Malam hari tiba, raya sudah selesai dengan acara belajarnya juga kebut materi untuk semester depan. Sekarang gadis itu di landa bosan, bingung ingin melakukan kegiatan apa lagi.
Raya mengambil satu buah cup minuman berisikan chocolate ice yang biasanya ia minum setiap malam, tapi isinya sudah tidak dingin lagi jadinya raya malas untuk meminumnya. Ditaruhnya kembali minuman itu ketempat semula.
Raya mulai berjalan ke arah tempat tidurnya, membungkuk sejenak untuk melihat salah satu barang di sana yang sudah lama ia simpan tapi tidak pernah gadis itu keluarkan karena alasan takut.
Senter dari ponselnya langsung menyala begitu raya meng-kliknya.
Begitu banyak debu yang raya dapatkan saat memegang barang lamanya. Satu buah tissue basah raya ambil untuk membersihkan gitar acoustic kesayangannya serta membersihkan tangannya yang penuh debu juga.
Sudah bersih, gadis itu segera melangkahkan kakinya menuju balkon kamarnya. Mengecek sebentar senar gitar yang berada di pangkuannya serta memainkannya untuk mengetes apakah suaranya berbeda atau tidak.
Masih sama seperti dulu, batin raya berbicara.
Gitar ini sebenarnya pernah dipinjam oleh tetangganya— arkan. Sekitar 2 tahun lalu kalau tidak salah raya mengingatnya. Saat gadis itu masih duduk di bangku kelas 1 SMA.
Raya sengaja tidak menggunakan gitar ini lagi dikarenakan mamanya yang terus meneror jika gadis itu masih memainkan gitar kesayangannya akan beliau hancurkan habis tak terisa.
Raya tentu takut, gadis itu menangis karena tidak ingin mamanya merusak salah satu benda kesayangannya. Tapi itu dulu, dulu sekali. Raya lupa lupa ingat tentang tahun berapanya.
Jam menunjukkan pukul 12 lewat 50 menit, raya masih terus mencoba membuat nada lagu yang diinginkannya. Larut memang, tapi raya masih belum mengantuk.
Fikirannya buyar karena nada dering di saku celana tidurnya bergetar, menampilkan beberapa notifikasi dari sosial medianya, instagram.
***
Arkan bosan, sangat-sangat bosan. Beberapa jam lalu ia hanya terbaring di ranjangnya tanpa melakukan kegiatan apa-apa.
Digapainya ponsel yang berada di samping kepalanya, lelaki itu membuka akun sosial medianya— Instagram. Melihat beberapa story hingga postingan dari para idolanya.
Jika kalian lihat following arkan pasti akan terkejut, pasalnya arkan hanya memfollow raya yang notabenenya seorang gadis sekaligus teman kecilnya saja. Maksudnya, selain artis-artis internasional yang ia follow, ternyata raya menjadi salah satu perempuan yanga arkan ingin tahu kegiatannya apa.
Sebenarnya, akun sosial media milik gadis itu tidak pernah aktif jika ia hubungi, mungkin hanya beberapa waktu jika raya senggang dia pasti akan membalas pesan lelaki itu di sosial medianya. Namun, sekarang raya sedang tidak aktif di akun Instagram miliknya.
Arkan dengan iseng, Mengirim pesan pada gadis itu. Beberapa kali tidak ada balasan membuatnya berdecak kesal. Biasanya jam segini Arkan tahu kalau raya belum tidur karena jam belajar gadis itu kadang sampai larut malam.
Dengan gerakan cepat arkan berjalan menuju pintu balkon, fikirannya tertuju oleh seseorang yang tengah memainkan sebuah gitar di ujung sana.
Itu, raya.
Feeling lelaki itu selalu tepat jika menyangkut soal raya. Arkan tahu seberapa potensinya raya terhadap fikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSIC OF MY LIFE
NouvellesRaya tidak pernah merasa dirinya sehidup ini, rasanya semua beban yang menjadi tanggungannya terbuang begitu saja. Musik bukan hanya sekedar lagu yang di dengar dalam situasi tertentu saja. Tapi musik membangun dan membuat suasana perasaan manusia m...