57. Bunda

52 5 0
                                    

Hai, masih ada yang baca cerita ini kan?
Terimakasih ya yang sudah bertahan menghadapi konflik-konflik yang author buat 😭😭

Dengan wajah lesunya Valencia menaiki satu persatu anak tangga, satu tangannya merapihkan ujung kerudungnya yang sudah tidak berbentuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan wajah lesunya Valencia menaiki satu persatu anak tangga, satu tangannya merapihkan ujung kerudungnya yang sudah tidak berbentuk. Gadis itu baru saja pulang setelah berjalan-jalan sampai lupa waktu bersama Sagara. Setelah sampai di lantai dua, gadis itu langsung menuju ruang kerja bundanya.

Setelah mendapatkan izin untuk masuk, barulah ia melangkahkan kakinya kembali menuju bundanya yang tampak sibuk dengan berkas-berkas. Akhir-akhir ini Hera memang sedang sibuk dengan pekerjaannya, karena itulah Valencia langsung menuju ke ruang kerja untuk menemui wanita tersebut, tidak ke dapur seperti biasanya.

"Bun," panggil Valencia.

Hera mengalihkan pandangannya dari laptop, "Eh anak bunda udah pulang," sahutnya.

"Iya, tadi sedikit macet," Valencia mendudukkan dirinya di atas sofa, "bunda pasti belum makan kan? Sibuk banget keliatannya," tebak gadis itu.

"Udah kok, baru aja selesai."

"Gimana Cia jalan-jalannya?" tanya Hera.

"Seru kok bun." Valencia mengacungkan satu jempolnya.

"Baguslah, berarti Gara pinter jagain kamu," ujar wanita tersebut dan hanya direspon dengan senyuman paksa oleh Valencia.

"Cia, maaf ya akhir-akhir ini bunda jarang perhatiin kamu. Soalnya bunda lagi sibuk banget sama kerjaan, ada perusahaan pesawat terbang yang mau kolaborasi sama perusahaan bunda," jelasnya.

"Gapapa bun, by the way pemilik perusahaan yang mau kolaborasi sama bunda siapa?"

"Namanya om Hendri, dia pemilik sekaligus salah satu pilot di perusahaanya sendiri. Jadi nanti kue-kue dan masakan  bunda bakal jadi makanan utama di pesawatnya."

"Keren banget! Semoga lancar ya bun."

"Aamiin ...."

Tunggu, Valencia merasa familiar dengan nama pilot yang disebutkan oleh bundanya tadi. Anehnya, saat ini gadis itu sedang malas sekali untuk berpikir dan lebih memilih untuk mengabaikannya dan melanjutkan obrolannya.

"Kalau gitu Cia ke kamar dulu ya," Valencia beranjak dari sofa kemudian berjalan ke arah pintu, "bunda jangan tidur malem-malem, oke?"

"Oke sayang, u too."

Sesampainya di kamar, tiba-tiba saja niatnya untuk mandi hilang begitu saja. Buktinya sekarang gadis itu sudah terbaring dengan sempurna di atas kasurnya

"Woahhh enak bangetttt." Valencia merentangkan kedua lengannya seraya membuang napas lega, hari ini sangat melelahkan.

Drrttt ...

Drrttt ...

Merasakan ada sesuatu yang bergetar dari sakunya, langsung saja gadis itu merogoh sesuatu dari dalam sana. Yap ponsel, ada seseorang yang meneleponnya dan itu adalah,

VALESA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang