DBG 23

1.4K 129 14
                                    

Pukul 12 malam Raka masih terjaga di ruang kerjanya dan masih sibuk dengan beberapa kertas yang terisi laporan dari pasien-pasiennya.walaupun sedari tadi otaknya terus memikirkan kara.
Sudah berulang kali ia menelfon dan mengirim pesan ke gadis itu namun tidak ada balasan apapun.

Tok tok tok

Raka menengok ke arah pintu,wanita paruh baya yang cantik Dengan baju rumahan itu menghampirinya.

"Raka maaf mamah ganggu kamu"ujar Dewi yaitu mamahnya Raka dan banyu.

"Enggak ko mah,Raka cuma cek berkas pasien aja"balas Raka dengan menegakkan tubuhnya."ada apa emang mah?"tanya Raka

"Tolong cari adik kamu Raka,mamah khawatir dia tadi pergi jam 10 malam dan sekarang belum pulang,gak biasanya banyu pulang sampe larut malam"ujar sang mamah dengan wajah penuh rasa khawatir.

"Mamah udah coba telfon dia?"tanya Raka

"Gak aktif ka,sudah mamah telfon berkali-kali,mamah takut terjadi apa-apa soalnya sewaktu adik kamu pergi wajahnya sembab dan seperti orang marah"ujar sang mamah yang suaranya mulai bergetar menahan tangis.

"Mamah tenang ya,biar Raka yang cari dia,mamah istirahat aja"ujar Raka ia mulai berdiri dan memakai jaketnya yang tergantung di belakang pintu ruang kerjanya.

"Bawa dia pulang ya bang,bawa adikmu pulang,jangan sampai ayah mu tau kalau dia masih di luar"pinta sang mamah kepada anak pertamanya itu yang sudah siap untuk mencari banyu.

"Iya,Abang cari adik dan bawa dia pulang"ujar Raka kemudian berpamitan dan mulai menuju ke luar rumah.

Belum sempat Raka masuk ke mobil,ia melihat motor sport sang adik masuk ke dalam garasi.raka menghampiri adiknya dan mulai menarik kerah jaket kulit hitam milik banyu.

"Dari mana aja Lo jam segini baru balik?!"tanya Raka dengan suara kerasnya berusaha menahan rasa emosinya yang ingin memukul wajah adiknya itu.

"Lepas brengsek!!"sentak banyu mendorong tubuh Raka untuk menjauh.

Banyu berjalan ke dalam rumah namun saat ingin masuk ke dalam,jaketnya ditarik dari belakang oleh Raka hingga sampai terjatuh.

Raka mencengkeram kuat kerah jaket banyu yang tersungkur di lantai teras.

"Gw tanya Lo baik-baik tapi Lo malah katain gw!Lo mikir gak kalo mamah khawatir sama Lo,dia nyuruh gw buat cari Lo,apa Lo mau ayah tau kalo Lo balik malem!hah?"ujar Raka namun banyu hanya diam dengan matanya menatap bengis ke abangnya itu.

"Iya!biar ayah makin bangga-banggain anak kesayangan nya,biar ayah puas bandingin gw sama Lo!"balas banyu kemudian ia bangkit sambil mendorong tubuh Raka hingga kini lah Raka yang terjatuh.

"Kalo Lo gak macem-macem pasti ayah gak akan marah-marah ke Lo!"ujar Raka ia bangkit dan berdiri di depan adiknya.

"Maksud Lo apa hah?! macem-macem gimana gw!kurang selama ini prestasi gw disekolah? capek-capek gw ikut olimpiade tapi gak dianggap apa-apa sama keluar sendiri!"ujar banyu dengan sangat sarkas didepan Raka.

"Gak gitu maksud gw banyu"Raka menghela nafasnya,kenapa adiknya ini sangat emosional sekali.

"Hobi Lo yang bikin ayah gak suka dan marah,coba lu berhenti buat gak coret-coret lagi pasti ayah gak akan bersikap keras sama Lo!"ujar Raka.

"Gw mural juga buat kesenangan gw sendiri kalo ayah gak suka itu hak dia dan gw gak peduli,lagian mural lah yang udah bikin gw jatuh cinta sama perempuan yang sekarang jadi pacar Lo!"ujar banyu dengan menekankan kata 'pacar Lo".

"Dari dulu ayah itu gak pernah mendukung apa yang bikin gw bahagia,dia juga gak pernah bangga dengan apa yang gw hasilkan,dia cuma banggain Lo seorang tanpa tau kalo anak bungsunya juga butuh perhatian itu!semua yang gw mau selalu Lo ambil,kasih sayang ayah,mobil, perusahaan dan bahkan gadis yang gw suka semua jatuh ke tangan Lo!"ujar banyu

Doctor vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang