Hai, sorry yya author ga update-update
Lagi ada kendala dalam penulisan soalnya, hehe
Jangan digebuk ya, nih udah update nih. Siap dibuat baper gak?
Jum'at pagi ini seperti biasa SMA RAJAWALI akan melaksanakan sholat duha berjamaah. Lapangan sudah terlihat penuh dengan murid-murid yang akan melaksanakan kegiatan rutin tersebut. Mulai dari yang datang telat maupun yang pagi-pagi sudah mejeng di lapangan.
SMA RAJAWALI memang memiliki mushola yang besar, tapi tetap saja tidak bisa menampung seluruh murid yang ada disana. Jadilah mereka melaksanakan sholat duha di lapangan, tentu saja dengan terpal dan sajadah yang dibawa masing-masing sebagai alasnya.
"Beuh, itu calon imam gue duduknya paling depan. Idaman banget emang" ujar Kaila seraya memperhatikan Savero yang duduk di shaf paling depan, lelaki itu juga ikut bersholawat.
"Jangan liatin cowok mulu lo, dosa" tukas Clara.
"Aelah, lo juga tadi ngeliatin Ghifar mulu tuh" balas Kaila tanpa melihat ke arah Clara yang wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus.
"Kapan ya, lupa gue" sebenarnya Clara tadi hanya melirik Ghifari saja, tapi sepertinya dia terciduk oleh Kaila.
"Val, gimana latihan kemaren?" Kaila bertanya.
"So far so good" jawabnya.
"Sok inggris lo Juminten!" Gadis berambut pendek itu menyenggol bahu Valencia.
"Btw, Stella kemana?" Tanya Clara seraya mengedarkan pandangannya.
"Dia lagi halangan, makanya duduk dibelakang" jawab Valencia membuat kedua sahabatnya langsung menoleh kebelakang. Benar saja, disana sudah ada Stella yang langsung melambaikan tangannya.
"Val, partner lo tuh",
"Hah? Partner apaan?" Tanyanya bingung.
"Partner hidup, ya partner olimpiade lah" balas Kaila malas.
"Cie langsung noleh" sahut Clara tiba-tiba.
"Ish udah ah, tuh mau mulai" final Valencia membuat kedua sahabatnya seketika bungkam.
▪︎▪︎▪︎
Suasana ruang kelas 10 IPA 1 kini sudah mirip seperti pasar kaget. Berisik, ramai, ricuh dan jangan lupakan meja-meja yang sudah beralih fungsi menjadi panggung.
"TUHANNN, MAAFKAN DIRI INIII ..." teriak Ucup menggelegar membuat seluruh teman-temannya menutup telinga.
"HEH UCUP! BERISIK BANGET SIH LO, MENDING SUARA BAGUS. SUARA KAYA TIKUS KECEPIT AJA BANGGA!" sentak Kaila yang sudah tidak tahan lagi dengan tingkah aneh laki-laki berambut botak dua senti itu.
"BODO AMAT, IRI? BILANG BOS!" lalu ia melanjutkan lagi sesi bernyanyinya.
"Astaghfirullah, berisik banget sih!" Keluh Valencia kesal. Gara-gara Ucup, gadis itu jadi tidak bisa fokus mengerjakan tugas yang diberikan guru piket tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
VALESA (END)
Ficção AdolescenteIni menceritakan 10 tahun kehidupan Valencia menunggu kepulangan sahabatnya yang sudah lama hilang entah kemana perginya. Yang jelas, Valencia selalu menganggap sahabatnya itu masih ada walaupun tak tahu kebenarannya. Walau sudah 10 tahun, rasanya g...