DBG 2

4.9K 306 5
                                    

Minggu jam 9 pagi,waktu yang tepat untuk bersantai ataupun berolahraga tapi tidak dengan kara,dengan rok kotak-kotak diatas lutut dan kaos putih dengan berbalut jaket hitam dan dengan masker itu sudah berada di depan tembok yang sudah penuh dengan gambar mural yang sangat cantik,bukan hasil kara semuaa tapi itu hasil dari teman-teman muralnya.

Kara melanjutkan gambarnya yang tertunda kemarin,tangan mungil dengan Pilok yang ia genggam itu mulai menari-nari mengitu arah gambar.selang beberapa menit gambar kara hampir jadi.

BRAKKK

Kara jatuh diatas tas yang berisi kaleng-kaleng Pilok dan naasnya gambarnya menjadi terkena semprotan Pilok karena kara terjatuh.sontak kara langsung berdiri dan memarahi orang yang menabraknya.

"DASAR LO YA KALO LARI TUH LIAT-LIAT DONG,LIAT TUH MURAL GW RUSAK GARA-GARA LO!"bentak kara kepada laki-laki dengan setelan pakaian olahraga nya.

"Lagian kamu ngalangin saya olahraga, pagi-pagi udah nyoret-nyoret tembok aja"gumam laki-laki itu.

Kara semakin geram dengan laki-laki didepannya ini,ia melepas maskernya dan mulai memarahi laki-laki itu.
Belum sempat ia bersuara, laki-laki itu sudah menyadari siapa dirinya.

"Kara Hanifa"Raka kaget ternyata gadis kecil didepannya ini adalah kara pasien tengilnya itu.

"OH JADI LO DOKTER YANG KEMARIN,PAK DOKTER KALO LARI TUH KAKI AMA MATA NYA DIPAKE JANGAN JADI PAJANGAN DOANG!"bentak kara lagi kepada Raka.

Nguing nguing nguing

"Sial polisi"umpat kara melihat polisi diujung jalan.

Kara memakai maskernya dan merapihkan pilok-piloknya.

"HEY JANGAN LARI KAMU!!"teriak polisi itu saat melihat kara yang hendak kabur.

Raka yang melihat dan paham akan situasi ini,ia langsung menarik tangan kara dan lari dari tempat itu.

"WOY LEPASIN GW.APA-APAAN SI LO NARIL GW"teriak kara namun masih dihiraukan oleh Raka.

Setelah berlari dan sudah menjauh dari kejaran polisi,mereka berhenti dibelakang stadion sepak bola.kara pun langsung menyentak tangannya yang masih digenggam oleh Raka.

"Kurang ajar banget si Lo narik-narik gw!"omel kara

"Heh bocil!kalo bukan karena saya yang narik kamu, mungkin kamu sudah ditangkap polisi tadi karena coret-coret tembok"Raka tidak terima gadis didepan nya ini memarahi nya, bukannya berterima kasih.

Kara diam namun ia merasakan sesuatu dari balik maskernya.masker yang berwarna putih berubah menjadi merah.darah segar keluar dari hidung kara.kara segera membuka maskernya.

"Ahh sial darah lagi"umpat kara dengan mengelap hidungnya.

Raka yang melihat hidung kara berdarah dan sedikit pucat pun langsung panik.

"Kita kerumah sakit sekarang"ujar Raka dengan menarik tangan kara namun dengan cepat kara melepaskannya.

"Apasih Lo,gw gak mau kerumah sakit!"omel kara

"Hidung kamu berdarah,wajah kamu juga pucat kara!"balas Raka

"Dah biasa bagi gw,lagian orang tua gw aja gak peduli sama keadaan gw,jadi Lo gak usah ikut campur urusan gw"kara langsung pergi membawa tas nya dengan tangan yang menutupi hidung nya.

Raka berusaha mengejar kara tapi gadis itu sudah pergi dengan taksi.
Raka langsung mengeluarkan gadget nya dan mengirim kan pesan kepada mamihnya kara.

Kara mimisan,tolong suruh dia istirahat dan minum obatnya

Raka lalu pergi untuk pulang kerumahnya karena siang nanti ada jadwal operasi.

Doctor vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang