Melihat kemungkinan akan ada kekacauan, aku memilih untuk pergi ke kamar mandi dan melihat pesan apa yang ditinggalkan oleh si hantu. Daripada ditulis ulang di kaca meja rias dengan keadaan kita semua berada di dalam kamar, 'kan? Lagian biarkan saja itu jadi urusan Kayla, itu kan idenya dia!
Aku menyerahkan kamera yang sedang kupegang ke Sofia. Dia terlihat agak bingung tapi berhubung rasa takut masih menguasainya, dia tetap mengambil kameranya.
"Gue mau ke kamar mandi dulu." Aku menjawab pertanyaan ketiga temanku yang bertanya melalui tatapan, tanpa suara. "Biar kacanya cepat dibersihin!"
Berhubung urusan Martha lebih penting, ketiganya memilih untuk diam saja. Sofia sempat menawarkan diri untuk menemaniku—mungkin karena dia juga mulai ketakutan—namun langsung ditahan oleh Kayla. "Enak aja, rekam! Kiana mah udah berani sendirian!" ujar Kayla sambil melotot. "Eh, tapi aku boleh videoin kamu, 'kan, Martha?"
Sebelum benar-benar pergi ke kamar mandi, aku sempat melihat koinnya bergeser ke sebelah kanan. Dasar! Giliran direkam mau, giliran disuruh pergi gak mau. Apa jangan-jangan si Martha ini mau sekalian pansos lewat YouTube-nya Kayla?!
Gak penting banget emang pikiranku ini, aku memilih untuk mempercepat langkahku ke kamar mandi untuk melihat pesan macam apa lagi yang akan ditinggalkan oleh si hantu. Walaupun berdebar juga, tapi aku memilih untuk membukanya cepat-cepat kemudian menutupnya dengan cepat juga. Untung saja kamarku lampunya dalam keadaan menyala, jadi meskipun tahu kenyataan kalau ada dua hantu—atau mungkin lebih?—yang sedang berada di dalam kamarku, aku bisa lumayan lega karena suasanya juga tidak terlalu menyeramkan.
NANTI PAGI JANGAN LUPA OLAHRAGA, SEKARANG KAMU JARANG OLAHRAGA.
Gak tahu kenapa, aku secara otomatis langsung melihat perutku sendiri, kemudian mengingat-ingat kapan terakhir kali aku berolahraga. Sekitar ... dua minggu yang lalu? Entahlah, aku kan berolahraga kalau aku mau saja, kalau malas ya aku gak olahraga. Berhubung aku juga berolahraga melalui video YouTube atau aplikasi gratis dari playstore, kadar kemalasanku jadi makin bertambah karena keasyikan main handphone sebelum berolahraga.
Aku menelan ludah kemudian menutup pintu kamar mandiku dan kembali bergabung dengan ketiga temanku.
"Martha, kenapa gak mau pulang? Pulang, ya? Keluar, kita mau tidur." Aku sempat mendengar suara Tsania yang akhirnya mau berbicara.
Sofia menyerahkan kamera Kayla kembali kepadaku dan memegang bahuku seolah bahuku adalah tempat perlindungannya. Walaupun tidak mengikuti pergerakan si koin atau Martha dari awal, tapi aku tetap bisa menangkap kalimat yang disampaikan Martha. Dia bilang dia ingin kita mengantarkan koinnya ke rumah kosong di sebelah dan menguburkannya di depan rumah tersebut.
Ah, aku kesal banget. Kenapa sih kita harus melakukan hal-hal aneh seperti ini?!
Dan sekarang dia bilang, dia mau aku yang membawa dan mengubur koinnya. Iya, aku!
"Gak mau, ah! Kan—" Kita bertiga secara otomatis langsung menoleh kaget ke arah gelas yang berada di sebelah kami. Empat gelas berisi sirup jeruk dingin yang tadi kami letakkan di samping kiri—tepatnya di sebelah Sofia—secara tiba-tiba bergerak sendiri. Awalnya hanya pergerakan kecil, namun kemudian gelas tersebut mulai berguncang hingga isinya tumpah.
Sepertinya dia marah karena aku tidak mau menurutinya.
Sofia langsung bergeser dan bersembunyi di belakangku. Jantungku mulai berdetak tidak karu-karuan hingga akhirnya aku menjawab setelah napasku mulai teratur, "Yaudah ...." Ya, mau gimana lagi?
Dan untungnya gelas itu kini berhenti berguncang, meninggalkan tugas untukku buat membersihkan bekas-bekas sirup di lantai.
Terus, yaudah. Jam satu pagi, kita bertiga yang sudah menggunakan piyama beramai-ramai pergi ke rumah sebelah. Untungnya keadaan sudah benar-benar sepi, kan gak lucu kalau kita dituduh mau maling rumah kosong karena mainan jelangkung tengah malam.
Sofia masih setia merekam menggunakan kamera milik Kayla sementara Kayla-nya sendiri memegang senter agar aku bisa menggali tanah dan menguburkan Martha 'secara layak'.
Dan selesai lah permainan kami malam itu.
Saat kita masuk ke kamar mandi untuk bersih-bersih sebelum tidur, tulisan yang sebelumnya aku lihat sudah hilang. Hingga sedetik kemudian aku ingat dengan ponsel Kayla yang diletakkan di sana.
"Gimana?!" tanyaku segera. Terlihat dari kolom komentar live milik Kayla, banyak yang bertanya-tanya apa Kayla sudah banting setir jadi youtuber tukang prank atau tidak.
Dan tentu aku tahu apa maksudnya.
***
Besok paginya, mereka bertiga pulang sebelum makan siang. Setelah sarapan di jam sembilan pagi dan membantuku beberes, mereka langsung merapikan barang-barang mereka.
"Kiano, kakak tinggal sendirian gak apa-apa, ya?" Kiano mengangguk dan aku langsung mengantarkan ketiga temanku ke depan pagar. Katanya driver GrabCar mereka sudah dekat dan mereka mau menunggu di luar saja.
Dan, tanpa bisa dicegah, Kayla lagi-lagi mengeluarkan ide konyol, "Ibu warung itu udah lama tinggal di sini, 'kan?" Aku mengangguk. "Coba tanya soal Martha, yuk? Siapa tahu dia tahu!"
"Kay, udah lah. Gak capek apa lo?" protes Sofia.
"Gak apa-apa, asik tahu!" Dan pada akhirnya kita berjalan ke warung seberang rumahku berempat. Sambil nunggu abang GrabCar yang belum kunjung datang juga.
Biar gak dicap gak tahu diri, tentu akhirnya kita jajan terlebih dahulu sebelum bertanya. "Bu, yang rumah di samping Kiana itu kosong yah?" Kayla langsung beraksi.
"Iya, itu. Abis anaknya yang cewek bunuh diri, sekeluarga langsung pindah. Tapi rumahnya tetap dirawat, sih," jawab ibu warung—aku gak pernah tahu namanya—dengan nada yakin yang cukup membuat bulu kuduk kita merinding. "Gak tahu bunuh diri gara-gara apa, katanya pas pulang anaknya udah gantung diri di kamarnya. Aduh, udah lupa ibu sama cerita lengkapnya, udah lama banget itu. Rumahnya juga udah lama gak ditempatin," lanjutnya dengan nada gosip yang tidak bisa disembunyikan.
Ah, sial. Kenapa juga aku harus mengetahui hal-hal seperti ini, sih?!
***
HAHAHA AKU LUPA HARI INI HARUS UPDATE. hampir aja ditinggal tidur, hahah:')
terus ... menurut kalian cerita ini ngebosenin gak sih? kyk alurnya terlalu lambat atau kecepatan gitu? soalnya kmrn aku stuck gitu trs mikir yg enggak-enggak gitu, wkwk😔😔 but actually i've overcome it, yeay!!
jgn lupa baca the things series lainnya~
1. Slip Stitch (cerita ini) update setiap hari Senin
2. Ketika Buku Kamis Bercerita oleh baihaqisr setiap hari Kamis
3. GestBox oleh trzvzn setiap hari Sabtu
4. Soothing Umbrella oleh lovely_taa29 setiap hari Mingguand yes, that's it for today! kalau stok draftku udh byk nanti aku up seminggu dua atau tiga kali, ya! biar cepet tamat, heheh, skrg msh dikiiitt( ˘ ³˘)
22.07 // 18 Oktober 2021

KAMU SEDANG MEMBACA
Slip Stitch [COMPLETED]
Teen FictionMimpi buruk Kiana dimulai ketika pesan bertuliskan darah itu muncul di kamar mandi pada suatu malam. Kejadian-kejadian mengerikan yang dia alami-entah pesan berdarah di kamar mandinya atau suara-suara di tengah malam-membuatnya bingung antara harus...