24| Ketidaksukaannya

6 0 0
                                    

"argantara?" laki-laki itu mendesis saat kembali membaca ulang pesan yang dikirimkan orang itu pada raya.

"ray, kasih tau gue. Siapa argantara?" alisnya menyorot tak suka pada raya.

"siapa lo? Kepo banget kayaknya, siniin ponsel gue!" gadis itu dengan gesit mengambil ponsel di tangan arkan dengan mudah.

"ray, jangan. Jangan berangkat sama dia. Lo kan mau gue ajak jalan-jalan?"

"gue udah ada janji duluan sama argan," jawab raya cepat. Ia sama sekali tidak ingin jalan-jalan dengan arkan, membayangkan saja rasanya gondok sendiri, pasti nantinya ia akan dibuat emosi terus-menerus dengan orang satu itu.

"masa gue harus bilang, lo lebih milih jalan sama gue atau argan?"

"ya argan lah!"

"ray!" arkan terlihat shock berat karena mendapat jawaban yang tidak sesuai dengan ekspetasinya.

"apaan sih? Lebay, gue kan udah ada janji duluan sama argan. Nggak usah buat gue milih untuk jalan sama lo atau dia."

"oh, gitu. Kita liat 1 jam kedepan kalau gitu." senyumnya tercetak miring menatap gadis di hadapannya.

***

"pulang!"

Raya dibuat bingung dengan ucapan sang mama di telfon. Andrea adalah orang yang jalan menelfon kabar anaknya, sekalipun anaknya berada di mana saja ia sangat jarang menghubunginya.

Berbeda dengan sang ayah yang justru setiap harinya jika berada di kantor akan terus menghubungi raya hanya untuk sekedar menanyakan kabar, bertanya apa sudah makan dan belum, dan lain sebagainya.

Sebenarnya yang merangkap jadi mama disini itu siapa sih? Dunia sudah terbalik rasanya.

"pulang?" beo raya menjawab.

"mama tau kamu lagi ketemu siapa, pulang atau mama yang susul kamu?" nadanya dibuat tidak main-main saat berbicara itu pada raya.

"oke.. Raya pulang sekarang." dengan berat hati raya menjawab.

Seketika raya mengingat ucapan arkan 1 jam kebelakang, apa ini semua ulah laki-laki satu itu? Tapi, yang raya tahu arkan bukan tipe orang pengadu, walaupun beberapa persen ia mempercayai instingnya yang mengatakan bahwa itu adalah ulah arkan.

"ray?" argan mengernyit bingung saat raya mengambil tas ranselnya di sofa, tempat dirinya dan raya tadi berbincang-bincang.

"gue harus pergi." ucap gadis itu singkat.

"tapi kita belum ketemu abang gue, gimana bisa lo pergi duluan? Kalau abang gue nyari-"

"lain waktu, sorry. Gue ada kepentingan mendadak." raya berjalan cepat keluar dari ruangan yang mereka sempat isi satu jam kebelakangan.

"biar gue anter!"

***

Raya di marahi abis-abisan oleh sang mama tadi sore, apalagi dengan datangnya argan ke rumah, membuat mamanya kembali memarahi raya hingga kedua kalinya.

"raya?" Bram berjalan ke arah raya yang tengah melamun di dapur.

Fikirannya hilang fokus hingga tidak menyadari bahwa ayahnya sudah memanggil namanya beberapa kali.

MUSIC OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang