Baca doang tapi nggak vote? Ngajak ribut?
Nggak heh, author bercanda ...Jangan lupa spam komen, oke?
Valencia berjalan dengan langkah lebar melewati lorong-lorong rumah sakit, matanya sibuk melirik setiap pintu ruang inap disamping kanan dan kirinya. Dan pada saat Valencia berbelok, gadis itu langsung diuguhi pemandangan dua orang remaja yang merupakan sahabatnya sedang saling bersandar, mata mereka berdua sembab.
"Kai, Clar," panggilnya sembari berjalan menuju kedua gadis tersebut.
"Gimana keadaan Stella?" tanya Valencia khawatir, matanya mulai memanas.
"Sekarang dia lagi di periksa dokter, tadi Stella-" Kaila menghentikan ucapannya, sungguh, ia sangat tidak kuat untuk menceritakannya kembali.
"STELLAAA!" Teriakan dari dalam ruang inap Stella membuat Valencia, Clara maupun Kaila tersentak kaget.
"INI NGGAK MUNGKIN! STELLA BANGUN SAYANG!" Mendengar suara teriakan dan tangisan yang semakin menjadi-jadi, sontak ketiga gadis tersebut langsung menerobos masuk kedalam tanpa permisi.
"Ikhlasin ya Ai, ini semua sudah takdir," ujar suami Aila menenangkan.
Valencia dan kedua sahabatnya pun hanya bisa bungkam seraya menatap wajah Stella yang pucat itu mulai ditutupi dengan selimut rumah sakit. Melihat hal itu, sontak Valencia langsung berlari ke arah brankar.
"Stell, gue mohon bangun hiks. Gue minta maaf udah dateng telat," lirih Valencia dengan penuh penyesalan.
"Bahkan tadi siang lo sempet bilang pengen bareng terus sama kita, t-ternyata lo udah ngasih kode ya," sambungnya berbicara dengan jasad Stella.
"Val, udah ya? Kita ikhlasin aja." Clara menghapus air matanya kasar.
Kaila mengangguk setuju "seenggaknya, Stella udah gak sakit lagi sekarang," tambah gadis itu dengan nada bergetar.
Aila yang mendengar semua ucapan mereka pun tentu saja langsung mengeraskan tangisannya walau dengan suara tertahan. Suaminya pun hanya bisa menghela napas ketika tangisan Aila tak kunjung mereda.
Beberapa menit kemudian, seorang suster masuk ke dalam ruangan tersebut.
"Permisi pak, bu, jenazah akan segera dibawa pulang. Tapi sebelumnya, silahkan mengurus administrasi terlebih dahulu." Sepasang suami istri tersebut mengangguk lemah.
"Kalian pulang aja ya, kalau mau ke rumah tante, dateng aja," ujar Aila membuat ketiga gadis didepannya mengangguk.
▪︎▪︎▪︎
Jumat
Seperti hari-hari sebelumnya, Valencia dan Sagara selalu berangkat bersama ke sekolah. Tentu saja hal itu membuat mereka seringkali menjadi pusat perhatian. Pesan konyol bundanya selalu terngiang-ngiang di kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALESA (END)
Fiksi RemajaIni menceritakan 10 tahun kehidupan Valencia menunggu kepulangan sahabatnya yang sudah lama hilang entah kemana perginya. Yang jelas, Valencia selalu menganggap sahabatnya itu masih ada walaupun tak tahu kebenarannya. Walau sudah 10 tahun, rasanya g...