"mama udah berapa kali bilang, jangan suka nyepelein soal waktu!"
Mamanya sedang marah pada raya, gadis itu hanya menunduk ketika andrea masih terus mengomelinya tanpa henti di dalam kamarnya.
Ayahnya tidak pernah melihat perdebatan keduanya. Oh, lebih tepat mamanya yang lebih dulu memulai persoalan ini. Mungkin saat ini akan menjadi perdebatan yang hebat antar ibu dan anak.
"coba kalau tadi mama nggak awasin, kayaknya kamu nggak bakal leha-leha nyantai—"
"mah, cukup! Raya capek."
Ah, lihat? Raya sudah berani menyela ucapan sang mama. Andrea mengernyitkan dahinya tanda tak suka dengan perkataan yang keluar dari mulut anaknya itu.
"apanya yang capek? Kamu hidup tinggal jalanin aja loh, ray. Mama yang nyiapin semua masa depan kamu nanti, mama yang urusin keperluan kamu soal pendidikan."
Benar apa yang dikatakan mamanya, semua yang mamanya katakan itu beberapa persen nyaris sempurna.
Tapi, apa mamanya tidak mengerti posisi raya saat ini juga? Mamanya terus menuntut raya ini dan itu tanpa melihat keadaan sang anak.
Raya juga punya kehidupan sendiri yang tidak boleh orang lain lihat bahkan menerobos masuk kedalamnya, gadis itu ingin sebuah privasi dalam hidupnya.
"Sekarang kalau soal tujuan hidup, siapa yang nentuin tujuan hidup kamu? Ya mama!"
Cukup, sudah. Ini hidup raya, orang penting sekalipun bahkan mamanya tidak berhak sama sekali mencampuri urusan hidup raya.
"Ma! Hidup ini raya loh yang jalanin, mama urus aja hidup mama sendiri. Tolong, raya juga punya waktu untuk diri raya sendiri. Raya turutin semua kemauan mama ini itu tanpa ada bantahan. Bahkan, raya sendiri pun kadang nggak ngerti sama diri raya sendiri yang terus nurutin kemauan mama. Jadi please.. raya cuman istirahat aja sebentar, kenapa mama sampai ungkit ini itu?"
Plak!
"Kurang ajar." Desis andrea, menatap nyalang anaknya yang berani membalas ucapannya.
"Kayaknya mama harus Batasin pergaulan kamu juga, biar mulut ini nggak berani bantah sampai balas ucapan mama!" Andrea menekan bibir raya dari depan hingga akhirnya mencengkeram rahang anaknya.
Raya hanya diam membisu, tidak menjawab pertanyaan apa-apa dari sang mama.
Sejak.. 7 tahun yang lalu ia mendapatkan tamparan pertamanya dari sang mama. Hingga hari ini puncaknya, andrea berani melampiaskan emosinya dengan bermain fisik kembali pada raya.
Gadis itu juga shock dengan perkataannya tadi yang keluar sendiri dari mulutnya, raya segera merutuki perkataannya yang tak pantas barusan.
Dan, Terhitung 2 kali mamanya menampar raya seperti ini.
***
"Bintang?" Raya yang hendak menutup pintu rumahnya seketika terkejut dengan kehadiran bintang.
Bintang tersenyum di balik kacamata hitamnya menatap gadis itu.
"Hai," sapanya.
"Hai juga." Balas raya seraya tersenyum tipis.
Untuk apa bintang kemari di jam yang sudah larut?
"Kamu kenapa disini?" Ia memberanikan bertanya pada bintang.
"Oh, aku sampai lupa. Tante nyuruh aku kesini 2 jam yang lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
MUSIC OF MY LIFE
Short StoryRaya tidak pernah merasa dirinya sehidup ini, rasanya semua beban yang menjadi tanggungannya terbuang begitu saja. Musik bukan hanya sekedar lagu yang di dengar dalam situasi tertentu saja. Tapi musik membangun dan membuat suasana perasaan manusia m...