12| Runtuh

6 1 0
                                    

Ketika kau lelah,
Berhentilah dulu, beri ruang, beri waktu.
Mereka bilang syukurilah saja.
Padahal rela tak semudah kata...

Tak perlu khawatir ku hanya terluka. terbiasa untuk pura-pura tertawa.
Namun, bolehkah sekali saja ku menangis?
Sebelum kembali membohongi diri..

Runtuh, judulnya. Sangat relate sekali dengan keadaan raya hari ini.

Hanya 1 jam, waktu yang sangat singkat untuk raya overthinking di malam hari. Gadis itu butuh merenungkan dirinya, bolehkah raya mengeluh soal jalan hidupnya? Bolehkah raya menangis karena beban yang dipikulnya terlalu berat? Bolehkan, bolehkah raya seperti itu?

Mamanya selalu mengajarkan raya untuk tidak boleh lemah menjadi perempuan di masa sekarang. Tapi, untuk kali ini saja perempuan yang dikatakan kuat itu luruh menangis dalam diam. Jalan ceritanya.. Rumit.

Pertahanannya runtuh, raya menangis sambil menggigit bibir bawahnya kencang. Mata berairnya menatap belasan kertas yang ada di hadapannya. Belajar dan terus belajar adalah moto hidup raya. Lelah? Tentu saja. Tapi gadis itu bisa apa? jika raya hanya terus menunda-nunda waktu pasti selangkah saja ia sudah melewati banyak mimpi di hidupnya.

Raya sosok gadis sempurna, bagi siapapun yang melihat kepribadian gadis itu. Sikapnya, cara bicaranya, wawasannya bahkan sudah dinilai tinggi dari teman-teman juga keluarga besar gadis itu.

Raya termasuk kriteria perempuan yang sempurna dari gadis lainnya.

Kembali lagi dengan realitanya bahwa semua manusia tidak ada yang sempurna begitupun dengan raya.

Banyak kekurangan yang gadis itu miliki dalam hidupnya.

Mengutuki diri, tak bisa kembali untuk mengubah alur kisah.

Lirik itu, menggambarkan sekali dengan kehidupannya. Raya mengencangkan volume dari ponselnya, kini earphone yang dipakainya sudah penuh dengan volume besar dari lagu itu.

Ia butuh ketenangan, butuh sekali. Kapan skenario ini akan berhenti? Kapan raya bisa terus menjalani hari-hari yang diimpikannya sejak lama? Kapan raya bisa.. Bisa menjadi perempuan yang berguna bagi mamanya.

"capek.." lirih gadis itu.

Sadar dengan jam menangisnya yang terlalu lama, raya bergegas mengambil beberapa lembar kerja tugas yang belum terselesaikan.

Belajar sambil menangis, is another level of pain.

Gadis itu berharap ia segera berdamai dengan dirinya sendiri, berdamai dengan rasa yang selalu dialaminya.

***

"raya ini pinter banget ya, kemarin dia kasih tau aku soal saham-saham gitu loh!" tantenya berbicara.

Keluarga besar gadis itu tengah berkumpul ramai di salah satu rumah besar milik nenek raya.

"iya, raya itu emang pinter. Aku aja sampai geleng-geleng. Anakku giska, malah nggak terlalu paham tentang saham-saham gitu. Tapi ini raya? Yang masih anak sekolah aja udah paham banget, loh!" satu lagi, bibinya juga ikut menimpali.

MUSIC OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang