Rumahku memiliki tiga kamar. Kamar utama yang dulunya ditempati oleh mendiang orang tuaku sekarang ditempati olehku, mengingat banyaknya barang yang aku punya terutama untuk olshop-ku. Karena kamar ini juga merupakan kamar paling luas yang kami punya, akan lebih efisien jika aku yang menggunakannya alih-alih dijadikan gudang atau sejenisnya. Sementara kamarku yang lama ditempati oleh Kiano dan kamar Kiano yang lama, kami alihkan menjadi kamar tamu.
Saat teman-temanku datang, tadinya aku ingin membaginya menjadi dua bagian. Aku tidur berdua Kayla di kamarku—karena Kayla yang paling pemberani di antara kita semua—sementara Sofia dan Tsania tidur di kamar tamu karena aku pikir Tsania juga lumayan pemberani walaupun tidak seberani Kayla.
Tapi yang terjadi justru kami tidur berdempet-dempetan di kasur queen size di kamarku. Muat, sih, tapi jadi sempit banget. Ditambah lagi, suara-suara di belakangku yang membuatku tambah tidak bisa tidur. Mengingat bahwa semua temanku kini sedang tertidur di kasur yang sama denganku, tidak mungkin jika suara tersebut berasal dari salah satu temanku, 'kan? Dan lagi, aku juga sudah sering mendengarnya sebelum ini.
"Kalian pada nginep satu malem lagi gak?" Kayla bertanya sambil menyuapkan sesuap nasi uduk yang sebelumnya kami berdua beli pagi-pagi sekali saat Sofia dan Tsania masih tertidur. Aku sendiri diam saja, maklum kalau mereka tidak mau menginap lagi karena kejadian traumatis semalam, aku aja sebenarnya ogah tidur di kamar itu lagi kalau gak inget betapa banyaknya barangku di sana.
"Jujur, gue masih penasaran. Lihat laci di dapur yuk? Beneran ada koko crunch apa enggak." Sofia terlihat agak lemas, tapi kelihatan banget kalau dia juga penasaran.
"Ada. Gue yang nyimpen di sana," jawabku kemudian. "Mau makan? Gue gak tahu expired-nya kapan tapi, udah lama di situ kayaknya." Aku kontan berhenti mengunyah ketika mendengar kalimatku yang terakhir.
Karena selalu sibuk sendiri, walaupun aku dan Kiano sering belanja bulanan berdua, tapi makanan yang expired sebelum kami buka sudah sering terjadi. Mengingat kadang aku tidak memiliki waktu—atau gak mau saja—untuk memasak, jadi aku sering membeli makanan. Tapi semenjak si hantu menerorku dengan pesan-pesan penting itu, sudah jarang sekali ada makanan yang expired. Si hantu sering mengingatkanku yang jelas membuatku langsung mengolah atau memakannya.
Apa hantu ini emang beneran berniat baik untuk membantuku? Tapi si hantu ini siapa, sih?!
"Udah lah, Sop. Lo kalau mau pulang, pulang aja. Semalem gue lihat badan lo gemetaran pas tidur," ejek Tsania dengan mulut yang sedang menggigit kerupuk. "Gue juga mau pulang, kok."
"Ciah, takut juga," ejek Kayla. "Contoh tuh si Kiana, digangguin seminggu lebih tetap tahan tidur di kamarnya, gak pindah ke kamar tamu!"
Tsania berdecak mendengarnya. "Gue dicariin nyokap gue, anjir!" ujarnya beralasan.
"Halah. Kemaren kan kita izinnya emang dua malem!" balas Kayla lagi, sementara aku memilih diam saja menikmati nasi udukku. Kiano sendiri pagi-pagi sekali pergi ke rumah tetangga sebelah untuk kerja kelompok, sekalian main juga katanya.
Tsania dan Kayla sempat berdebat sedikit dengan Kayla yang terus memanas-manasi Tsania hingga gadis itu berkata, "Oke, gue nginep lagi semalem, puas?!" Dan akhirnya tanpa dibujuk, Sofia juga setuju untuk menginap satu malam lagi.
Kayla menyunggingkan senyumnya dan mulai menatap kami satu per satu. "Oke, nanti malem jam sebelas—setelah Kiano tidur—kita main jelangkung, ya?"
***
Sejak dulu, aku memang bukan anak yang pemberani. Kalau nonton film horror aja suka sambil tutup mata, walaupun suka nonton beberapa konten horror di YouTube juga, sih. Hanya saja biasanya aku berakhir tidak bisa tidur karena ketakutan. Makanya begitu Kayla mengusulkan ide bermain jelangkung, aku langsung menolaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Slip Stitch [COMPLETED]
Подростковая литератураMimpi buruk Kiana dimulai ketika pesan bertuliskan darah itu muncul di kamar mandi pada suatu malam. Kejadian-kejadian mengerikan yang dia alami-entah pesan berdarah di kamar mandinya atau suara-suara di tengah malam-membuatnya bingung antara harus...