Kara sudah sadar dari 10 menit yang lalu,sekarang ia sedang bersama Evelin yang baru datang.hanya ada keheningan diruangan itu,kara yang lebih memilih diam sembari melihat ke arah jendela dan Evelin yang sibuk memberikan kabar kepada suaminya bahwa kara sudah sadar.
BRAKKK
Pintu ruangan itu terbuka dengan kasar dan menampilkan seorang laki-laki paruh baya dengan wajah yang penuh dengan gulatan emosi.
"MAU KAMU APA HAH?!"suara keras itu menggema diruangan,Tama mencengkram kuat bahu kara yang kini menatapnya dengan heran dan Evelin yang sangat terkejut kedatangan suaminya dan membentak kara.
"Ayah apa-apaan sih"ujar kara
"KAMU YANG APA-APAAN KARA!KAMU EMANG GAK PERNAH BISA BIKIN AYAH BANGGA!KAMU HANYA BIKIN MASALAH DAN BIKIN AYAH MALU!sekarang bilang kamu mau apa kara?!"Tama masih emosi,dia menatap anaknya yang mulai berkaca-kaca.
"Mas kamu apa-apaan ini!lepasin kara dia lagi sakit mas!"ucap Evelin berusaha melepaskan tangan Tama dari bahu kara.
"LEPASIN TANGAN OM DARI TUBUH KARA!"Raka mendorong tubuh Tama hingga menjauh sedikit dari kara,Raka melihat ke kara yang menunduk dan menangis.
"Om gak lihat,kara sakit om,dia sakit tapi kenapa om masih kasar sama kara"ujar Raka kepada Tama ayah nya kara.
"Kamu jangan ikut campur urusan keluarga saya!"ujar Tama lalu mendekat ke arah kara dan Raka langsung berdiri dihadapan kara agar Tama tidak bisa kasar lagi kepada kara.
"SIAPA YANG NGAJARIN KAMU UNTUK BERBUAT KEKERASAN DISEKOLAH HAH?! CAPEK-CAPEK AYAH KERJA BUAT KAMU TAPI KAMU MALAH GAK TAU DIRI!"Tama sangat kalut saat ini,ia mendapat kabar dari sekolah kara bahwa anaknya melakukan kekerasan dan di skors.
"Ayah sendiri.ayah sendiri yang buat kara berani kayak gitu.waktu kara umur 10 tahun kara lihat sendiri ayah sering pukul mamih,bentak mamih bahkan ayah pernah kunciin mamih di toilet disaat mamih sedang hamil dio,dan lebih jijik lagi saat kara tau kenapa ayah semarah itu sama mamih,karena mamih pernah mergokin ayah jalan sama jalang-jalang ayah!"kara mengeluarkan semua yang selama ini ia pendam bertahun-tahun,matanya menatap ayahnya yang sama menatapnya juga dengan amarah.
"Seharusnya ayah berfikir,apa pernah ayah peduli sama aku!apa pernah ayah tanya aku udah makan apa belum?aku lagi apa?aku disekolah gimana? pernah gak pah? ENGGAK KAN!JADI JANGAN NGERASA PALING TAU TENTANG HIDUP AKU YAH!"Raka dan Evelin hanya bisa terdiam melihat ayah dan anak sedang adu mulut,Raka yang bisa melihat kara sedang tidak baik-baik saja itu sedang berusaha kuat didepan papahnya walaupun tubuhnya masih lemah.
"Mas kita keluar dulu ya, biarkan kara istirahat"Evelin menarik lengan suaminya namun sebelum keluar Tama mengucapkan beberapa kata kepada kara.
"Fasilitas kamu papah cabut semua!"Tama kemudian berjalan mendahului Evelin.
"Nangis aja Ra kalo kamu gak kuat"ujar Raka
"Pergi Lo!"ujar kara dengan dingin
"Saya mau temani kamu"ujar Raka tak ingin kalah
"Mendingan Lo urusin pasien-pasien Lo sana!"kara mendorong dada Raka untuk pergi.
"Kamu pasiennya"ucap Raka lalu duduk di sofa yang terdapat diruang inap VVIP itu.
Kara menatap jengkel ke arah Raka yang susah sekali diusir.ia sekarang menyandarkan tubuhnya dan menunduk, mengingat perkataan ia tadi yang lagi-lagi seperti menarik dirinya kembali ke masa-masa saat mamihnya dikasari oleh ayahnya.
***
"Mas gak seharusnya kamu bentak kara tadi"ujar Evelin yang masih duduk disamping Tama sambil mengelus punggung Tama agar emosinya mereda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Doctor vs Bad girl
Fiksi Remajaseorang dokter tampan nan cool ini harus berhadapan dengan gadis SMA dengan sifat tengil,songong, cerewet, dan dengan sifat lainnya yang membuat nya frustasi.