Halooooo
Aku update lagiii nihhh, kemarin dah update sekarang update lagi soalnya aku lagi happy banget gara-gara satu hal.... penasaran gakkk??? Jawabannya ada diakhir yaaa***
Malam harinya Raka datang kerumah kara setelah menyelesaikan pekerjaan nya yang cukup padat. Raka membawa makanan kesukaan kara, sebelumnya ia sudah mengirimkan pesan kepada kekasih nya itu kalau ia akan datang namun tidak ada balasan dari kara.
"Nak Raka masuk yuk ke dalam, nanti Tante panggil kara nya dulu ya" ujar Evelin, Raka masuk dan duduk disofa yang ada dirumah itu.
Mata Raka tertuju pada satu figura kecil yang terpajang di lemari kaca, foto gadis kecil yang cantik dengan boneka beruang warna putih di pelukannya.
"Kamu cantik banget Ra" gumam Raka.
"Raka ini karanya, Tante tinggal dulu ya mau nemenin Dio tidur"
"Iya Tante, selamat malam Tante"
Selanjutnya keadaan hening, Raka hanya berdiri tanpa mau menatap ke arah laki-laki yang sedari tadi memperhatikannya.
"Kamu gak pegel berdiri terus?" Raka menuntun tangan kara untuk duduk disampingnya.
Raka menghela nafasnya karena kara masih cuek kepadanya.
"Udah makan?" Raka menoleh ke arah kara yang menjawab dengan gelengan kepala.
Tangan Raka membuka makanan yang ia bawa tadi, nasi goreng dengan topping ayam katsu kesukaan kara.
"Makan dulu ya, gapapa marah sama aku tapi jangan sampe gak makan" kara menatap pergerakan Raka yang sedang membuka tissue yang membalut sendok plastik.
"Mau disuapin?" Kara menolaknya, ia lebih memilih makan sendiri.
Raka menatap lega setidaknya kara mau makan. Raka beranjak dari duduknya untuk mengambil minum untuk kara.
Kara bisa melihat kalau Raka baru saja pulang kerja, Raka bilang kalau ia sangat sibuk tapi laki-laki itu menyempatkan datang hanya untuk dirinya.
"Kenapa, hm?" Raka mengelus pipi kara yang tirus.
"Kamu capek ya?" Tanya kara.
"Capek aku hilang liat kamu" kara memutar bola matanya.
Raka tertawa melihat kara yang salah tingkah ditambah ekspresi yang menggemaskan itu.
"Ada hal yang harus aku selesaikan secepatnya" ujar Raka.
Kara yang tadinya tidak mau menatap Raka, kini perempuan itu sedikit memiringkan tubuhnya agar menghadap ke arah Raka.
"Aku gak akan kemana-mana, aku gak akan pergi sama perempuan lain. Mau siapapun perempuan itu yang berusaha deketin aku, tapi kalo aku maunya kamu, mereka bisa apa? Mereka gak akan bisa ngambil aku dari kamu Ra. Aku gak semudah itu buat berpaling Ra, buat aku sekarang adalah jaga kamu, selalu disamping kamu. Jangan pikirin apapun yang buat kamu gak nyaman, cukup percaya sama aku aja itu udah bagus Ra, aku gak mau kita marahan, itu bikin aku gak fokus ngapa-ngapain." Ujar Raka, ia berbicara dengan sangat tenang agar kara bisa memahami nya.
"Aku cuma takut kamu pergi, aku gak mau lagi kehilangan orang yang sayang sama aku, itu nyakitin aku banget" lirih kara, air matanya pun sudah tidak bisa lagi ditahan.
Raka menaruh wadah makanan kara dimeja lalu ia dekap tubuh kurus itu ke pelukannya.
"Aku gak akan pergi Ra, aku gak biarin itu terjadi lagi sama kamu sayang" Raka bisa merasakan tangisan kara. Raka mengelus punggung dan rambut kara.
"Jangan nangis sayang" kara mengeratkan pelukannya.
"Maafin aku, maaf udah bikin kamu susah" gumam kara disela tangisnya.
"Apapun untuk kamu itu sama sekali gak bikin aku susah Ra" balas Raka.
Nangis sambil dipeluk itu rasanya tenang banget...
***
"Raka, anak Tante kenapa?" Tanya Evelin yang baru saja keluar dari kamar Dio.
"Dia tidur Tan habis nangis" jawab Raka yang masih memeluk tubuh kara.
"Maaf ya Raka, pasti kamu capek ya nak"
"Enggak ko Tan, oh iya aku mau pindahin kara ke kamarnya boleh Tan?" Tanya Raka.
"Boleh nak"
Raka membopong tubuh kara lantai dua ke kamar kara.
Raka membenarkan posisi kara dan memakaikan selimut, tak lupa ia mengecilkan suhu AC dikamar kara karena menurutnya ini terlalu dingin.
"Selamat malam cantik" Raka mencium bibir kara dan pergi meninggalkan kara.
***
Pagi hari dirumah keluarga Raka.
Hari ini Raka hanya bertiga dengan adiknya dan bibi. Kedua orang tua Raka sedang keluar kota karena urusan pekerjaan.Raka berjalan menuju meja makan yang sudah ada banyu sedang menyantap roti tawar nya.
"Lo semalam balik jam berapa?" Tanya banyu kepada Raka yang sedang mengoleskan selai di roti.
"Jam 11" hanya jawaban singkat yang Raka berikan.
"Kemana dulu lo?"
"Rumah kara"
"Jangan bikin dia nangis bang, kara itu sebenarnya cengeng cuma ketutup aja sama tingkahnya" Raka menatap ke arah banyu.
"Gak perlu lo bilangin, gue tau mana yang baik buat kara" tutur Raka.
"Kalo tau mana yang baik, gak mungkin kara nangis-nangis sampe banyak diem disekolah" sindir banyu.
Prang
Suara bantingan sendok dan garpu milik Raka membuat banyu menoleh ke arah Raka.
"Gue sama kara baik-baik aja sekarang, dan jangan sekali-kali lo ikut campur. Hubungan gue sama kara jadi yang berhak tau dan ikut campur cuma gue berdua sama kara, jadi lo gak usah sindir-sindir gue" ujar Raka sambil menatap sengit ke banyu.
"Hubungan?" Tawa banyu.
"Kalo lo gak muncul dihidup kara, mungkin gue yang bakalan jadi pacarnya" ujar banyu.
"Itu takdir banyu, kalo emang takdirnya sama gue, tanpa ada pertemuan disekolah pun pasti tuhan bakalan punya cara lain untuk gue dan kara bertemu. Jangan salahin gue, tapi salahin ke diri lo sendiri" Raka beranjak dari kursinya, ia lebih memilih sarapan dirumah sakit saja daripada harus bersama adiknya sambil beradu mulut, itu hanya buang-buang waktu.
Banyu pergi meninggalkan sarapannya yang belum habis, ia membawa motornya menuju sekolah.
"Gue kangen sama lo Ra" gumam banyu.
***
Segitu dulu update nyaaaa yaaaNah aku mau kasih tau hal yang bikin aku happy banget😭😭
AKU DINOTICE SAMA DPR IAN GUYS😭😭😭😭😭😭
GAK NYANGKA BANGET, SENENGNYA MASIH KERASA SAMPE SEKARANG 😭😭😭😭.
DISINI SIAPA YANG TAU DPR IAN??
yang belum tau kalian bisa
searching aja yaaa🤗🤗Next aku bakalan update double di tanggal 27 Desember because itu hari ulang tahun aku❤️❤️
Sampai jumpa di part selanjutnya 🤗🤗❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor vs Bad girl
Teen Fictionseorang dokter tampan nan cool ini harus berhadapan dengan gadis SMA dengan sifat tengil,songong, cerewet, dan dengan sifat lainnya yang membuat nya frustasi.