DBG 33

718 30 3
                                    

Tak terasa gelap pun jatuh
Di ujung malam menuju pagi yang dingin
Hanya ada sedikit bintang malam ini
Mungkin karena kau sedang cantik-cantiknya
Lalu mataku merasa malu
Semakin dalam ia malu kali ini
Kadang juga ia takut
Tatkala harus berpapasan di tengah pelariannya
Di malam hari
Menuju pagi
Sedikit cemas
Banyak rindunya

Payung teduh - untuk perempuan yang sedang di pelukan.

Suara indah dengan petikan gitar penuh makna itu menemani banyu, duduk di kursi yang berada di balkon kamar dengan rokok Marlboro tidak lupa juga sekaleng Coca-Cola dan langit malam yang indah dengan bertaburkan bintang-bintang yang menjadi teman banyu.

"Banyuu gua capekk, gak kuat kalo harus lari lagi" ujar kara yang ternyata sudah berhenti dibelakang banyu.

"Ayolah Ra semangat!! Katanya mau kurus" bantu menghampiri kara sembari memberikan air ke perempuan itu.

"Gendongg gua dong" kara menjulurkan tangannya meminta di gendong kepada banyu.

"Lo berat males gua" tolak banyu.

"Gua traktir bubur ayam" kara tidak menyerah begitu saja.

"2 mangkok ya?" Tanya banyu denga antusias.

"Hmm" jawaban kara membuat banyu senang sampai laki-laki itu sudah bersiap jongkok didepan kara.

"Gak berat kan?" Tanya kara yang sudah berada di punggung banyu.

"Berat bangettt, kebanyakan dosa lo ya" ledek banyu dan langsung dihadiahi pukulan dipundak banyu. Mereka berdua tertawa dengan jokes garing kara atau bahkan mereka bisa membahas apapun yang mereka lihat disekelilingnya.

Banyu terkekeh miris mengingat momen bersama kara, mengajak kara jogging adalah hal pertama kali bagi banyu yang sangat berkesan, hal sederhana tapi diawal itulah ia jatuh cinta dengan kara.

"Gua kangen Ra"

"Jauh-jauh deh lo dari gua" omel kara.

"Kenapa sih gini doang Ra" banyu menyodorkan semangkuk bubur miliknya di hadapan kara.

"Lo bukan tim gua!!" Balas kara.

Kara itu tim bubur gak diaduk jadi dia paling sebel kalo liat orang makan bubur diaduk karena buat kara itu bikin tidak nafsu makan. Sialnya kara sekarang berada di samping laki-laki dengan selera makan bubur diaduk.

"Yaudahh maaf, kalo gitu gua makannya sambil liatin jalan deh biar lo bisa fokus makan tanpa ngeliat mangkok bubur gua" banyu mengangkat mangkuk bubur nya dari meja dan membelakangi kara. Kara tertawa melihat banyu yang makan membelakanginya, ternyata banyu pengertian juga.

"Kenapa mau hm?" Tanya banyu sambil menyuapkan sesendok bubur ke mulutnya.

"Ogah"

Banyu menghembuskan asap rokoknya kala mengingat lagi momen itu. Sudah 4 batang rokok dan 3 kaleng soda yang banyu habiskan padahal ia baru 20 menit duduk disini.

"Sejak kapan lo ngerokok lagi?" Suara itu mengehentikan tangan banyu yang ingin mematik korek gasnya.

Banyu melanjutkan kembali membakar rokoknya tanpa mau menjawab pertanyaan dari Raka yang ada dibelakang nya.

"Jangan kesini, mending lo pergi, kamar gua gak cocok buat seorang dokter kaya lo" sarkas banyu kepada Raka.

"Kara drop, dia kecapean karena ke dufan tadi sama lo" ujar Raka.

Banyu memejamkan matanya, kejadian Dufan tadi siang bukan kejadian yang baik baginya.

"Kenapa lo bawa dia keluar siang-siang?" Tanya Raka.

"Lo tau kan kalo kara harus banyak istirahat" ujar Raka.

Banyu melempar Putung rokok itu kebawah dan menginjak nya hingga Baranya padam. Ia beranjak sampai berada di hadapan Raka.

"Istirahat apa yang lo maksud? Jelas-jelas kemarin kara nangis-nangis dikamar, dia gak mau keluar dari kamar karena cowok brengsek kaya lo bang!" Sarkas banyu.

"Terus kenapa lo gak bilang ke gua kemarin kalo lo mau jalan sama kara, lo kan tau kemarin gua cari-cari dia" balas Raka.

"Karena gua gak mau lo ganggu moment berdua gua sama kara yang bahkan bisa aja itu moment terakhir gua bisa main sama dia, gua cuma minta sebentar sama tuhan untuk kasih waktu buat gua bisa rasain bahagia sama orang yang gua cintai, walaupun akhirnya gua harus ngeliat orang yang gua cintai pelukan sama orang yang ternyata jadi alasan dia mau bertahan sampai sekarang. Gua bahkan belum bisa dapet moment itu lama-lama bang, gua ternyata harus pulang sendirian dengan rasa marah ke diri gua sendiri!!" Timpal banyu kepada abangnya itu.

"Gua itu lahir cuma buat ngeliat lo bahagia, ngeliat lo berhasil dapet apa yang lo mau!!" Bentak banyu kemudian ia mengambil kunci motornya dan keluar kamar meninggalkan Raka yang masih berdiri sambil memikirkan kata-kata dari adiknya itu.

"Apa gua bakalan jadi musuh bagi lo dek?" Gumam Raka, ia memukul lemari yang berada dia sampingnya.

***

"Kamu nungguin seseorang?" Tanya Raka kepada kara. Mereka berdua sekarang berada di tempat yang penuh mural-mural hasil karya teman-teman kara.

"Aku cari banyu, dia tuh biasanya udah ada disini, Banyu tuh paling cepet datengnya kalo ada acara bazar disini, tapi ko aku liat daritadi gak ada ya?" Ujar kara sambil bertanya-tanya juga.

"Dia gak bakalan hadir lagi"

***
Hihihi update yang kedua nihh
Semoga suka ya, maaf kalo sedikit😖😖😖

See you next part yaaa💚💚💚💚

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Doctor vs Bad girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang