Aku ingat dengan salah satu aturan di permainan petak umpet sendirian itu. Untuk mengakhiri permainannya, aku harus menyemburkan air garam ke si boneka dan kemudian membakarnya. Mungkin tanpa sengaja aku melakukan sesuatu yang membuatku akhirnya terjebak dalam permainan petak umpet ini, jadi aku akan mengakhiri permainannya sesuai dengan yang diajarkan YouTuber tersebut.
Kakiku yang sudah melemas seperti jelly aku paksakan berlari menuju dapur. Dengan gerakan terburu-buru, mataku mencari-cari keberadaan garam dan gelas. Bahkan tanpa sengaja aku memecahkan sebuah gelas karena gerakanku yang tidak teratur ini. Aku memasukkan air dan garam secara bersamaan ke dalam sebuah cangkir kemudian memegangnya dengan tangan yang bergetar karena ketakutan.
Saat aku sampai di kamarku, boneka itu sudah tidak ada. Aku menoleh ke segala arah dengan cepat untuk mencari keberadaannya, tapi nihil. Dia sedang tidak berada di kamarku, sepertinya dia juga sedang berusaha untuk mencariku. Tanpa berpikir panjang lagi, aku membanting pintu kamarku dan menguncinya dari dalam. Aku ingin lari, tapi aku bahkan tidak berani untuk keluar kamar.
Ketakutanku kembali memuncak ketika aku menyadari pintu kamar mandi yang terbuka. Asumsi bahwa si boneka ada di dalam kamar mandi menjadi kemungkinan terburuk yang bisa aku bayangkan, karena itu berarti aku malah terkunci di kamar dengannya.
Masih dengan cangkir yang secara setia aku pegang erat-erat, aku berjalan perlahan ke kamar mandi. Hal pertama yang aku temukan adalah tulisan berdarah di atas kaca, aku mengenali tulisannya sebagai tulisan milik Sihan. Setelah sekian lama tidak menerima pesan darinya, akhirnya aku kembali mendapatkannya.
Hanya satu kata. LARI
Mama. Mama menyuruhku untuk melarikan diri.
Mataku masih menyusuri kamar mandi dengan panik untuk menemukan boneka itu, tapi sekali lagi dia tidak berada di sini. Aku membuang napas lega ketika menyadari kalau dia sedang tidak berada di dekatku. Namun hanya sebentar, karena setelahnya aku mendengar suara televisi yang channel-nya diganti-ganti dengan suara naik-turun.
Televisinya sedang mati saat terakhir kali aku melihatnya, aku yakin sekali.
Tidak lama kemudian, aku mendengar pintu kamarku digedor dengan kasar. Dia menggedor pintu kamarku berkali-kali hingga aku yakin dalam waktu dekat mungkin pintunya akan rusak dan bisa saja aku mati di sini juga.
Sekali lagi, aku bahkan tidak bisa mendeskripsikan rasa takutku lagi ketika mendengar suara tawa dari luar kamarku. Yang lebih menyeramkan dari suara tawa ini adalah kenyataan kalau suara ini persis dengan suaraku. Persis sekali hingga aku bahkan tidak bisa menggerakkan tubuhku saking takutnya.
Aku mengintip dari pintu kamar mandi yang terbuka sedikit, dia sudah tidak lagi menggedor pintu kamarku, tapi aiu tetap belum merasa aman. Sempat terpikirkan olehku untuk kabur melalui jendela, tapi jendelaku memiliki teralis yang berarti butuh waktu bagiku untuk merusaknya dan pergi ke luar rumah. Sementara aku sendiri tidak memiliki keberanian yang cukup untuk keluar dari kamar dan kabur melalui pintu utama.
Ya Tuhan, aku mohon ....
Aku mengerjapkan mataku yang sudah basah dengan air mata. Setelah aku sudah tidak merasakan kehadirannya di dekatku, aku akhirnya melangkah keluar dari kamar mandi. Mataku terus menyusuri seisi kamar, berharap menemukan sesuatu yang bisa membantuku. Satu-satunya yang aku temukan hanyalah ponsel yang sudah keluar dari tasku dan mungkin bisa membantuku.
Walaupun agak takut karena letaknya tepat di depan pintu, tapi akhirnya aku memutuskan untuk memaksakan diri dan mengambilnya. Aku berjalan cepat menjauhi pintu kamarku dan mulai berusaha membuka ponselku. Beberapa kali aku gagal menggambar pola password karena panik hingga beberapa detik kemudian aku ingat ponsel ini dilengkapi fitur fingerprint. Setelah berhasil, tanpa mencari-cari lagi aku langsung menelepon nama pertama yang muncul di history call. Tsania. Tadi pagi sebelum pergi ke rumah sakit kami sempat berteleponan sebentar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Slip Stitch [COMPLETED]
Teen FictionMimpi buruk Kiana dimulai ketika pesan bertuliskan darah itu muncul di kamar mandi pada suatu malam. Kejadian-kejadian mengerikan yang dia alami-entah pesan berdarah di kamar mandinya atau suara-suara di tengah malam-membuatnya bingung antara harus...