"berarti ini gue salah penempatan dong?" rega menunjuk salah satu kotretan yang ia kotret sejak beberapa jam yang lalu.
Raya mengangguk, "iya, harusnya lo samain dulu jenisnya baru yang tadinya minus di pindahin ke kanan jadi plus."
"ohh gitu.." rega mulai mengerti, belajar dengan raya memang jalan termudah yang ia ambil. Rega tipe anak yang pemilih jika belajar, apalagi dengan mamanya yang selalu mengambil langkah tanpa meminta keputusannya untuk les di tempat khusus yang di penuhi oleh anak-anak ambis.
"udah 2 jam ray, mau pulang nggak?" tawar rega pada raya.
Raya mengambil sesuatu dari dalam tasnya. "ini buat lo, disitu banyak catetan rumus gue. Udah di buat judulnya juga kok." gadis itu memberikan satu buah note's sedang berwarna hitam pada rega.
"wihh, keren covernya." takjub rega saat membuka halaman demi halaman dari note's milik raya.
"buat lo aja, udah nggak terlalu gue pake." ujar raya.
Rega mendongak cepat pada gadis di hadapannya, "beneran nih? No ngibul-ngibul?"
Raya tertawa karena perkataan rega, "iya, ambil aja nggak papa. Gue ikhlas lahir batin."
Rega ikut tertawa mendengar raya berucap demikian.
"makasih banget loh, cantik."
"nggak lagi nge-goda gue 'kan?" gadis itu sangat peka terhadap orang di sekitarnya sampai membuat rega gelagapan dibuatnya.
"hah? Anu hehe.. Kalau gue nggak ngerti materi lagi. Boleh nanya ke elo 'kan?"
Raya menepuk pelan bahu lelaki itu, rega anak yang benar-benar takut untuk kehilangan sesuatu ternyata.
"santai aja, mau belajar bareng juga boleh kok."
"ih, baik banget lo?"
"udah dari sananya. Btw, gue balik duluan ya?" raya menatap rega di hadapannya yang tengah sibuk memasuki satu persatu buku kedalam tasnya.
Rega segera mencegah tangan raya saat gadis itu hendak bangkit dari kursinya.
"gue pesenin lo minuman deh, buat di bawa balik. Itung-itung tanda terimakasih." rega tersenyum lebar, sangat manis jika di pandang dari dekat.
Raya tidak keberatan dengan tawaran yang rega berikan. "yaudah, thank's lagi karena udah traktir gue terus."
"santai aja." balas rega yang langsung berjalan menuju stand yang tersedia di sana.
Tempat yang mereka kunjungi cukup nyaman dengan suasana anak sekolah seperti rega dan raya. Banyak orang disini yang sedang bekerja hanya untuk sekedar merilekskan fikiran, banyak juga remaja-remaja sekolah hingga anak kuliahan yang sedang menongkrong.
Tempat yang pas untuk seorang raya yang butuh fikiran jernih. Otaknya mumet seharian karena terus bermain dengan angka-angka di buku.
"nih, pesanan lo." rega memberikan satu buah paperbag dari brand coffe shop ternama.
"kok banyak?" heran raya saat membuka paperbag tersebut.
Rega mengambil tas gendongnya begitu juga dengan raya. Mereka melangkahkan kakinya keluar dari tempat tadi. Urusan hari ini sudah selesai.
"sengaja, itu ada roti juga kok. Gue tau lo penyuka roti." balas rega saat keduanya sudah berada di luar.
Langkah raya terhenti saat mendengar ucapan rega. "tau dari siapa?" tanya raya penasaran dan kembali melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSIC OF MY LIFE
Cerita PendekRaya tidak pernah merasa dirinya sehidup ini, rasanya semua beban yang menjadi tanggungannya terbuang begitu saja. Musik bukan hanya sekedar lagu yang di dengar dalam situasi tertentu saja. Tapi musik membangun dan membuat suasana perasaan manusia m...