18 | Tapi, ini awal yang baik

4 1 0
                                    

"bayu!"

Bayu tersenyum miring saat sambungan telfon itu terputus seketika, ia sangat puas melihat wajah keputus asaan raya.

Ah, begitu mudahnya untuk menjatuhkan gadis itu.

"lo apa-apaan?!" raya berteriak kencang di hadapannya, tidak peduli dengan bayu yang terlihat menegang karena mendengar teriakan kencang miliknya.

"lo ngerusak impian gue tau nggak?!" masih terus marah, raya tetap berteriak kencang di hadapannya.

Lagi-lagi lelaki itu hanya tersenyum cerah melihat raut frustasi raya.

"lo seneng?! Lo mau ngejatuhin gue? Karena gue bisa lebih segala-galanya dari lo? Iya?!"

Tidak pernah sekalipun gadis itu marah sampai sebesar ini. Untuk pertama kalinya, eksklusif, bayu melihat bagaimana kemarahan dan keputus asaan seorang raya yang begitu di nilai sempurna dalam lingkup keluarga besarnya.

Bayu, mulai tersingkirkan.

Walau begitu sebenarnya ia tak perlu takut untuk digeser posisinya dari raya, karena ada satu point terpenting dari diri bayu. Dukungan dari mama raya, andrea.

Selagi andrea memuji bahkan mendukungnya sebesar yang tidak pernah wanita itu berikan pada anaknya, bayu tak perlu risau. Karena itulah yang menjadi arah tujuannya untuk merasa bahwa dirinya lah yang lebih pantas dibandingkan dengan raya.

"padahal gue cuman bantuin lo." jawab enteng bayu padanya.

Raya tidak habis fikir, atas alasan yang bayu berikan tadi.

Kenapa ia selalu gagal? Kenapa selalu ada yang mengganggunya?!

"bantuan yang lo maksud itu buat jauhin gue dari mimpi gue?" balas raya sarkas.

Bayu hanya tertawa di sofa yang berada di dalam kamar gadis itu.

"50 persen kayaknya.. Iya, tapi setengahnya lagi gue cuman iseng."

Raya benci senyuman mengejek itu, bayu tetaplah bayu. Manusia termunafik yang bisa memanipulasi semua keluarganya di hadapan raya.

"Buat apa? Ada untungnya nggak buat lo?"

"ada,"

Dahi raya mengernyit, kali ini bayu memiliki rencana apalagi?

"Untungnya.. Pertama, gue bisa hancurin lo dari tangan gue sendiri. Kedua, gue bantuin mama lo supaya anaknya ini nggak terhasut tawaran orang lain."

Apa maksud poin nomor 2 itu? Bayu meragukan argan yang menawarkan gerbang impiannya, begitu?

"lo kenal argan?" tebak raya saat itu juga. Fikiran raya langsung berputar keras mendengar perkataan bayu barusan.

Tidak ada jawaban.

Dari pergerakan bayu yang gelisah di tempat, raya bisa menebak bahwa hubungan mereka sepertinya tidak baik. Lihatlah, kemampuan dirinya menilai gerakan tubuh manusia, sudah sangat tidak diragukan lagi.

"rival lo?" raya tersenyum miring saat tatapan bayu menajam padanya.

Bayu ingin mengelak? Sepertinya tidak akan bisa. Karena posisi saat ini, raya tengah menyudutkan lelaki yang terobsesi dengan pencapaian hidupnya yang sempurna.

Ralat, hanya lelaki itu yang menyebut hidupnya sempurna. Raya tidak pernah menilai seseorang dengan totally sempurna. Mereka punya kekurangan, apalagi manusia semacam bayu dan dirinya, sangat banyak kekurangan yang dimiliki oleh keduanya.

"lo nggak perlu jawab juga gue udah tau." gadis itu kembali menyeletuk dengan cueknya.

Meminum segelas air putihnya dengan gerakan menatap bayu yang termenung lama di sofa lantas membuat raya tidak bisa menahan tawanya.

MUSIC OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang