Halooo readers!
Keesokan harinya...
Gadis SMP berhijab putih itu sudah siap dengan seragam sekolahnya, hari ini ia sangat bersemangat sekolah dikarenakan ini adalah hari jum'at yang artinya murid-murid akan pulang lebih cepat karena akan ada shalat jum'at. Setelah merasa sudah rapi dengan penampilannya, Valencia bergegas turun kebawah untuk sarapan bersama dan langsung bergegas berangkat ke sekolah.
▪︎▪︎▪︎
"Waah, selamat pagii Vaval nya akuuu ..." teriak Mia heboh ketika Valencia memasuki kelasnya.
"Heh, lo kalau ngomong kecilin dikit bisa gak sih? Kasian nih kuping gue," omelnya.
"Hehehe iya maaf, ayo solat dhuha dulu," ajak Mia.
"Ngambil mukena dulu bentar, lo tunggu di luar aja," titah Valencia dan direspon dengan acungan jempol oleh sahabatnya itu.
Setelah mengambil alat salatnya, Valencia bergegas menghampiri Mia yang sudah berada di depan pintu kelas.
"Yuk!"
Kedua remaja itu mulai melangkahkan kakinya menuju mushola seraya mengobrol. Saking asiknya mengobrol, keduanya sampai tidak sadar di depannya ada seorang siswa yang berjalan ke arah mereka. Alhasil Valencia bertabrakan dengan siswa tadi.
"Eh! maaf ya gue gak sengaja, buru-buru abisnya," ujarnya sambil membantu mengambil mukena Valencia yang terjatuh.
"Iya gapapa kok," jawab Valencia gugup. Bagaimana tidak? Apalagi lelaki di depannya ini mempunyai wajah tampan yang seketika membuat hatinya berdisko.
"Loh, Valencia? gue kira siapa," lelaki dengan nama Dino itu tersenyum, "kebetulan kita ketemu disini, gue mau bilang sesuatu boleh?" ia bertanya dengan suara berat khasnya.
"Boleh, mau bilang apa?" Gadis itu bertanya balik.
"Di jam istirahat nanti, temuin gue di taman belakang ya. Ada yang mau gue omongin, penting."
Tentu saja ucapan Dino tadi membuat jiwa kepo Mia yang masih berada di samping Valencia meronta-ronta. Gadis cerewet itu menatap Dino dengan tatapan mengintimidasi, sedangkan si empunya hanya bisa tersenyum kaku.
"Oke nanti gue kesana. Gue duluan ya, mau solat dhuha," pamit Valencia sambil menarik tangan Mia yang sepertinya sudah siap untuk menggodanya untuk beberapa jam kedepan.
Setibanya di mushola sekolah, Valencia jadi tidak fokus karena malah memikirkan pembicaraan singkatnya dengan Dino tadi.
Gadis itu jadi bingung, mengapa lelaki kalem bin jenius itu tiba-tiba menyuruh dia untuk menemuinya di taman belakang sekolah. Hal itu tentu membuat pikirannya berkelana kemana-mana.
"Apa dia mau nembak gue ya?" Ya beginilah kira-kira isi otak Valemcia.
"Akhh gamungkinnn," kesalnya membuat beberapa siswi di dekatnya menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALESA (END)
Ficção AdolescenteIni menceritakan 10 tahun kehidupan Valencia menunggu kepulangan sahabatnya yang sudah lama hilang entah kemana perginya. Yang jelas, Valencia selalu menganggap sahabatnya itu masih ada walaupun tak tahu kebenarannya. Walau sudah 10 tahun, rasanya g...