DBG 21

2.5K 157 18
                                    

Sudah satu Minggu sejak kejadian dirinya dan banyu bertengkar,kini mereka berdua sama-sama cuek dan acuh, walaupun meski sesekali mereka bertemu tapi itu tidak menimbulkan perbincangan sama sekali.

Sedangkan Raka,ia juga belum mendapatkan jawaban dari kara tentang kejadian itu dan Raka tidak memaksakan kekasihnya itu untuk bercerita.

Sekarang kara sudah berada digedung dekat sekolah, kebetulan hari ini mereka pulang cepat karena dewan guru mengadakan rapat.kara sekarang sedang berkutat dengan kaleng Pilok nya yang berwarna hitam,ia mulai membuat pola gambar yang ia inginkan.

Dengan seragam yg masih melekat dan slayer hitam sebagai maskernya.tangan gadis itu sangat lihai sekali dalam membuat mural,ini adalah kegiatan yang ia rindukan akhir-akhir ini.

Sekitar 10 menit ia sudah selesai membuat polanya dan sekarang ia akan mengisinya dengan warna-warna yang beragam.

Tanpa ia sadari, handphone nya sedari tadi terus bergetar karena notifikasi chat dan telfon dari Raka,namun kara tidak menyadari nya karena memang ia mensilent handphone nya.

10 panggilan tidak terjawab

Kara
Karaa
Sayang
Kamu dimana?
Masih disekolah?
Aku mau jemput kamu nanti siang
Kamu lagi belajar ya sayang?
Ywdh dilanjutkan belajar, fighting sayang

Kara menghela nafasnya melihat karyanya yg sudah hampir selesai,tidak terlalu besar mural yang ia bikin tapi cukup melelahkan baginya.

Kara membuka maskernya dan ia melihat bercak darah,ia memegang hidungnya dan benar saja,ia kembali mimisan,ini pasti karena ia sedang kelelahan.

Setelah memastikan tidak ada darah lagi yang keluar dari hidung nya,kini kara mengambil handphone dan tasnya,ia juga memasukkan handphone nya ke dalam tas,belum sempat keluar dari gedung itu,kara melihat laki-laki yang tak asing baginya, laki-laki itu sedang membuat mural yang ukurannya lebih besar dari yang ia buat tadi,dengan celana abu-abu dan kaos hitam yang masih melekat tak lupa masker hitam yang dipakainya.

Banyu berjalan mundur beberapa langkah untuk melihat hasil muralnya yang sudah selesai, tangannya meremas kaleng Pilok itu dan membanting nya ke tanah dengan kencang hingga menimbulkan suara yang sangat keras.

"BANGSAT!!"teriak banyu dengan keras menumpahkan segala emosi nya.

Sedangkan kara yang masih berdiri dibelakang, meneteskan air matanya saat melihat hasil mural banyu ditambah dengan emosi laki-laki itu yang semakin membuat kara menangis.

Wajah cantik kara tergambar dengan indah ditembok gedung itu, Yap!itu hasil mural banyu.

Banyu mengambil tasnya dan menyampirkan di sebelah bahunya,ia berbalik badan untuk meninggalkan gedung itu namun netranya tertuju kepada gadis yang saat ini berdiri 7 langkah dihadapan nya dengan mata yang sembab.

Banyu berjalan maju dan saat berada di samping tubuh kara,ia menatap gadis itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Banyu"lirih kara

Namun banyu meninggalkan nya begitu saja,ia sama sekali tidak tertarik untuk berbicara dengan kara.

Kara hanya pasrah saat banyu pergi,ia maju untuk melihat lebih dekat hasil mural banyu.ia menatap sendu ke arah mural banyu, sebegitu baiknya laki-laki itu menggambar wajahnya.

Doctor vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang