2| Selalu

27 5 0
                                    

"Mama?"

Raya meneguk salivanya dengan susah payah, wajahnya dalam mode takut saat ini. Satu yang tak suka dari andrea— mamanya, adalah melihat anaknya pulang larut malam.

"bagus ya, mama di berlin kamu bebas ngapain aja ternyata." andrea melipat tangannya di depan dada, meneliti penampilan sang anak dari atas sampai bawah.

Raya berjalan mendekat ke arah mamanya dengan langkah sedikit kaku, di ciumnya telapak tangan sang mama dengan sigap.

"mama baru sampai?" raya bertanya dengan suara pelan.

Andrea tak membalas pertanyaan sang anak, melainkan melontarkan beberapa pertanyaan yang membuat anaknya pulang hingga jam 10 malam.

"kamu darimana?" tanya andrea.

"abis antar teman tadi cari buku."

"buku?"

Raya mengangguk, "iya, ma."

Andrea menautkan alisnya, berusaha mengingat kejadian yang ia ingin tanyakan pada sang anak.

"mama denger suara motor sport tadi, itu temen kamu laki-laki?"

Raya tak menjawab, ia sedikit takut saat mendengar nada tak suka dari sang mama.

Hingga beberapa detik lamanya raya berani menjawab pertanyaan andrea.

"iya, tapi dia—"

"udah berapa kali mama bilang?" andrea berseru sambil terus menatap raya yang selalu menunduk ketika menjawab pertanyaannya.

"raya tolong, fokus sama plan yang kamu buat di hidup kamu, jangan pernah terlalu welcome dengan seseorang. Siapapun itu yang akan merusak rencana kamu."

"mah.." tatapan raya memelas, ia memohon agar mamanya tidak membahas persoalan ini dengan rincinya. Gadis itu menatap mamanya yang tidak memberikan reaksi apa-apa.

"mama udah capek ngingetin kamu, bisa contoh sepupu kamu itu?"

"bayu, dia gak pernah dekat dengan satu perempuan manapun sekarang, karena apa? Karena dia berambisi untuk mencapai cita-citanya. Mama kadang bangga sama dia yang bukan anak mama."

Andrea selalu membandingkannya, raya rasanya tak ada nyali untuk berbicara 'jangan bandingkan aku dengan siapapun' tapi jika ia berbicara seperti itu mamanya pasti akan marah besar.

"besok ikut mama ke tempat tante rere, anaknya punya beberapa rekomendasi kampus ternama yang bagus untuk kamu."

Raya mengangguk patuh, ia akan menuruti semua perintah mamanya sekarang.

Di dalam kamarnya raya termenung lama. satu kata yang ia fikirkan. Kapan mamanya akan melihat semua perjuangan raya?

Semua kemauan mamanya raya turuti tanpa ada sedikit pun bantahan. Bahkan cita-cita yang raya rancang sejak kecil di hapus bersih oleh beliau.

Raya ingin bertanya satu hal pada mamanya itu, kenapa mamanya sangat berambisi membuat anaknya menjadi orang yang sempurna di masa depan?

"sempurna," gadis itu bergumam dengan kepala menunduk menatap lantai kamarnya.

"manusia nggak ada yang sempurna." monolognya lagi.

Semua ini membuat raya muak, raya ingin hidup dengan kehidupan yang ia buat sendiri. Menjalaninya dengan sesuka hati, kenapa selalu saja ada orang yang akan menghalanginya?

MUSIC OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang