lo ngerokok?"tanya kara yang kaget melihat banyu merokok, pasalnya banyu terkenal anak yang berprestasi disekolah dan pintar tetapi ternyata diluar ia sama seperti laki-laki lain yaitu merokok.

"Gak usah kaget,disekolah boleh kalem tapi diluar harus LAKIK"ujar banyu lalu mulai menghisap rokoknya dan dengan sengaja ia meledek kara dengan menghembuskan asap rokok itu ke wajah kara yang masih terheran-heran melihat ia merokok.

Kara yang diperlakukan seperti itu langsung tidak nyaman dan terbatuk-batuk.banyu tertawa melihat kara batuk-batuk.

"Lebay Lo kayak gak pernah hirup asap rokok aja"ledek banyu pada kara

Kara sedikit tidak nyaman sekarang,sikap banyu semakin lama semakin terbuka,bahwa banyu bukan lah anak yang anti dengan seperti itu.

10 menit duduk di taman dengan kara yang banyak menghirup asap rokok banyu.kara meminta pulang lebih dahulu karena sudah tidak kuat dengan asap rokok sedangkan banyu ia juga tidak bisa mengantar kara karena ada keperluan.

Kara masuk kerumahnya dan langsung menuju dapur untuk mengambil air putih.kara meneguk habis air putih itu.

"Kamu ko bau rokok nak"Evelin mencium bau rokok dibaju kara

"Temen gw"jawab kara

"Astaga,kara sebaiknya kamu menghindar kalo ada temen kamu yang merokok,asap rokok bahaya banget buat kamu sayang"Evelin mengelus rambut kara

"Ribet Lo"ujar kara lalu ia langsung menuju ke kamarnya.

***
"Raka ini Tante Evelin,tadi kara pulang tapi badannya bau rokok.tante takut dia ngerokok"

"Dia ngerokok"gumam Raka melihat isi pesan dari Mamihnya kara.

Raka langsung menelfon kara namun ditolak,pesan pun hanya dibaca saja.

"Halo suster sari tolong telfon pasien bernama kara Hanifa untuk datang kerumah sakit sekarang, makasih"ujar Raka kepada suster yang berjaga di receptionis melalui sambungan telepon.

Setelah 30 menit Raka menunggu,kini kara sudah berada di ruangannya.raka masuk dengan melepaskan jas dokter nya dan menaruhnya di senderan kursi.

Raka melirik ke arah kara yang masih sibuk dengan hp nya tanpa menghiraukan kehadirannya.

"Kamu ngerokok?"tanya Raka yang sudah duduk dikursi nya.kara mendongak dan menaruh hp nya ditas.

"Gak"jawab kara seadanya

"Mamah kamu bilang"balas Raka

"Lo percaya aja sama dia.dia bukan siapa-siapa gw dan gak tau hidup gw jadi gak usah percaya sama omongan nya"ujar kara

"Dia mamah kamu kara!"ucap Raka dengan tegas

"Sejak kapan gw anggap dia mamah gw.mamah gw udah meninggal.dia bukan mamah gw!"ujar kara

"Kenapa baju kamu bau asap rokok?"tanya Raka

"Banyu ngerokok Deket gw"jawab kara

"Kamu gila?!jauhin asap rokok kara!"ujar Raka dengan memajukan badannya dan menatap tajam ke kara

"Lebay Lo!"balas kara dengan sarkas

"Nanti kamu sakit kara"ujar Raka

"Gw udah sakit.sakit banget.sakit semuanya.gw bahkan gak tau kapan gw bisa sembuh,dan Lo suruh gw ke sini cuma mau bahas hal gak penting.buang-buang waktu Lo!"ujar kara lalu pergi meninggalkan Raka yang memanggil namanya.

"Kara ini bukan hanya sakit yang kamu rasain, tapi sakit yang orang tua kamu rasain terutama mamih kamu.mamih yang selalu diacuhkan,dicuekin,gak dianggap,bahkan menatapnya saja kamu enggan"ucapan Raka berhasil membuat kara mengehentikan jalannya yang ingin keluar dari ruangan pribadi Raka.

Kara berbalik ke Raka dan menghampiri nya dengan tatapan kesal."karena dia gak ada kontribusi apa-apa dihidup gw dan dia bukan mamih gw!"ujar kara dengan tegas.

"Jelas ada kontribusi nya,dia merawat kamu dan dio.lagian Dio aja bisa terima Tante Evelin di hidup nya kenapa kamu gak bisa yang notabenenya lebih dewasa dari Dio dan lebih tau banyak hal mengenai ini dibandingkan Dio yang masih kecil"ujar Raka

"Jelas Dio menerima wanita itu karena saat dia lahir dia gak pernah liat wanita yang sangat saya sayangi.wanita yang melahirkannya dia sampai nyawanya hilang,yang di tatap Dio pertama kali adalah wanita itu.berbeda dengan saya 15 tahun saya dirawat mamih kandung saya dan sekarang saya harus beradaptasi dengan wanita lain yang saya tidak harapkan kehadiran nya"ujar kara yang tidak mau kalah dengan Raka.

"Tapi apa kamu gak bisa liat dari perjuangan mamih kamu,anterin kamu check up,anterin dio sekolah bahkan jemput,dan lain-lainnya.kamu.fikir gak gimana sedihnya dia saat kamu gak pernah anggap dia.ada tapi tak terlihat"ujar Raka

"Persetan dengan itu semua dan Lo jangan ikut campur dengan urusan gw!"ujar kara

"Saya gak ikut campur.saya hanya menjalankan tugas saya sebagai dokter pribadi kamu"balas Raka

"Gw gak butuh! percuma juga!"kara kemudian pergi dari sana dengan menyeka air matanya yang jatuh.raka bisa lihat itu,sakit melihat kara seperti itu.

Percuma dia bilang....

"Saya akan bikin kamu sembuh kara"gumam Raka.

***
"Maaf ya mih,kara kesini malah nangis lagi.padahal kemarin kara bilang gak mau nangis lagi kalo kesini.tapi kara gak bisa mih.kara kangen mamih,kangen pelukan mamih,kangen suara mamih,kangen masakan mamih,kangen semuanya yang ada di hidup mamih.dio sudah besar mih,dia bilang mau jadi polisi biar bisa tembak orang jahat"kara menceritakan itu kepada nisan yang tertulis nama mamihnya dengan senyum tipisnya.

"Ayah jarang dirumah mih,dia sibuk,keluar kota terus,dirumah kalo hari Minggu aja itu juga pergi seharian sama Dio dan wanita itu.kara bukannya gak mau ikut mih,cuma hati kara sakit banget setiap ayah dekat dengan wanita itu.seharusnya mamih yang disitu bukan dia hiks hiks"pertahanan kara runtuh,ia menangis dengan mengelus nisan itu.

"Kara mau sama mamih aja,tungguin kara ya mih,gak lama ko"kara mencium nisan itu dan berdiri.

"Kara sayang mamih"ujar kara kemudian ia pergi.

Dari kejauhan laki-laki paruh baya dengan setelan celana kain,kemeja dan jas itu memperhatikan gadis cantik yang baru saja singgah di makam itu.

Setelah melihat kara sudah jauh,barulah laki-laki paruh baya itu menghampiri makam istri nya.

Ya dia ayahnya kara yang sedari tadi memperhatikan kara dari mobil.

"Dia cerita apa sama kamu Nat?"tanya ayahnya kara

"Dia sudah besar,dia selalu ceritanya ke kamu ya.gak pernah berubah dari dulu,dia selalu lari ke kamu padahal saya ada didekat dia.maafin saya ya Natasha,saya gak bisa jaga kara dengan baik,saya jahat Natasha,saya bikin anak kita merasakan sakit yang amat sakit.jangan bawa dia dulu ya Nat,saya masih butuh dia buat alasan saya bisa hidup sekarang"ujar ayah kara dengan menaburkan bunga mawar merah ke makam istrinya yang sangat cantik, sesekali ia merapikan tatanan bunga itu agar rapih disana juga ada 2 buah mawar putih yang bertengger di nisan istrinya, sepertinya itu bunga yang dibawa kara tadi.

"Saya pulang ya Natasha,saya harus kerja buat anak kita,saya sayang kamu Natasha."ujar ayah kara kemudian pergi dari makam itu.

"Kara sayang Dio,mamih dan ayah"gumam kara dibalik pohon besar yang tidak jauh dari tempat pemakaman dan pohon itu ada disamping meja yang menyediakan bunga tabur.

***
Hai guys 🤍🤍

Aku update lagi🤗🤗

Next kapan lagi nih🤔



Doctor vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang