9| Tentang janji itu

9 2 0
                                    

Arkan membuka pagar rumah raya dengan cepat. Langkahnya mengharuskan dirinya untuk mencari kunci rumah milik raya di salah satu tanaman kesukaan andrea.

"di mana ya tadi? Janda bolong, lidah buaya, anggrek," arkan mengabsen beberapa jenis tanaman di hadapannya, susah memang jika sudah menyangkut tanaman yang hanya sedikit ia ketahui.

"Anggrek! Iya nggak sih?" ia bertanya pada dirinya sendiri, matanya masih terus menyelusuri setiap tempat pot bunga anggrek yang banyak sekali jenisnya di sana.

"anggrek!" arkan berseru, pada akhirnya dengan mudah lelaki itu menemukan benda yang di carinya.

Masuk ke dalam rumah yang lumayan luas itu arkan berteriak memanggil nama raya di lantai bawah.

"raya! Keluar lo hubah-hubah!" teriak arkan di bawah. Langkah kakinya yang tidak sesuai dengan otaknya malah membawanya ke arah dapur. Arkan membuka tutup saji yang tersedia di sana.

Banyak sekali makanan. jari lelaki itu mengambil satu potong pizza yang tersedia di meja makan. Di setiap kunyahannya arkan selalu memikirkan sesudah menghabiskan pizza ini ia akan menghabiskan makanan apa lagi ya?

Brownis, pizza, martabak, dan beberapa macam makanan lainnya membuat arkan bingung untuk memilihnya.

"brownis, iya makan brownis aja ar." arkan berucap sendiri.

Tapi saat fikirannya tertuju pada raya segera lelaki itu bangkit dengan langkah panjangnya, menaiki anak tangga demi anak tangga sampai pada sebuah pintu kamar raya yang terbuka.

Knop pintunya terlepas, arkan mulai berfikiran macam-macam tentang itu.

Memasuki kamar raya, lelaki itu sibuk mencari keberadaan gadis yang di carinya.

"raya! Lo dimana?!"

"di kamar mandi?!"

Tidak ada sahutan, arkan tidak peduli jika raya ada di kamar mandi. Lelaki itu mulai masuk ke dalam kamar mandi raya, mencari keberadaan gadis itu yang sama sekali tidak ada di sana.

"lo kemana?" pandangannya mengedar cepat bahkan dengan bodohnya arkan mendapang untuk men-cek raya ada di bawah kolong kasur atau tidak, siapa tau gadis itu tengah bersembunyi.

"raya, keluar lo!" arkan berteriak saat seluruh badannya terdapang di bawah lantai bebas. Melihat kolong kasur gadis itu yang gelap gulita.

"kok nggak ada sih? Kemana tuh hubah-hubah?!"

30 menit kemudian arkan tidak kunjung menemukan keberadaan raya, di carinya gadis itu sampai ke seluruh penjuru rumah bahkan kamar orang tua raya turut arkan masuki hanya untuk mencari keberadaan raya yang tak kunjung ketemu.

"rayaa.. Jangan main petak umpet dong! Ayo keluar gue cape nggak nemuin lo!" teriak arkan dengan wajah penuh keringat karena ke khawatirannya.

“anjing! Bener di culik, dong?!" lelaki itu  mulai menebak-nebak tentang kejadian knop pintu yang rusak di kamar raya.

"raya! Jangan di culik dong..." arkan bergumam lirih, tanpa sadar lelaki itu dirundung takut. Takut jika raya menghilang dari hidupnya.

Tiba-tiba fikirannya berkelana, tadi saat arkan ingin menutup pintu balkon masih ada raya di sebrang sana. Duduk di bawah ranjang dengan antengnya tapi mengapa sekarang gadis itu tidak ada? Dan kemana mobil yang dilihat mamanya di depan rumah raya?

Tidak mungkin mamanya ngibul 'kan?

***

Gina berlari menuju pintu depan saat seorang yang di tunggunya datang kembali.

MUSIC OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang