DGB 16

2.6K 183 12
                                    

Banyu berlari dikoridor rumah sakit menuju ruangan kara dirawat,saat di sekolah ia dapat kabar dari lulu temannya kara , kalau kara sakit dan harus dirawat dirumah sakit.

Kamar 120 ruangan kara dirawat,banyu membuka pintu ruangan itu dengan pelan,disana ia melihat kakaknya yaitu Raka , Raka dengan dua suster sedang memeriksa keadaan kara yang masih memejamkan matanya.

Banyu melirik kakaknya sebentar lalu kemudian ia mendekati kara dan mengelus kepala kara dengan tatapan khawatir.jujur pemandangan didepannya ini membuat hati Raka tidak nyaman,ada rasa tidak rela melihat kara di sentuh orang lain sekalipun itu adiknya yaitu banyu.

"Bang gimana kondisi kara?"tanya banyu kepada Raka.

"Kondisi menurun dan harus dirawat dulu di sini sampai kondisi membaik"jawab Raka

"Terus kara sakit apa?"banyu bertanya lagi,dan disitulah Raka bingung harus jawab apa,sebab kara tidak mau banyak orang yang mengetahui tentang penyakitnya.

"Kecapean aja"jawab Raka sedangkan kedua suster yang berada di sebelah Raka hanya diam tanpa mau ikut campur.

Kemudian Raka keluar bersama kedua suster, sebenarnya Raka ingin berlama-lama disana namun melihat adiknya menggenggam erat tangan kara membuat hatinya tidak nyaman, cemburu kah?

Raka duduk di kursi kebesarannya, tangannya memegang kertas hasil laboratorium milik kara.ia membuka kertas itu dan ya tepat sekali,hasil yang ia sudah duga ternyata terjadi,kara harus segera menjalankan kemoterapi karena sel kanker sudah menyebar ditubuhnya.

Mata Raka memanas membaca itu,kertas itu juga sudah hancur ditangan raka.raka tidak bisa lagi membayangkan kara menahan rasa sakit yang ditimbulkan dari kemoterapi.

Tangan Raka bergerak mengambil handphone nya dan mulai mengetik sesuatu disana untuk dikirim ke kedua orang tua kara.beberapa menit Raka mengecek nya,ada dua balasan yang berbeda antara ayah dan mamihnya kara.ayahnya kara hanya membaca tanpa mau membalas dan mamihnya kara menyetujui untuk kemoterapi kara cepat dilaksanakan.

Baru saja Raka akan membuka laptopnya, tiba-tiba banyu masuk keruangan nya,tangan Raka sigap menyembunyikan kertas yang sudah hancur tadi ke bawah meja.

"Ngapain?"tanya Raka

"Mau numpang taro tas sama mau minjem baju lu dong bang"jawab banyu dengan menaruh tasnya di meja kerja kakaknya.

"Gak ada minjem-minjem,pulang sana ganti baju pake baju lu sendiri"Raka ogah meminjam kan bajunya ke adiknya itu karena banyu suka lupa untuk balikin nya dan akhirnya bajunya akan menjadi milik adiknya itu.

"Yaelah pelit banget si,ntar gw balikin ko tenang aja, janji gw bang"ujar banyu dengan memohon agar di pinjamkan baju oleh kakaknya,ya Raka mempunyai baju ganti diruangannya karena Raka sering lembur.

"Lagian kenapa si lu gak mau pulang aja,bikin repot gw aja"omel Raka yang berjalan menuju lemari.

"Males gw ada ayah,lagian gw mau jagain kara sampe sembuh"perkataan banyu membuat pergerakan Raka yang sedari tadi sibuk mencari kaos untuk adiknya terhenti,kenapa ada rasa tidak suka saat adiknya bilang ingin menemani kara dirumah sakit,jarang sekali ia melihat banyu peduli dengan orang lain biasanya anak itu sangat cuek.

"Ada suster yang jagain dia"ujar Raka

"Ya maksud gw tuh jagain yang benar-benar jagain gituuu bang,lagian gw dah ijin sama Tante Evelyn buat jagain kara"ujar banyu dengan nada sok nya itu karena sudah mendapatkan ijin dari Evelyn untuk menjaga kara.

Raka mengambil kaos berwarna hitam polos dan melemparnya ke banyu tepat terkena wajah tampan banyu.

"Kasar banget si lu"omel banyu kemudian ia melepas seragamnya didepan kakaknya tanpa rasa berdosa.

Doctor vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang